BAB 1

160 9 0
                                    

"Aah.." terdengar erangan halus yang dilebih-lebihkan memenuhi ruangan. William bergerak naik-turun sambil berpose menggoda. Pria paruh baya buncit yang menjadi lawan mainnya terlihat memejamkan mata keenakan.

Jangan buka matamu, jangan lihat aku.

William berharap semua ini segera berakhir. Bangsawan di depannya sama seperti yang sebelum-sebelumnya, kalau tidak menjijikkan ya kasar. Terkadang, saat William sial Ia akan mendapat paket lengkap. Untung saja hari ini Ia sedang beruntung. Cukup dengan melayani satu bedebah malas dari keluarga duke Vachon tugasnya malam ini selesai.

Batang di dalam anal William berkedut, sepertinya siap menyemburkan isinya. Pria manis berambut merah itu bekerja lebih keras, gerakannya menjadi lebih cepat. Ia tidak ingin melewatkan kesempatan. Naik-turun, remas lebih kuat, sentuh bagian-bagian sensitif.

Tidak lama sebuah geraman panjang keluar, mengiringi sebuah pelepasan. Keduanya mendesah lega namun dengan tujuan yang berbeda.

"Calhoun tidak pernah mengecewakan. Pendapatnya benar tentangmu yang sangat enak, pantas saja kamu terkenal," kekeh duke Vachon sambil mengusap dahinya. Tubuhnya sempurna terlentang dengan nafas naik-turun.

"Ya dia bagus, " Ucap suara yang tiba-tiba muncul dari balik tirai ganti baju. Oh tidak, itu Earl Sullivan, salah satu tamu kehormatan Lord Calhoun malam ini. William tidak pernah suka pria ini.

Habis sudah keberuntunganku.

"Menyaksikan binatang ini memuaskan dirinya membuatku ingin mencobanya juga," Earl Sullivan menghampiri William dan mencengkram rahangnya, "Lihatlah wajah ini. Kamu bahkan lebih cantik dari para pelacur di tempatku."

Duke Vachon menimpali, "Coba bagian dalamnya, Ia lebih nikmat lagi."

"Oh tentu, aku akan sangat menikmatinya. Kamu sudah selesai kan? Aku akan membawa pelacur ini."

William diseret telanjang berpindah ke kamar sebelah. Firasatnya tidak bagus begitu melihat kotak mainan Earl Sullivan. Tangannya meremas bajunya yang tadi sempat diambilnya tanpa dipakai.

"Kemari, perlihatkan lubangmu."

William melangkah mendekat. Ia diposisikan tengkurap dengan bagian atas tubuhnya menempel di meja makan. Kepalanya sejajar dengan buah anggur dan persik yang diletakkan di sebelahnya. Kakinya dibuka lebar. Jari panjang Earl Sullivan menyusup masuk lalu mengorek bagian dalamnya, mengeluarkan cairan Duke Vachon lalu memasukkan bola-bola yang William tidak lihat sebab kepalanya ditekan ke meja.

"Dengar, kamu harus menangis atau aku tidak akan puas sama sekali," ucap Earl Sullivan di telinga William.

"Ba..baik tuan."

Selanjutnya, jeritan-jeritan kesakitan keluar dari mulut William. Earl Sullivan bersungguh-sungguh saat Ia bilang akan membuat William menangis. Kepalan tangan memasuki lubangnya berulang kali, merobeknya, mengalirkan darah ke sepanjang pahanya. Tidak ada pelicin sama sekali kecuali dari sisa muatan Duke Vachon yang tertinggal di samping-samping lubangnya.

"Kumohon, berhenti..." isak William. Mendengarnya, Earl Sullivan bukan kasihan, Ia malah menyeringai puas dan menjadi-jadi.

"Aku suka suaramu, begitu menggoda. Tapi kamu akan membangunkan seisi mansion, jadi aku terpaksa memberimu ini," Sebuah kain dijejalkan ke dalam mulut William.

"Sekarang kita lanjutkan."

Earl Sullivan meremas penis William, mengurutnya beberapa kali sampai berdiri tegak lalu memasukkan besi kecil panjang. Lagi-lagi tanpa pelumas. William bergerak liar, air matanya menetes lagi.

Tidak sampai situ, Earl Sullivan mengambil satu lilin ruangan dan meniupnya. Ujung lilin yang berasap dijejalkan ke dalam William. Lelehan cair panas itu menyengat dindingnya. Rasanya amat sangat sakit sampai urat-urat leher William timbul.

"Aku berjanji pada Calhoun tidak akan meninggalkan bekas, tapi Ia mengizinkan aku memakaimu semau ku. Jadi layani aku dengan baik, binatang."

William bergetar. Ia mencoba melepaskan diri namun Earl Sullivan menarik rambutnya hingga tersungkur di depan pintu. Pinggangnya diangkat tinggi-tinggi lalu satu-persatu rantai itu mulai memasukinya.

-

Diam-diam William menggigit bibir dalamnya, mencoba meredam gejolak sedih yang memenuhi hati. Seusai mengenakan pakaiannya lengkap, William undur diri untuk kembali ke kamarnya.

Tubuh kecil itu berjalan tertatih-tatih melewati koridor mansion tuannya. Wajahnya dipaku tegas agar tidak memunculkan seringai sakit dan jijik sebab cairan itu mulai meluber. Kaki tanpa alas itu menimbulkan suara yang khas, membawa pemilik tubuhnya menghilang dari koridor dan masuk ke persembunyiannya di dalam ruang peralatan kebersihan.

Di sana William mengambil lap dan mengosongkan bagian dalamnya. Badannya sedikit bergetar saat menyentuh bagian bawahnya yang sedikit membengkak.

Jangan cengeng, ini malam yang mudah.

Kepalanya mengangguk, mengiyakan pikirannya. Ia pernah jauh lebih lebih buruk dari sekarang dan Ia berhasil bertahan.

Setidaknya Ia tidak merobekmu atau memukulmu, atau menggantungmu, atau... mencekikmu. Ia tidak menenggelamkanmu dan membawa banyak orang bersamanya, kan? Berhenti lah mengeluh.

William mengangguk lagi, kali ini lebih tegas. Ia tidak boleh merengek terlalu banyak. Hidupnya memang sudah digariskan seperti ini, Ia harus menerimanya.

Setelah selesai membersihkan bagian dalamnya, William pergi ke sungai belakang dengan obor. Ia ingin sekali mandi dan membersihkan tubuhnya. Rasa tidak nyaman yang muncul setiap Ia selesai melayani itu memenuhi dirinya lagi, memenuhi setiap senti dirinya. Tidak peduli dengan air sungai yang dingin, William melemparkan bajunya ke atas batu. Ia masuk ke air dan menggosok kulitnya dengan kencang, berharap rasa tidak mengenakkan itu menghilang.

Tidak, Ia ingin sesuatu membunuhnya sekarang juga. Mungkin seekor ular berbisa bisa mematuknya? atau serigala liar mencabiknya? atau sekedar menenggelamkan diri di danau akan terdengar bagus. Ya, William hanya harus mengikat dirinya di dasar danau agar tidak kembali ke permukaan kan? Proses kematian lima menit kurang itu lebih baik daripada melayani tamu-tamu Calhoun lagi.

"Hahahahaha."

William tertawa terbahak-bahak. Matanya terbuka lebar menantang bulan. Tidak ada kewarasan di sana.

-tbc

NOT IN THIS LIFE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang