"Ayah..." rengek seorang anak kecil, sembari berlari mendekat keorang yang disebutnya ayah itu.
"Kenapa dek, hm?" Jawabnya.
"Affi gak boleh pinjam mainan affa" adu bocah itu.
"Abang, adeknya pinjem mainannya ya" Ucap ayah bocah itu pada anak pertamanya.
"Gak mau" tolaknya
"Kenapa gak mau, kan abang punya satu lagi yang kaya gitu" Ucap Ayah
"Ini punya abang" ketusnya.
Iya, bocah kecil itu anak dari Zee dan Christy. Mereka adalah anak kembar, mereka diberi nama Raffa Alvaro dan Raffi Alvaro. Raffi akan selalu manja dengan Zee, sedangkan Raffa dia selalu manja kepada Bundanya, yaitu Christy. Mereka berdua berumur 3 tahun. ditahun pertama pernikahan, mereka sudah dihadiahi sepasang anak kembar yang lucu.
"Kenapa sih, udah nangis aja" Ucap Christy. ia tadi dikamarnya sedang mengganti pakaian. tapi mendengar suara rengekan anaknya, dirinya langsung terburu-buru karena penasaran.
"Ini bun, Adek mau pinjem mainan yang dipegang Abang. Tapi gak boleh sama anaknya." Jelas Zee, memberitahu kenapa anaknya bisa menangis
Christy mendekat kearah Raffa. "Abang, Adeknya pinjem sebentar ya mainannya. Kasian tuh Adeknya, Abang kan sayang katanya sama Adek" Bujuk Christy agar anaknya mau berbagi mainan.
"Tapi bun, aku kan mau mainan ini" protes Raffa.
"Kan Abang punya 2 mainan itu, mau ya?" Ucap Christy masih berusaha membujuk anaknya.
"Nih" Raffa memberikan mainan itu ke Raffi, tapi mukanya masih terlihat tidak ikhlas.
"Jangan cemberut dong, jelek tau" Goda Christy sembari menoel hidung anaknya, Raffa pun memberikan senyuman dengan terpaksa.
"Terpaksa gitu senyumnya" Ejek Zee, dan langsung mendapat pukulan dilengan oleh istrinya.
"Husstt... nanti nangis anaknya. Aku gamau tanggung jawab ya" kesal Christy pada suaminya.
"Iya deh maaf" dengan pasrah Zee meminta maaf kepada istrinya, sejujurnya ia juga takut jika anaknya sudah menangis. Karena harus dengan usaha ekstra untuk menenangkan anaknya itu.
"Udah sini duduk sama bunda" ajak Christy yang sudah duduk di sofa dan mengajak sikembar untuk duduk bersama dirinya.
"Kalian itu, harus berbagi mainan ya. Kan bunda sama ayah ajarin kalian, untuk selalu berbagi jika orang itu membuhkan sesuatu dari kita" nasehat Christy pada keduanya. Zee hanya menyimak obrolan mereka. Jujur dirinya kagum pada istrinya, ia sangat bersyukur mempunyai istri seperti Christy.
"Iya bunda" jawab mereka berdua kompak.
"Maaf bun" Ucap Raffa sambil tertunduk, dirinya merasa bersalah sudah melakukan hal seperti itu.
"No, kamu gak salah kok. Bunda bicara seperti itu, bukan cuma buat Abang doang. Tapi juga berlaku buat Adek ya." Ucap Christy menenangkan anak pertamanya. Karena Raffa mengira, Christy bicara seperti itu untuk dirinya. Mereka berdua mengangguk paham, setelah bundanya bicara seperti itu.
******
"Abang kenapa, kok bisa berantem sama temennya?" Tanya Christy panik. Namun anaknya itu hanya diam, ia enggan menjawab pertanyaan dari bundanya.
"Ini adek juga kenapa nangis?" Tanya Christy pada Raffi. Namun anak itu tidak menjawab, ia masih menangis terisak.
Christy diminta untuk datang ke sekolah, saat dirinya tengah asik menonton tv. Ia mendapat telfon dari pihak sekolah, bahwa anaknya terlibat perkelahian. Dengan keadaan panik, christy langsung berganti pakaian dan langsung menuju ke sekolah anaknya diantar oleh supir pribadi keluarganya.
"Yaudah kalo gak mau cerita disini, kamu cerita nanti dirumah ya" Ucap Christy dengan lembut pada Raffa.
"Sekarang, Abang sama Adek ambil tas dulu dikelas. Baru kita pulang" pintahnya, sikembar pun langsung bergegas mengambil tasnya masing-masing yang berada dikelas.
Sampainya dirumah, Christy meminta anaknya untuk bersih-bersih terlebih dahulu, ia tidak mau membuat pressure pada anaknya.
"Abang sama Adek, ganti baju dulu ya dikamar. Nanti bunda tungguin disini" Ucapnya. Sikembar pun langsung berjalan menuju kamarnya. Kamar mereka masih disatukan, Christy juga Zee memilih seperti itu. Agar masing-masing dari mereka bisa lebih dekat satu sama lain.
"Mau cerita sama bunda dulu, apa mau makan dulu?" Tanya Christy pada keduanya. Sebenarnya Christy sudah tau masalah anaknya tersebut, hanya saja dia ingin mendengarkan versi cerita dari para anaknya.
"Celita" Ucap Raffa dengan sangat pelan, namun Christy masih bisa mendengar apa yang diucapkan oleh anaknya tersebut.
"Mau cerita dulu, sok siapa yang mau cerita?" Ucap Christy, dirinya sebisa mungkin tidak terlalu memberikan pressure terhadap anaknya.
"Jadi gini bun, Affi tadi diejek sama sama meleka. Meleka juga mau pukul Affi, telus Affa liat itu. Affa sampelin Affi, telus Affa pukul dia" Jelas Raffa yang semakin mengecilkan suaranya diakhir ucapannya.
"Maaf bun" lanjutnya sembari tertunduk. Ia takut saat itu, pasti bundanya akan memarahinya.
"Bunda maafin, tapi lain kali jangan kaya gitu ya. Itu perbuatan yang tidak baik." Ucap Christy sembari menangkup kedua pipi Raffa agar melihatnya.
"Tapi bun, kan dia udah jahatin Affi" ucapnya.
"Iya, bunda bangga sama Abang karena udah jagain Adek. Tapi cara Abang salah, Abang seharusnya jangan pukul anak itu." Ucap Christy menasehati anaknya.
"Udah ya jangan merasa bersalah. Cuma, bunda tidak membenarkan perbuatan Abang." Ucap Christy. Karena suasana semakin menegang, dan dirinya juga tidak mau anaknya sedih. Ia akhirnya mengajak keduanya untuk makan terlebih dahulu.
"Makan yuk, udah laper kan?" Ajak Christy, mereka berdua pun mengangguk.
"Suapin, bunda" rengek Raffi.
"Ayo sini, bunda suapin kalian makan" Ucap Christy sembari berjalan kearah meja makan.
"Yeeaayyyy...." Teriak keduanya senang.
Raffa itu orangnya dingin, ia tidak mau terlalu menunjukkan kasih sayangnya pada kembarannya itu. Tapi sebenarnya, dia itu sangat-sangat sayang pada Raffi. Hanya saja mungkin karena sesama laki-laki, jadi tingkat kegengsiannya sangat tinggi. Berbeda dengan Raffi. dia orang yang bawel, tetapi juga dia cengeng. Kadang Raffa yang menjadi kembarannya aja kesal dengan Sifat cengeng Raffi
*
*
*
*
*
*
Tiba" aja pengen bikin bonus part, hehe...
Aneh sekali saya ini:)Hope you enjoy this part! Bye 👋🏼
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Itu Berbeda
Teen Fiction[CHRISZEE] [COMPLETED] Cerita seorang wanita yang menjalani hidupnya hanya dengan seorang kakak dan neneknya. Tapi setelah dia bertemu dengan seorang laki-laki yang satu kampus dengannya, membuat kehidupannya jauh lebih bahagia. Meskipun Mereka berd...