"Gimana keadaan anak saya dok?" Tanya shani, ia akhirnya mau berbicara dan sudah lebih tenang.
"Kalian keluarga dari pasien?" Tanya dokter. Mereka berdua pun mengangguk.
"Pasien mengalami pendarahan dikepalanya, dan kemungkinan besar saudara zee akan mengalami..." ucap dokter menggantung.
"Mengalami apa dok?" Tanya shani
Dokter menghembuskan nafas panjangnya, "mengalami hilang ingatan" ucap dokter tersebut
Tangis shani pecah kembali. bagaimana tidak, mendengar kenyataan bahwa anaknya itu mengalami hilang ingatan. Hancur, hancur sekali perasaan shani saat itu. Rasanya gracio juga ingin sekali menangis saat itu, tapi dirinya harus tetap tegar dihadapan istrinya.
"Hiks...dok hiks... apakah anak saya bisa sembuh dok?" Tanya shani yang masih terisak tangis
"Untungnya, pasien hanya mengalami hilang ingatan sementara. Jadi, kemungkinan besar masih bisa sembuh" ucap dokter tersebut
Mereka berdua pun terlihat sedikit lega, tetapi tetap saja anaknya tidak akan mengingatnya dalam beberapa waktu kedepan.
"Yang sabar ya bu, pak. Kami akan membantu pasien untuk sembuh. Tetapi, kami meminta bantuan kepada kalian untuk membantu sang pasien mengembalikan ingatannya kembali" ucap dokter
"Secara perlahan, nanti juga ingatan pasien akan kembali normal" lanjutnya
"Iya dok, makasih. Kami akan membantu mengembalikan ingatan anak saya" ucap gracio
"Apa kita sudah boleh masuk dok?" Lanjutnya bertanya ke dokter tersebut.
"Untuk sekarang, pasien akan dipindahkan ke ruang inap terlebih dahulu. Baru kami akan mengizinkan kalian untuk melihatnya" ucap dokter
"Baik dok, kami akan tunggu disini" ucap gracio
******
Pagi harinya, christy dibuat bertanya-tanya sekarang. Kenapa kekasihnya belum mengabarinya dari semalam?, biasanya kalau sudah sampai rumah kekasihnya itu akan mengabari dirinya. Tapi, dirinya itu harus tetap berpikir positif. Mungkin saja kan zee ketika sudah sampai rumahnya, ia langsung tidur. Entahlah, isi pikiran christy sekarang hanya tentang zee.
Christy berangkat kuliah dengan kakaknya. sampainya disana pun, ia tidak melihat adanya motor ataupun mobil dari kekasihnya.
Christy mencoba menghubunginya lagi. "Ck, kenapa gak aktif sih HPnya dari semalem?" Decak christy
Christy pun mengikuti matkulnya sesuai jadwal hari ini, setelah selesai semuanya diikuti. Christy berniat untuk pergi kerumah kekasihnya itu, mungkin saja orangtua zee tahu keberadaan zee sekarang.
"Samperin ke rumahnya aja lah" ucap christy. Ia langsung memesan ojek online dan menunggunya.
Sampainya dirumah zee, ia disambut oleh supir zee yang kebetulan sedang menutup pagar rumah tersebut.
"Eh mbak christy, mau ngapain?" Tanya pak Ahmad, supir zee.
"Zee nya ada pak?" Tanya christy balik
"Loh, belum tau ya mbak. Kirain sudah tau tentang mas zee" ucap pak Ahmad
"Hah? Emang zee kenapa pak?" Tanya christy heran, perasaannya juga sudah tidak enak.
"Itu mbak, tadi malam mas zee kecelakaan" ucap pak Ahmad
"Hah? Pak ahmad jangan bercanda" ucap christy yang matanya mulai berkaca-kaca
"Serius mbak, sekarang juga pak gracio sama ibu shani lagi nungguin dirumah sakit" jelas pak ahmad
"Hiks...dirumah sakit mana pak?" Ucap christy panik, ia mulai mengeluarkan air matanya
"Rumah sakit pelita bangsa mbak" ucap pak ahmad
"Makasih pak, aku pergi dulu mau kesana" ucap christy, ia segera lari. Namun pak ahmad memberhentikannya
"Ayo mbak christy, sama saya aja. Saya antarkan ke rumah sakitnya" ucap pak ahmad
"Emang boleh pak?" Tanya christy menghampiri pak ahmad lagi.
"Boleh mbak. pasti kalo ada ibu juga, saya akan disuruh hal yang sama" ucap pak ahmad
"Yasudah, saya keluarin mobilnya dulu mbak. Mbak christy tunggu disini aja" lanjutnya, kemudian berjalan ke mobil yang akan ia bawa.
"Oke pak, buruan" ucap christy.
Mereka pun mulai meninggalkan area rumah tersebut untuk menuju ke rumah sakit. sampainya disana, christy langsung turun dan berlari masuk ke rumah sakit tersebut.
"Sus, atas nama zeevaro ada diruangan apa?" Tanya christy
"Bentar saya cari dulu" ucap suster, lalu mencari data pada komputernya.
"Pasien atas nama zeevaro berada di ruangan mawar no.4" lanjutnya setelah mencari data pada komputernya tersebut.
"Makasih sus" ucap christy. Ia segera berlari lagi untuk mencari ruangan yang dimaksud suster tadi.
"Mawar no.4, nah itu dia" gumam christy setelah menemukan ruangan tersebut.
Tok...Tok...Tok...
"Masuk" sebuah teriakan dari dalam ruangan tersebut.
Christy membuka pintu, didalam ruangan tersebut ada zee dan kedua orangtuanya. "Siang bunda, om" ucap christy, tak lupa juga ia mencium tangan keduanya.
"Sama siapa?" Tanya shani pada christy
"Sama pak ahmad bun, tadi pulang kuliah sempet kerumah dulu. Tapi kata pak ahmad, orang rumah lagi ada dirumah sakit semua" jelas christy
"Oh yaudah, sini duduk" ucap shani. Menyuruh christy untuk duduk dikursi yang ia tempati tadi.
"Gapapa bunda aja yang duduk aku begini aja" tolak christy, namun shani tetap memaksa christy.
"Udah nih, gapapa. Pasti kamu cape kan abis kuliah" ucap shani. Dengan pasrah christy pun duduk.
Zee sudah tersadar daritadi pagi, dirinya hanya menyimak obrolan mereka berdua saja. Ia pun bingung siapa wanita yang datang barusan, kenapa ia terlihat sangat akrab sekali dengan wanita yang katanya itu bundanya.
"Eeee...kamu siapa?" Ucap zee. Memang ia sama sekali tidak mengingat tentang apapun itu, bahkan dia juga tidak tau apakah 2 orang yang sedari tadi menunggunya adalah beneran orangtuanya?.
"Hah? Lagi sakit masih aja bercanda ya kamu" ucap christy terkekeh
"Apanya yang bercanda, aku tanya serius kamu siapa" ucap zee sedikit meninggikan suaranya
Christy heran, kenapa kekasihnya jadi begini. Biasanya tidak pernah zee membentaknya. "Aku christy, P-pacar kamu" gugup christy
"Pacar? Jangan ngaku-ngaku ya. Aku gak punya pacar, asal kamu tau!"
*
*
*
*
*
*
TBCYah...kasian toya😔
TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA 🙏🏼
TERIMAKASIH JUGA SUDAH VOTE 🙏🏼See U Next Chapter! 👋🏼
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Itu Berbeda
Teen Fiction[CHRISZEE] [COMPLETED] Cerita seorang wanita yang menjalani hidupnya hanya dengan seorang kakak dan neneknya. Tapi setelah dia bertemu dengan seorang laki-laki yang satu kampus dengannya, membuat kehidupannya jauh lebih bahagia. Meskipun Mereka berd...