♪ Perubahan ♪

5.5K 511 18
                                    

Mark lebih banyak diam.

Ya, itulah yang Jaehyun rasakan sejak beberapa menit lamanya ia memperhatikan gerak-gerik sang anak sulung.

Mulai dari hal kecil, Mark yang tidak menanggapi setiap obrolan dari kedua adiknya serta pertanyaan yang Taeyong layangkan padanya. Pertanyaannya saat ini adalah, apakah Mark marah?

Sebagai seorang suami merangkap sebagai kepala rumah tangga dan seorang ayah, Jaehyun diharuskan untuk peka terhadap hal atau kejadian apa yang terjadi terutama mengusik ketenangan rumah tangganya.

Sama halnya dengan Taeyong, tugas dan tanggungjawab Jaehyun pun berat.

"Nggak mau tambah makannya, kak?" Taeyong kembali bertanya.

"Udah kenyang," cetus Mark.

Dapat Jaehyun simpulkan dari percakapan singkat antara si anak sulung dengan sang istri, Mark memang sedang tidak dalam kondisi baik.

Jika biasanya makan siang di rumah akan menjadi hal paling menyenangkan dan sangat ditunggu oleh Jaehyun karena bisa berbincang, bersenda gurau bersama keluarga kecilnya, sejenak melupakan rasa lelah akibat mengurus banyak berkas pekerjaan yang harus Jaehyun selesaikan. Kini, semua perasaan senang dan bahagia itu berbanding terbalik.

"Kakak mau langsung pergi? Sungchan bareng, ya." Si kembar berucap ketika melihat Mark berdiri dari tempat duduknya dan mengambil jaket yang ia letakkan dibelakang tubuhnya.

"Motor kamu kenapa emangnya?" tanya Mark. Pasalnya yang ia ingat, kendaraan beroda dua milik adiknya ini dalam kondisi baik. Mengapa Sungchan ingin berangkat bersamanya?

"Malas bawanya, kak."

"Nggak dibawa tapi dikendarai," cetus Mark terdengar sangat ketus sekali. Persis seperti orang yang sedang kesal dan menahan marah. Ya, seperti itu nada bicara sang kakak.

"Kakak lagi buru-buru mungkin, dek. Kamu berangkat bareng Daddy aja nanti kalau nggak mau bawa motor." Paham akan situasi dan Jaehyun tidak ingin kembali terjadi cekcok antar anak-anaknya, Jaehyun pun menengahi.

"Iya, tuh. Lagian paling cuma ekskul doang. Berangkat agak telat juga nggak apa. Bisa bareng sama gue juga nanti berangkatnya, oy," timpal Jeno.

Sedangkan Taeyong yang juga berada di sana, hanya terdiam melihat. Dalam diam, ia sadar mungkin perubahan sikap Mark kali ini karena ulahnya kemarin.

🧸

"Nanti biar aku ajak Mark ngobrol, jangan terlalu dipikirin. Sakit nanti kamunya," tutur Jaehyun kepada Taeyong.

Suami - istri itu kini tengah berada di dalam kamar mereka. Setelah ketiga anaknya pergi untuk melanjutkan kegiatan masing-masing, Jaehyun memutuskan untuk melanjutkan pekerjaannya di rumah. Ia juga tidak tega membiarkan Taeyong sendirian apalagi melihat ekspresi wajahnya yang terus saja murung. Perlu kalian ingat, Jaehyun sangat tidak menyukai jika Taeyong sudah seperti itu.

Mendongakkan kepalanya karena sedari tadi Taeyong membenamkan wajahnya pada dada bidang sang suami, tak tahan melihat bibir tipis itu terus saja terlihat sedih. Jaehyun pun mendaratkan beberapa kecupannya di sana.

Adegan romantis kembali terulang, seburuk dan sejelek apapun suasana hati Taeyong memang obatnya ada pada Jaehyun selain anak-anak.

"Kamu itu makin lucu kalau lagi cemberut gini." Membawa tubuh mungil Taeyong untuk semakin mendekat agar ia bisa memeluknya erat.

(✔) KAK MARK!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang