BAB VIII

149 11 3
                                    

Suasana jalan Greendesor ramai seperti biasa. Para pekerja memulai aktivitasnya, kereta kuda berlalu-lalang, koran-koran dijajakan untuk memperbarui pemberitaan setiap harinya. Bahkan harumnya toko roti di seberang toko William sudah mengeluarkan loyang keempatnya pagi ini.

"Selamat pagi, Will," sapa perempuan berambut hitam yang muncul di pintu toko. Itu tetangganya, Lily Barnett pemilik toko bunga di sebelah.

William yang baru selesai memakai celemeknya balas menyapa, "Hai Lily, siap menjalani hari?"

"Tentu saja. Aku tidak sabar menunggu para pria membeli bunga untuk kekasihnya."

"Pasti akan menyenangkan," timpal William. Ia mengelap vas terbarunya yang berukuran sedang dengan ukiran angsa dan bunga teratai.

"Itu sangat cantik! Apa kau membuatnya sendiri lagi?" tanya Lily, "Semua karyamu selalu menjadi masterpeace. Tidak heran banyak sekali bangsawan yang menjadi pelangganmu."

William tertawa, "Kau terlalu menyanjungku. Aku tidak sehebat itu, tapi memang semua buatanku bagus."

Keduanya tertawa lagi.

"Apa kau ingin sepotong mufin? Mufin di seberang pasti baru keluar dari pemanggang," ajak Lily halus. William tersenyum. Gadis itu masih bersemangat mendekatinya. Untunglah Lily bukan tipikal agresi seperti beberapa gadis bangsawan lain yang kemudian akan merengek untuk menjadi kekasihnya.

"Mungkin lain waktu, aku sedang mengerjakan banyak pesanan."

Lily menunjukkan sedikit raut kecewa namun mengangguk mengerti, "Kalau begitu aku kembali dulu. Semoga harimu menyenangkan!"

"Kau juga," William melambai. Namun begitu Lily menghilang, senyumnya padam. Ia meraba sesuatu di balik bajunya. Sebuah kalung yang Ia buat pertama kali, yang mirip sekali dengan yang Ia berikan kepada seseorang.

Seseorang yang hingga kini masihmemiliki hatinya.

-Selesai.

NOT IN THIS LIFE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang