Who's that man?

117 8 0
                                    

Savva P.O.V.

Hari sudah malam namun pikiranku belum juga tenang. Aku masih memikirkan lelaki yang membayar bill ku tadi siang. Siapa dia? Bagaimana dia tau namaku, aku juga belum pernah sekalipun melihatnya di campus. Sepertinya dia bukan mahasiswa campusku, emm... Cukup tampan sih, tapi sikapnya agak dingin, kalau begini bagamana aku bisa bertemu dengannya untuk melunasi hutangku. Dia memang tak ingin aku mengganti uangnya tapi tetap saja bagiku aku harus tetap menggantinya karena itu hutang. Oh, harusnya aku tak ceroboh tadi pagi hingga dompetku tak perlu tertinggal.

Bagaimana dia bisa tahu namaku?
Siapa dia?
Darimana dia tau namaku?
Apakah dia tau aku?
Apaka--h

Tok....!! Tok....!! Tok....!!

Astaghfirullah, ada yang mengetuk pintu kamarku, mengagetkan saja.

"Ya sebentar!. Oh, ada apa kak?"

"Brieta mencarimu."

"Baiklah, dimana dia?"

"Ruang tamu depan, cepat temui jangan membuat temanmu menunggu terlalu lama."

"Iya kakak cantik, 5 menit lagi aku turun."

Aku merapikan rambutku dihadapan cermin lalu bergegas menuju ruang tamu. Brieta sahabat baikku di campus, dia sangat baik dan periang.

"Hai Briet, sudah lama kau menunggu?"

"Hmmm lama sekali, menunggu tuan putri berdandan hingga turun." Brieta memutar bola matanya meledekku.

"Hahaha kau ini. Ada apa Briet, kau mampir tanpa menghubungiku dulu?"

"Ya Sav, aku hanya main saja dan sekaligus ingin meminta bantuanmu kau mau?"

"Tentu saja, apa yang bisa kubantu?"

"Aku ingin kau menemaniku menemui Daniel malam ini, kumohon temani aku Savva ini kali pertamaku berkencan dengan pria, aku sungguh nervous.."

Brieta ingin aku menemaninya berkencan? Oh tuhan yang benar saja, akan jadi apa aku nanti. Memang sahabatku yang satu ini sangat pemalu dengan pria, selama 9tahun aku bersahabat dengannya belum pernah sekalipun aku melihatnya menggandeng kekasih.

"Ya tuhan, Brieta! Kau mau aku menemanimu berkencan? Akan bagaimana aku nanti? Apa yang akan aku lakukan diantara kau dan pacarmu? Kau ini ada ada saja.."

"Ayolah Savva please, bukan pacar hanya teman dekat, nanti akan ku kenalkan kau dengan Daniel, come on pretty accompany me please.. Im so nervous.."

"Huffh.. Baiklah kalau begitu, malam ini juga?"

Brieta mengangguk. Melihat tampang memelasnya lucu juga, anak ini baik dan periang tapi super pemalu jika berurusan dengan lawan jenis. Kali ini mendengarnya kencan sedikit shock, tapi setidaknya ini kemajuan untuknya. What? Kemajuan? Lalu bagaimana dengan diriku sendiri? Sampai detik ini usiaku menginjak 20tahun aku belum pernah berpacaran sekalipun.

Namun setidaknya aku tak lebih parah dari Brieta yang selalu keringat dingin dan nervous jika bertemu pria.

Mobil merah Brieta berjalan menuju restaurant seafood. Kami berangkat pukul 07.10 p.m. ba'da Isya untuk menemui Daniel. Entahlah sahabatku ini begitu tak tenang menyetir seperti menahan rasa senang dan nervous bercampur aduk, hahaha aku rasa aku mengerti yang dirasakannya.

Jalan dari rumahku cukup menurun, jika pagi hari aku lebih suka pulang pergi menaiki sepeda dibanding mobil, pemandangan pinus dan hamparan hijau dataran tinggi amat sangat mempesona dan anginnya sejuk, tapi jika malam hari seperti ini sangat dingin dan gelap, bintang dan bulan hanya muncul saat cuaca baik. Ide bagus Brieta menjemputku dengan mobil.

MIRACLE OF MIDNIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang