Hanya Sisa Serpihan dari Sebuah Luka

75 3 0
                                    

"takut .... aku terlalu takut untuk melangkah lagi."

"aku ingin berhenti sampai di sini kak."

~Semesta Purnama Jingga~

*-*-*-*-*-*

"bodoh! aku menyakiti nya."

"berusaha ingin membahagiakan nya, namun kenyataannya tidak demikian. Karena aku adalah luka nya, bukan obat untuk nya."

~Langit Bintang Angkasa~

*-*-*-*-*-*-*

*SMA Nusa Bhakti*

Di hari yang berbeda dengan perasaan yang sama.

Gadis itu tersenyum tipis mengingat kejadian kemarin.

Satu hari yang lalu, dimana Langit menampar pipi nya.

Sebelumnya tidak ada yang pernah melakukan hal ini terhadap nya, bahkan Bagas kekasih nya.

Haha kekasih, mereka belum putus. Hanya sedang renggang.

"Bagas aja jauhin Jingga, apalagi kak Sky?" Batin Jingga.

"Apa Jingga harus mati dulu baru boleh bahagia?"

"Jingga capek."

Di tengah perasaan nya yang kacau, dirinya tidak sengaja melihat Langit tengah berjalan beriringan dengan Rea seraya bergandengan tangan. Bak sepasang kekasih yang bahagia tanpa ada masalah di antara keduanya.

Itu papa mu nak? Maafin Mama harusnya kamu bahagia. Batin Jingga.

Setelah nya harus banyak beranjak, ia akan pergi menuju toilet entah kenapa dirinya merasa ingin mual dan memuntahkan sarapan nya pagi ini.

"Huek."

Lalu dirinya pergi meninggalkan tempat itu dengan sesegera mungkin, takut banyak yang memperhatikan nya.

Dari kejauhan Langit nampak mendapati gadis itu berlari menuju toilet.

"Sayang kamu kenapa?" Tanya Rea.

Langit menaikkan sebelah alisnya.

"G-gue ada--- Ah sayang aku mau pergi ke kelas Bayu dulu ya, mau ngambil buku fisika." Ujar Langit.

"Yaudah sana, aku juga mau ke kelas duluan.kan kita beda kelas, udah di tunggu sama Yolla." Ujar Rea.


"Hati-hati ya, nanti pulang sekolah kita jalan." Ujar Langit.

Rea mengangguk pelan.

"Dahh!!" Ujar Rea seraya berjalan meninggalkan tempat itu.

"Dah sayang!!" Balas Langit seraya melambaikan tangannya.

Setelah nya dirinya nampak menghela nafasnya pelan.

Lalu dirinya lantas beranjak dari tempat itu dengan segera.

*-*-*-*-*-*


Gadis itu tersenyum tipis seraya memainkan jari jemari tangannya.

Antara LANGIT Dan SEMESTA (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang