Seorang diri di dalam kamarnya, Minjeong beberapa kali memetik senar gitar pelan. Dia berani memegang gitar karena ibunya sedang pergi ke rumah neneknya yang tiba-tiba saja jatuh sakit.
Bukunya berserakan di atas meja, masih belum dia bereskan setelah belajar sejak pukul 6 sore tadi. Pada dasarnya memang Minjeong belum ingin membereskannya, takut ibunya tiba-tiba pulang. Bisa-bisa dia kena marah lagi kalau tidak buru-buru kembali menekuri buku.
Diliriknya jam dinding yang sudah bergerak menuju angka 7. Hari sudah makin malam. Sepertinya satu atau dua jam lagi ibunya baru akan pulang.
Jari-jarinya memetik senar gitar dengan pelan. Bibirnya menyanyikan lagu yang secara acak keluar dari pikirannya. Lagu milik Taylor Swift yang berjudul Everything has Changed.
Selagi menyanyi sambil menggerak-gerakkan jarinya untuk mencari nada, Minjeong tersenyum tanpa sadar.
And all I've seen
Since eighteen hours ago
Is green eyes and freckless and your smile
In the back of my mind making me feel likeI just wanna know you better, know you better, know you better now
Lagu ini sepertinya lagu cinta. Biasanya Minjeong hanya bernyanyi untuk menghilangkan penat di kepalanya. Tidak pernah sekalipun dia berpikir akan terbawa perasaan oleh sebuah lagu. Apalagi dia sendiri belum pernah tahu bagaimana rasanya jatuh cinta.
Tapi kali ini berbeda. Sembari bernyanyi, Minjeong terus-menerus tersenyum, dan wajah Jaemin adalah yang pertama kali dia lihat di dalam benaknya.
Minjeong teringat pertemuan pertama mereka. Baiknya Jaemin yang mau membelikannya buku. Jaemin yang menemaninya di pantai, dan juga...
...saat Jaemin meminta izin untuk menyayanginya.
Semuanya masih terasa asing bagi Minjeong, tapi di saat yang sama juga menyenangkan.
Sedetik kemudian, Minjeong tersentak dari lamunannya sendiri. Dia menghentikan petikan gitarnya. Bibirnya pun berhenti mendendangkan lagu khas orang sedang kasmaran. Minjeong benar-benar terkejut.
"Apa yang kulakukan barusan?" Minjeong bergumam seorang diri.
Sibuk beradu dengan pikirannya sendiri, dan jantungnya yang tiba-tiba berdegup tidak karuan, ponsel Minjeong justru berdering singkat. Ada sebuah pesan masuk.
[Jaemin] : Minjeong, sudah tidur?
Dari sekian banyak orang yang bisa menghubunginya, mengapa yang mengirim pesan pada Minjeong adalah orang yang baru saja dia pikirkan?
Untuk sesaat, Minjeong ketakutan tanpa alasan. Apakah Jaemin punya kekuatan untuk membaca pikiran Minjeong? Mungkinkah laki-laki itu tahu jika Minjeong sedang memikirkannya?
[Minjeong] : Belum, kak. Kenapa?
Beberapa detik berlalu, tetapi belum ada balasan. Minjeong sampai penasaran. Dia memutuskan untuk memindahkan gitarnya dan membuka tirai jendela, ingin mencari keberadaan Jaemin di toko buku. Tapi tidak ada tanda-tanda Jaemin di sana, hanya ada kak Renjun saja.
Beberapa saat kemudian, ponsel Minjeong berdering singkat lagi.
[Jaemin] : Bisa turun sebentar? Aku sedang ada di minimarket ibumu.
Minjeong bisa merasakan jantungnya menggila lagi. Tapi tanpa buang waktu, dia bergegas turun untuk menemui Jaemin. Pikiran acaknya saat menyanyi tadi terlupakan begitu saja.
Turun tergesa dari kamar, Minjeong segera berlari keluar. Minimarket ibunya hanya berdiri tepat di samping kiri rumah, jadi dia bisa dengan cepat sampai di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melt My Cold Heart • Jaemin x Winter ✅
Fanfiction[Complete] Your dazzling smile melts the cold heart of mine. Jaeminjeong fanfiction (Hanya cerita random) [Vote dan Comment sangat berarti untuk penulis] Storyline©starsinbottle, 2022 Started : 12 September 2022 Finished : 12 October 2022