Yeri adalah satu-satunya penghuni Melody Bookstore yang masih bertahan di kota itu, kota tempatnya kuliah. Alasannya adalah karena dia ingin mulai ikut mengelola cabang resto sushi milik orang tuanya yang ada di sana.
Selain itu, kak Mark saja menetap di sini. Jadi untuk apa Yeri pergi? Apalagi pergi ke ibukota seperti teman-temannya yang lain. Belahan jiwanya saja selalu ada untuknya tiap hari.
Hari sudah hampir petang, harusnya pelanggan di resto sushi semakin membludak. Tapi kak Mark sudah menjemputnya di depan sana.
Kak Mark tidak selalu mengganggunya, kok. Laki-laki itu tahu jika jam operasional resto sushi milik keluarga Yeri bisa sampai malam. Jadi, kadang kala laki-laki itu pulang lebih dulu, atau justru menunggu Yeri selesai bekerja sekaligus makan malam di resto.
Tapi khusus hari ini Yeri sudah berjanji akan pulang cepat, karena mereka berdua akan ke ibukota untuk bertemu teman-teman yang lain.
"Hai, kak." Yeri membuka pintu mobil dengan sumringah.
"Hai, sayang. Sudah selesai bekerja?"
Yeri mengangguk semangat. Dia duduk di samping kursi pengemudi. "Kenapa bukan mereka yang ke sini ya, kak? Tidakkah mereka merindukan kota ini?"
Mark terkekeh pelan. "Jumlah mereka lebih banyak di sana. Kita harus mengalah sesekali."
Yeri hanya mengangguki perkataan kak Mark. Sebenarnya menyenangkan bisa cuti sebentar dari pekerjaannya di resto, tapi perjalanan ke ibukota tentu saja tidak sebentar. Apakah kak Mark baik-baik saja menyetir sejauh itu?
"Jangan khawatir. Lain kali akan kubuat mereka datang ke sini."
Yeri mengerutkan dahi. "Benarkah? Kapan?"
"Saat kita menikah nanti mungkin." Balas Mark dengan santainya tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan.
Yeri sampai kesulitan berkata-kata karena tersipu mendengar ucapan kak Mark. Ternyata kak Mark sudah memikirkan pernikahan secepat ini.
"Oh, ya, Yeri. Bagaimana perkembangan novel keduamu?"
Yeri menatap pacarnya lagi. "Baru ditulis setengahnya. Tapi pembacaku sudah sering menanyakan kapan aku akan menerbitkan sequel dari novel yang pertama."
Mark melirik sekilas ke arah Yeri di sampingnya. "Wah, sudah terkenal ya sekarang. Aku harus siap-siap minta tanda tanganmu sebelum harganya mahal."
Yeri tertawa pelan mendengarnya. "Apa sih, kak? Aku kan bukan artis."
Keduanya sibuk tertawa bersama, beriringan dengan mobil yang sudah hampir sampai ke rumah Yeri.
Tetapi Yeri tiba-tiba saja mendengar ponselnya berdering singkat, rupanya ada pesan masuk dari Minjeong. Alisnya terangkat naik saat membaca pesan itu.
"Kak Mark, Minjeong bilang dia dan Jaemin sudah kembali lagi."
Mark ikut terkejut begitu mengetahuinya. "Benarkah? Wah, akhirnya."
"Aku ikut senang mendengarnya, walaupun sebenarnya tidak terkejut juga. Aku yakin cepat atau lambat mereka memang akan bersatu lagi, karena mereka sudah ditakdirkan untuk bersama."
Mark mengangguk pelan. "Ya, aku setuju denganmu."
Laju mobil memelan, dan setelahnya berhenti. Mark sudah sampai di depan rumah Yeri.
"Nah, sudah sampai. Istirahat yang cukup, ya. Jangan sampai sakit. Ingat besok kita harus melewati perjalanan panjang."
Yeri membuka pintu mobil sembari tersenyum lebar. "Siap, kapten."
KAMU SEDANG MEMBACA
Melt My Cold Heart • Jaemin x Winter ✅
Fanfiction[Complete] Your dazzling smile melts the cold heart of mine. Jaeminjeong fanfiction (Hanya cerita random) [Vote dan Comment sangat berarti untuk penulis] Storyline©starsinbottle, 2022 Started : 12 September 2022 Finished : 12 October 2022