BAB V

68 11 0
                                    

Sudah lima hari William tidak bertemu Harry. bukan William merasa kehilangan atau apa, tapi ketidakhadiran Harry mengganggu hidupnya jauh lebih banyak menimbulkan kecurigaan-kecurigaan yang membuatnya tidak tenang.

Seperti pagi ini, Harold yang biasanya membangunkan dan menyiapkan teh paginya tidak hadir dan digantikan pelayan lain. Ketika ditanyakan kepergiannya, pelayan tersebut hanya mengatakan kalau Harold sibuk mengurus Harry. jawaban yang memang sudah seharusnya.

Tok tok.

Sebuah kereta makan muncul. Sudah saatnya makan siang rupanya.

"Singkirkan itu, aku tidak ingin makan," ucap William ketus. Perlu diakui Ia sedikit kecewa melihat James-pelayan pengganti Harold, bukan orang lain.

"Saya mohon untuk Anda memperhatikan kesehatan Anda, Tuan," ucap James. Ia memang sudah tidak memasukkan makanan apa pun selama dua puluh jam terakhir. William sedang diet. Berhari-hari Ia hanya makan dan tidur, bisa Ia rasakan tubuhnya memberat beberapa hari terakhir.

"Tenang saja, aku tidak sakit semudah itu."

William mengusir James. Lelaki itu hanya akan menatap langit seharian dan mengulanginya lagi besok. William bosan setengah mati. Tak apa jika Ia tidak bisa kabur, cukup dengan berjalan di sekitar mansion sudah cukup.

Tok tok.

Harold masuk. Mata William tanpa dikomando mencari sosok iblis yang biasa bersama Harold.

"Tuan Davonte sedang sibuk, mohon dimengerti," jelas Harold. Pria itu membungkukkan sedikit badan.

William refleks membalas, "Tidak, tidak. Untuk apa aku mencarinya ha ha."

"Kalau begitu, apa ada yang Anda butuh kan Tuan? James memberitahu kalau Anda melewatkan banyak jadwal makan."

"Aku tidak butuh makan, Harold. Belum. Aku bosan di sini. Bisa tolong aku melepaskan rantai ini? aku janji tidak akan pergi kemana-mana," pinta William. Tanpa diduga, Harold mengangguk. Tangannya mengeluarkan kunci dari saku dalam jasnya dan membuka rantai.

"Tuan Davonte memerintahkan saya untuk melepasnya hari ini."

William yang masih melongo mengangguk saja, "Terima kasih."

Kakinya bebas. Kakinya... BEBAS!

"Harold, aku akan berjalan-jalan di sekitar. Aku akan kembali saat makan malam. Keberatan kalau kau buatkan aku pai apel?" cerocos William bersemangat. Senyum lebarnya sama sekali tidak ditahan-tahan.

"Tentu tidak, semua akan siap saat makan malam."

"Terima kasih. Sampai nanti, Harold!" William melesat meninggalkan kamarnya. Kakinya turun menapaki tangga. Ia seolah tahu tata letak ruangan di rumah Harry. Well, sebenarnya lebih karena Ia bisa mendengar langkah kaki dengan baik. Ia juga sudah memperkirakan ruangan-ruangan di sini dengan melihat jendela dan luas ruang.

Sampai di lantai bawah, Ia menyapa semua orang yang sedang membersihkan peralatan makan, sepertinya akan ada pesta. Di pintu depan William dengan noraknya berteriak, "Aku bebas!"

Beberapa orang mengulum senyum dan beberapa lagi tertawa.

Di sisi lain, Harry yang sedang terkubur tumpukan berkas mengeluh ke sekian kalinya.

"Kapan semua ini selesai?"

Harold diam saja dan menuangkan teh. Harry menengok sebentar, "Kau sudah melakukan apa yang kuminta?"

"Ya, Tuan. Ia sangat senang."

"Dimana dia sekarang?"

"Bermain di danau dengan anak-anak pelayan. Mereka membuat gelembung sabun beterbangan," jawab Harold. Tangannya meletakkan buah berry dan peach yang sudah dikupas.

NOT IN THIS LIFE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang