02. The Grandfather

2.1K 230 5
                                    

Beberapa karyawan kantor Jeno tengah merayakan suksesnya liputan berita yang mereka bawakan, memesan satu ruangan khusus tempat karaoke dan memesan 3 Box pizza king serta 18 botol Soju untuk dikonsumsi oleh 15 orang, termasuk Jeno dan Jaemin.

Jaemin sudah menghabiskan 3 gelas sojunya sedangkan Jeno 5 gelas. Wajah memerah dengan pandangan tak jelas, sorot mata sayu serta racauan random yang dilontarkan Jeno menandakan jika pemuda Lee itu dalam kondisi dipengaruhi alkohol.

"Jeno, kau mau pulang saja? Hm?" Jaemin menepuk perlahan pipi Jeno yang terkapar lemah dipundaknya.

"Hammamam~ sekarang kita akan beralih pada berita selanjutnya ... Yuhu~ " racaunya yang lalu tertawa terbahak-bahak, mengikuti gaya pembawa berita yang tengah meliput, hampir saja ia jatuh jika Jaemin tidak menahan pinggangnya serta menarik mendekat, ke pelukkan.

"Hmm~ Jaem, Jaemine-??" Jeno mendongakkan kepala menatap wajah Jaemin yang kini memeluk erat juga menatapnya, lalu beralih mencium tulang selangka Jeno yang terekspos.

Suara musik serta nyanyian menggila dari 7 orang rekan kerja mereka semakin tak terkontrol, telinga Jaemin berdenging dengan keributan yang ada, mana mereka menyanyi tidak sesuai intonasi dan lirik yang benar.

Tak ingin semakin membuat kepalanya sakit, Jaemin membawa Jeno keluar ruangan karaoke dengan merangkulnya.

"Jaem, awh. Kepala Nonow sakit," ringis sakit Jeno memijati kepalanya yang berdenyut, perutnya juga terasa melilit dengan pangkal kerongkongan yang tak nyaman.

Huek!

Baru mencapai pintu keluar, Jeno muntah, mengeluarkan seluruh isi perutnya dengan membungkuk dalam lalu berjongkok. Jaemin dengan telaten menepuk serta mengelus punggung Jeno.

Huek uhuk! Hueek!

"Aah~ bi-bisakah aku digendong? Badanku lemas sekali rasanya, ingin tidur."

Jaemin pun menggendong Jeno di punggungnya, membawa ke parkiran depan gedung karaoke.

Setelah berhasil memasukkan Jeno ke kursi samping pengemudi, Jaemin pun masuk dan duduk disampingnya.

Pemuda Na duduk bersandar menatap lurus kedepan sambil menghela nafas perlahan mengatur ritme jantungnya berdebar, bersandar pada jok mobil.

"Hmm~"

"Jen, perutmu masih sakit?" Tanya Jaemin mengelus kening Jeno yang berkeringat.

Dengan perlahan mata sayu Jeno terbuka, ia menggelengkan kepala perlahan. "Sudah lebih baik, efek mabukku juga jadi berkurang."

Jaemin tersenyum, membawa badannya mendekat dan mengecup bibir tipis milik Jeno. Niatnya hanya ingin mengecup, tapi Jeno malah menahan lengannya, mereka bertatapan beberapa detik dengan jarak dekat sebelum kembali menyatukan labium saling melumat satu sama lain.

Hingga akhirnya, mobil hitam milik Jaemin dan Jeno terekam CCTV parkiran gedung karaoke tengah bergerak-gerak tak jelas.

Hingga akhirnya, mobil hitam milik Jaemin dan Jeno terekam CCTV parkiran gedung karaoke tengah bergerak-gerak tak jelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno menggosok giginya dikamar mandi, lalu mendengar bunyi dering ponselnya yang berasal dari atas kasur.

Masih dengan sikat gigi berada di mulut serta busa-busanya, Jeno menuju ponsel dan mengangkat penelpon tak dikenal itu.

"Hallo? Selamat siang?" Suara seorang wanita diseberang sana mengawali percakapan.

Jeno mengerutkan kening, melihat lagi nomor tak dikenal itu sekali lagi sebelum menjawabnya.

"Siapa ya?" Kata Jeno heran, sikat giginya sudah dipegang tidak lagi di mulut.

Sambil mendengarkan perkataan si penelpon, Jeno kembali melanjutkan kegiatannya membersihkan diri dikamar mandi, ponselnya sudah di loudspeker, diletakkan ditempat terhindar dari jangkauan air.

"Saya Choi Soo-young, salah satu perawat dari rumah sakit daerah di kota Incheon. Saya perawat yang merawat kakek anda, Lee Je-Hoo. Kakek anda mengalami kecelakaan yang mengakibatkan kelumpuhan pada sistem syaraf ... "

Jeno yang tengah mengelap wajah jadi terdiam, teringat pada sosok laki-laki dewasa yang dulu sering memberikannya permen waktu usianya masih kecil.

Anehnya, ingatan itu yang paling jelas ia ingat.

" ... Kapan sekiranya anda menemui beliau, karena anda merupakan satu-satunya anggota keluarga beliau yang masih tersisa," sambung si perawat pada sambungan telepon.

- The Grandfather -

07-10-2022

[End] The Grandfather || JaemjenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang