Author P.O.V.
Angin pagi yang segar menyibakan rambut coklat milik Savva. Dengan berbalut piyama terusan berwarna putih Savva tetap terlihat cantik walaupun baru saja beranjak bangun dari tempat tidurnya.
Dari balcon kamarnya Savva menikmati pemandangan pagi yang begitu mempesona. Danau dan air terjun yang indah amat memanjakan mata yang melihatnya. Savva berniat kesana pagi itu juga. Dia ingin berendam merasakan sejuk jernihnya air didanau karena sudah lama jua dia tak bermain air dan berendam disana.
Savva P.O.V.
Pagi ini mommy akan pergi ke supermarket untuk belanja bulanan, untunglah aku libur kuliah, siapa tau mom akan mengajakku menemaninya berbelanja.
"Mom, mommy akan ke supermarket bukan? Boleh aku ikut?" tanyaku pada mom saat dikamarnya.
"Tidak Savva, kau jaga rumah saja dengan Lussy ya? Mom akan belanja dengan tante Helen saja, lagipula mom juga sekaligus menemani tante Helen memilih gaun pengantin untuk Milley."
Hmm sudah kuduga, pasti kali ini aku tak dapat jatah shopping jika tak ikut mom belanja. Apalagi mom akan pergi dengan tante Helen, tante Helen sangat hobby berbelanja, aku pernah satu kali menemaninya belanja parfum dan itu menghabiskan waktu 4 jam hanya untuk memilih satu aroma parfum saja. Melelahkan.
Tante Helen adalah adik mom ku satu-satunya. Dan kini anak tante Helen, Milley, akan menikah. Milley adik sepupuku tapi usianya lebih tua 7 tahun dariku dan 1 tahun lebih muda dari kak Lussy, tak terasa dia akan menikah padahal dulu kami bertiga (aku, Milley dan kak Lussy) sering bermain bersama didanau air terjun dekat rumahku.
"Hhhh...ok mom. Aku akan jaga rumah. Jadi Milley akan menikah? Mengapa aku tak tau?"
"Helen tantemu baru semalam menelfon mom meminta mom menemaninya ke perancang gaun pengantin, mom juga baru tau Milley akan menikah, baru persiapan saja sayang hari-H nya masih 2 minggu lagi, tenang saja kau masih punya waktu panjang untuk berdandan." kekeh mom meledekku.
"Hmm mom ini, baiklah mom jangan pergi terlalu lama ya? Mom tak mau bukan putrimu yang cantik ini menahan rindu ditinggal mom-nya pergi?" manjaku dengan puppy eyes.
"Hmm putri mom yang satu ini selalu bisa saja membuat hati mom berbunga-bunga, baiklah sayang mom takkan lama, sarapan sudah mom siapkan. Dan untuk makan siang kau pasti takkan manja bukan? Kau bisa masak bersama kakakmu ya sweetheart."
"Ok mommy, semuanya beres hehe."
"Anak pintar, baiklah mom pergi dulu sayang, tante Helen sudah menjemput mom didepan.."
"Sepagi ini? Mengapa tante Helen tak masuk saja dulu?"
"Tantemu buru-buru sayang mungkin akan mampir nanti, mom berangkat sayang, kau cepat ke ruang makan dan temani kakakmu sarapan dan jangan lupa Shalat." ucap mom seraya mengecup keningku.
"Iya mommy, hati-hati mom. Love you"
"Love you too, baby."
_SKIP_
Aku menghampiri kak Lussy yang sedang menyantap sandwich dan milkteanya di ruang makan. Aku ikut duduk namun tak selera untuk sarapan. Padahal hanya mommy yang pergi meninggalkan rumah tapi rasa bosannya seakan menekan perutku hingga aku tak selera untuk sarapan. Bosan. Sepi.
Aku melipat tanganku dan menidurkan kepalaku diatas meja makan.
"Savva kau kenapa? Ayo sarapan princess jangan malas.." kak Lussy selalu memanggilku princess jika sedang membujukku.
"Aku tak selera sarapan kak, this is a lazy day, my day.."
"Memang kenapa? Kau ingin ku masakkan sesuatu yang lain?"
"Tidak kak, aku hanya malas sekali hari ini rasanya.. Aku ingin keluar mencari sensasi yang dapat menghilangkan kejenuhanku."
"Hmm jadi kau ingin pergi juga dan meninggalkanku sendiri dirumah?"
"Hehe tentu tidak kakakku yang cantik, aku juga ingin mengajakmu.."
"Oya, lalu kemana?"
"Ke danau air terjun saja kak?! Pasti segar jika berendam dan bermain air disana. Ayo kak!"
"Sepagi ini? Bahkan sekarang baru jam 8 Savva, apa tak terlalu dingin? Lagipula seperti anak kecil saja."
"Jadi kakak tak mau? Ayolah kak, pasti menyenangkan.." bujukku yang membuat dahi kak Lussy berkerut.
"Baiklah, tapi kau sarapan dulu?!"
"Emmm aku akan sarapan sepulang kita dari danau nanti kak..hehe"
"Huh kau ini! Janji??"
"Iya kakakku sayang, yasudah ayo?!"
"Ayo.."
Aku dan kak Savva memijak bebatuan dasar danau yang dangkal. Piyama tidur yang kami kenakan sengaja kami basahkan.
Subhanallah, sejak dulu setiap aku berendam disini kuselalu merasakan kekaguman yang amat sangat, kesejukan airnya sungguh menyegarkan tubuh dan pikiran seakan membawa aura positif yang menenangkan.
Aku dan kak Lussy saling menyipratkan percikan air yang jernih ini seraya tertawa lepas. Sungguh menyenangkan sekali.Tiba-tiba aku teringat seorang peri tak bersayap. Ya, salah seorang peri wanita yang kulihat dalam mimpi ada satu yang tak bersayap dan dia menghilang dengan menyelam ke dasar danau.
Ya aku melihatnya dimimpiku, walaupun Zayn mengatakan itu nyata, bagiku masih saja seperti mimpi.Aku melihat ke arah sekeliling danau, air terjun, rerumputan hijau, bunga-bunga, hingga pepohonan pinus, aku mencari-cari sosok peri-peri itu seperti dalam khayalku saja.
"Hei! Savva apa kau melamun?" kak Lussy membuyarkan imajinasiku.
"Oh, tidak kak aku hanya melihat sekeliling saja.. Oh ya, airnya sejuk sekali bukan?"
"Iya Savva, sejuk sekali, aku rasa pagi ini aku tak perlu mandi lagi, haha."
"Haha, kau benar kak. Aku juga tak akan mandi lagi.."
Tak terasa kami bergurau hingga tengah hari. Matahari sudah mulai terik dan kami harus kembali ke rumah.
Zayn P.O.V.
Kulihat Savva sangat ceria pagi ini. Dia berendam dan bermain air di danau dengan wanita yang terlihat lebih dewasa darinya, aku rasa wanita itu kakaknya.
Tapi sempat kulihat Savva menatapi sekeliling danau seperti mencari dan memikirkan sesuatu. Apa dia telah ingat kembali bahwa pada malam itu dia tak bermimpi? Aku yakin dia penasaran dan mencari Aquille, nimfa danau itu. Karena Savva merasa dia pernah melihatnya.
Mengamati Savva dari balik pohon cukup membuatku takut. Savva bisa saja melihatku dan curiga aku selalu membuntutinya. Karena kini wujudku sedang menjadi manusia, aku tak bisa terbang apalagi menghilang.
Selama ini aku bersembunyi digelas kaca dikamarnya. Selama dia tak tau, aku aman mengikutinya.
_SKIP_
NB*) NIMFA adalah salah satu jenis makhluk legendaris yang berwujud wanita dan diasosiasikan dengan lokasi atau tempat tertentu. Mereka diidentikkan dengan peri, atau bidadari yang tinggal di alam bebas.
Lagi stuck, ide mana ide, criiinggg!!!
Yang keluar bukannya boklam malah ember anti pecah Hahahaha.. X_XTau kok ini gaje...
Semoga "like" yaaa