♪ Twins Birthday ♪

5.4K 465 20
                                    

Repot.

Satu kata yang bisa menggambarkan bagaimana keadaan serta suasana yang tengah terjadi saat ini di rumah keluarga Jung.

Banyak orang, entah dari pekerja di rumah itu atau orang-orang luar yang mengangkut berbagai macam barang beserta perintilannya. Sedangkan si kembar yaitu Jung Jeno dan Jung Sungchan tampak sibuk mengotak-atik benda pipih yang berada ditangan Sungchan. Mereka berdua sibuk memperhatikan layar yang kini menampilkan berbagai macam jenis kue ulangtahun.

"Yang ini aja, nih. Bagus," cetus Jeno menunjuk sebuah gambar kue ulangtahun berwarna hitam.

Memperhatikan kue pilihan sang kembaran dengan cukup lama, "Jelek, oy. Mending yang ini banget," ujar Sungchan juga ikut menunjuk kue pilihannya berwarna biru langit.

Perdebatan yang entah sudah ke berapa kalinya pun kembali terjadi. Perdebatan yang sepele hanya masalah kue ulangtahun. Keduanya memang memiliki sedikit perbedaan selera tetapi banyak juga yang mereka sukai selalu sama.

"Gimana? Udah selesai pilih kue yang mau kalian beli?" Taeyong datang menghampiri sang anak kembarnya setelah beberapa saat tadi membantu menata dan mempersiapkan untuk acara spesial ulangtahun Jeno dan Sungchan yang akan segera dilaksanakan.

"Menurut Bubu kalau kuenya itu warna hitam gimana? Bagus 'kan, ya?" Jeno segera meminta pendapat kepada Taeyong.

Mengernyitkan kening tanda bahwa Taeyong merasa aneh dengan usul sang anak, tunggu. Bagaimana bisa tema acara ulangtahun si kembar adalah tema biru langit dengan ornamen juga dekorasinya yang berwarna biru, bagaimana akan cocok jika kue ulangtahun mereka berbeda warna sendiri yaitu, hitam.

"Nggak bagus kalau kuenya warna itu." Taeyong mulai mencoba sarannya. Duduk disamping Jeno, Taeyong pun kembali berucap, "Kalian udah sepakat kalau tema ulangtahun kalian kali ini warna biru. Iya, 'kan?"

Jeno dan Sungchan mengangguk bersamaan. Kedua mata mereka saling menatap fokus ke arah Taeyong, sang Bubu.

"Gimana kalau kuenya juga warna itu?"

"Bakalan monoton banget keliatannya, Bu." Jeno menolak. Bayangkan saja, tema dan dekorasi untuk acaranya adalah serba warna biru, masa' iya, kuenya juga warna yang sama. Apa tidak aneh dilihat tamu dan teman-teman yang mereka undang?

🧸

"Lho, kakak nggak siap-siap? Kok masih pakai seragam?" Jeno bertanya melihat Mark yang nampaknya baru pulang sekolah.

Menatap wajah sang adik dengan tatapan menahan kesal, apakah Jeno tidak tahu jika dirinya baru saja pulang?

"Nggak lihat kakak baru pulang sekolah?" Mark balik bertanya dengan ketus. Maaf saja jika dirasa perkataan Mark kurang enak untuk didengar karena demi apapun ia juga lelah.

"Tapi, kakak bisa ikut acara ulangtahun adek, 'kan?"

Tak dapat dipungkiri Jeno begitu berharap sang kakak akan mengiyakan pertanyaannya bahkan sangat berharap.

"Nggak tahu, kakak capek, Jen. Pengen cepat istirahat." Jeno kecewa dalam hatinya mendengar hal itu. Tapi, ia cukup tahu bahwa kakaknya ini mungkin benar-benar lelah mengingat kegiatannya semakin padat karena sudah duduk di kelas akhir sekolah menengah atas.

Mengangguk paham, ya, hanya itu yang bisa Jeno lakukan.

"Ya udah, adek ke halaman belakang dulu, ya. Acaranya bentar lagi mulai." Mark mengangguk. Selepas kepergian sang adik dari hadapannya, diam-diam Mark tersenyum lebar. Prank-nya berhasil.

(✔) KAK MARK!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang