Prolog
Sore ini, Haura dan kakaknya, Yura. Duduk bersama di atas kasur dengan laptop yang berada di pangkuan Haura. Mereka mencoba membuka portal pengumuman hasil seleksi masuk Glota High School.
Dimana jika ingin menjadi murid di SMA itu harus memiliki kecerdasan yang mencukupi. Bersaing dengan ribuan peserta, dan memperebutkan 180 bangku. Membuat gadis cantik berambut panjang bergelombang ini sedari tadi sudah misuh-misuh berdebat dengan kakaknya.
"Jangan berharap apa-apa ahhh!!" rengek Haura putus asa menutupi mukanya dengan bantal.
"Dih pokoknya harus masuk, gue aja masuk masa lo yang akademiknya lebih bagus ga masuk!" paksa Yura membuat adiknya makin sinting.
Haura jadi memprotes. "Ihh kan Kak Yura pake jalur prestasi! ga ngerasain tesnya si ahh!"
Akhirnya Yura yang sudah jengah kini mencoba menenangkan adiknya. "Dah jangan sinting. Bismillah aja, udah sholat kan tadi lu?"
Haura pun menurunkan bantal yang menutupi mukanya, namun masih menekuk wajah takut akan hasilnya.
"Buka nih ya!" anehnya Haura malah jadi ngegas sendiri.
"Iye cepet ah, jan lupa Bismillah!" ucap Yura sudah tidak sabar.
"Aku liat sendiri dulu!" ujarnya sambil bergeser menjauh dari Yura.
Yura hanya bisa menatap adiknya miris. Padahal Haura sendiri yang tidak mau mencoba jalur prestasi, adiknya itu juara 1 olimpiade bahasa inggris tingkat nasional. Jika ia memakai jalur prestasi sudah pasti diterima bukan? Apalagi kuota jalur prestasi lumayan banyak, 20 bangku.
Tapi kata-kata 'Jika ada yang susah, kenapa harus yang gampang?' seakan melekat pada diri adiknya yang lebay itu.
Haura memasukkan nama dan nomor peserta ujiannya. Jantungnya bedegup cepat, jemari kakinya tak bisa diam. Dengan penuh keberanian, ia akhirnya menekan tombol submit dan-
'SELAMAT ANDA DINYATAKAN LULUS TES SELEKSI MASUK GLORY HIGH SCHOOL
Nama: Haura Mariana
Jurusan: IPSSilahkan daftar ulang pada waktu yang tepat, jangan waktu yang salah!'
Haura menutup mulutnya dengan kedua tangan lalu sedetik kemudian...
"ARGHHHH KAKKK YURAAA!!" teriak Haura melengking lalu memeluk kakaknya dengan sangat erat. Sampai-sampai laptop yang semula dipangkunya sudah oleng ke depan, untungnya tidak jatuh ke lantai.
Yura terkejut setengah mati mendengar teriakan maut adiknya. Kemudian tersadar jika adiknya ini lagi kegirangan.
"LAHHH LULUS?!
Haura mengangguk semangat.
"AHAHAHAHA KO HEBAT SII!!" Yura memeluk balik adiknya erat. Sampai-sampai mereka jatuh dari kasur dengan keadaan masih berpelukan, lalu mengakak bersama.
Memang kakak-adik random.
•••
Malamnya, Haura membuka laptop kembali untuk mengecek hasil peringkatnya. Seharusnya ia sudah membukanya dari tadi sehabis magrib. Namun, ia memilih untuk sholat dulu, dan makan bersama dengan Yura dan Sekar, tantenya yang sudah ia anggap sebagai ibu sendiri.
Setelah tahu Haura lulus seleksi, wanita berusia 39 tahun itu langsung pulang dan memasak makanan kesukaan dirinya. Mereka bertiga pun makan besar.
Haura membuka portal itu kembali. Membuka menu 'Peringkat' dan meng-klik menu 'IPS'. Lalu-
KAMU SEDANG MEMBACA
Horizontal Line of Love
Novela JuvenilGedung IPA dan IPS saling bersebrangan dan hanya dipisahkan oleh sebuah taman kecil. Entah mengapa membuat pandangan mata Haura Mariana yang berada di gedung IPS, terkunci ke arah jendela kelas 10 IPA 1 yang berada tepat di sebrang kelasnya. Ketika...