♪ Maaf ♪

13.9K 1K 49
                                    

"Hiks, hiks..."

Duduk terdiam pada sebuah kursi yang berada di ruang tamu sembari menangis tersedu-sedu. Napas yang sudah tersengal-sengal bahkan kedua matanya yang sudah sembab akibat menangis secara terus-menerus dan tidak berhenti dalam rentang waktu yang cukup lama.

"Bubu, kakak mau mam."

"Bentar, ya, kakak bisa 'kan makan sendiri?"

"Mark mau di suapin sama Bubu."

"Tapi, Bubu lagi ngurus adek, sayang. Minta ambilin sama Mbak Ara mam-nya, kakak mam sendiri, ya."

Mark menggeleng keras, "Mau di suapin Bubu," rengeknya.

"Ya udah, sabar sebentar biar Jeno sama Sungchan tidur dulu, baru Bubu suapin kakak mam."

Ucapan Taeyong nampaknya tidak di indahkan oleh sang kakak yang saat itu justru semakin merengek meminta Taeyong supaya bergerak cepat dan segera menyuapinya makan karena Mark sudah sangat lapar. Sang kakak bahkan tidak peduli juga tidak mempedulikan kedua adik kembarnya yang mulai terganggu dengan Mark yang sudah berteriak-teriak sembari terus merengek sehingga membuat Jeno yang sudah tertidur pulas pada ranjang mulai terbangun kembali.

Dan, di sinilah kesabaran Taeyong sudah terkuras habis, amarah yang berusaha ia redam akhirnya keluar hingga berujung dengan Mark yang menjadi sasaran amarahnya karena telah membangunkan sekaligus membuat rewel kedua adik kembarnya.

"KAKAK 'KAN UDAH BESAR, BISA MAKAN SENDIRI! NGGAK USAH APA-APA MINTA TOLONG SAMA BUBU! LIHAT SEKARANG! ADEK JADI BANGUN, 'KAN?!"

Yang lebih membuat Mark sakit sekaligus takut adalah perkataan Taeyong yang selanjutnya, ia berkata, "GARA-GARA MARK MAIN DAN BAWA KUCING LIAR ITU MASUK KE RUMAH, JENO SAMA SUNGCHAN JADI SAKIT! NGERTI'IN BUBU BISA, KAN?! BUBU CAPEK, MARK!"

Dengan air mata yang sudah mengalir deras membasahi pipinya, Mark langsung berlari keluar kamar Taeyong dan berakhir dengan bocah berusia enam tahun itu duduk di ruang tamu hingga berjam-jam.

"Hiks, hiks..."

Suara tangisan tersebut mengalihkan perhatian Jaehyun yang baru saja masuk ke dalam rumahnya dengan memandangi layar ponsel yang sedang memperlihatkan pesan dari adik kandungnya, Eunwoo.

"Selamat datang, tuan," sapa seorang maid yang menyambut kedatangan Jaehyun.

Jaehyun menganggukkan kepalanya, segera memasukkan kembali ponsel mahalnya di dalam saku, "Suara nangis itu dari siapa?" tanyanya kemudian.

Dengan sedikit rasa takut dan khawatir, maid tersebut memberitahukan kepada sang majikan siapa yang menangis sesenggukan, sang maid juga menjelaskan kepada Jaehyun akibat suara tangisan itu tidak berhenti-henti tetapi justru semakin menjadi-jadi.

"Tolong bawa tas saya ke kamar." Jaehyun memberikan tas kantornya ke arah sang maid. "Bawa jas saya juga, makasih," lanjutnya yang kemudian melepas jas kerja yang ia kenakan menyisakan kemeja putih dan dasi merah marun yang terpasang pada lehernya.

Sedikit tergesa-gesa, Jaehyun segera menghampiri tempat sang anak sulung berada saat ini dan benar saja, sosok pertama yang ia lihat dan ia jumpai adalah sang anak sulung Mark yang saat ini tengah duduk meringkuk memeluk lutut sembari terus menangis.

"Sayang, kakak kenapa nangis?" Pertanyaan itu ia lontarkan kepada Mark dengan nada begitu lembut.

Tidak ada tanggapan apapun dari Mark membuat Jaehyun harus mengangkat tubuh sang anak dan betapa terkejutnya ia saat menjumpai keadaan Mark yang begitu kacau, wajah yang basah, hidung juga kedua pipi yang memerah dan jangan lupakan kedua matanya yang sembab parah.

(✔) KAK MARK!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang