05. The Grandfather

1.3K 178 1
                                    

Jeno mempersilahkan Yangyang masuk, si perawat baru yang akan merawat sang kakek.

Untuk pengenalan Yangyang merawat kakek Lee, membantunya makan dan memandikannya hari itu juga.

Jeno bersyukur akhirnya ada juga perawat yang menjaga kakeknya, jadi ia bisa segera ke Seoul secepatnya.

"Merawat kakek Lee tidak begitu sulit, beliau mau disuapin dan menurut jika dimandikan serta dipakaian baju," celetuk Yangyang mengenakkan jaket mantelnya.

Si perawat itu izin ingin keluar untuk mengambil beberapa pakaian dirumahnya, sebab akan menginap dirumah ini, salah satu persyaratan menjaga kakeknya.

"Hati-hati, Yangyang-ssi." Jeno melambaikan tangan ketika Yangyang mulai menjauh, Jeno berjalan mendekati kakeknya yang berdiri didepan jendela kaca sedang melihat pemandangan diluar.

"Kakek suka kan dengan perawat Yangyang?" Tanya Jeno yang selalu diabaikan, kakek Lee sama sekali tak merespon, mulutnya komat kamit tak jelas.

Jenopun tak pernah ambil pusing, suka-suka si kakek aja. Jadi ia duduk dikursi terdekat sambil mendial nomor Jaemin.

Baru dering pertama, suara gaduh dan klakson mobil terdengar berisik. Penasaran, Jeno mendekati kearah kakek dan melihat melalui jendela kaca jika ada kecelakaan diluar.

Jeno menutup mulutnya, ia berlari keluar melihat apa yang terjadi. Kejadiannya tak jauh dari tempat tinggalnya, Jeno mendekati kerumunan dan melihat korban.

Seorang pemuda bermantel tergeletak bersimbah darah dengan mata dan mulut terbuka, Jeno terkejut bukan main, syok tak bisa berkata-kata dan mundur perlahan dari kerumunan.

Itu Yangyang.

Tapi bagaimana mungkin?! Jeno menoleh kearah rumah tingkatnya dan si kakek masih ditempat, berdiri memandang kearahnya tanpa ekspresi.

Pikiran Jeno terasa kosong, entah kenapa ia mulai merasa was-was. Dengan pikiran kalut Jeno pergi menjauh, ingin menenangkan diri.

Malam telah menjelang, Jeno yang baru saja selesai makan di kedai persimpangan jalan setelah berkeliling sebentar lalu memutuskan pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam telah menjelang, Jeno yang baru saja selesai makan di kedai persimpangan jalan setelah berkeliling sebentar lalu memutuskan pulang.

"Jaemin-ah, rindu," kata Jeno pada sambungan panggilan.

["Akupun juga sayang, akhir pekan nanti aku memutuskan untuk mengunjungimu di sana."]

"Benarkah?! Aku akan menjemputmu!" Kata Jeno tampak antusias.

Jaemin terkekeh di sebrang sana. ["Tidak perlu, honey. Kirimkan saja alamat rumahmu, sambut aku dirumahmu."]

Jeno menahan senyumnya, percakapan ringan dengan sang kekasih selalu mampu mengalihkan suasana hati yang memburuk. "Aku akan menyambutmu ... "

" ... Dan mempersiapkan tubuhku untuk melayanimu," sambung Jeno.

Tut!

Panggilan langsung Jeno matikan, memang kelakuan Jeno seperti itu. Setelah melakukan atau mengatakan hal menjerumus dewasa pasti malu sampai tak sanggup menanti apa respon sang kekasih, kepalang malu sampai mau menjerit rasanya.

"Astaga, aku seperti orang cabul."

Jeno yang ingin menyebrang menuju rumahnya kini terhenti, melihat kakeknya masih berdiri ditempat yang sama persis sewaktu ia tinggalkan.

Jeno meneguk ludah kasar melihatnya.

Malam menjelang, Jeno risau dalam tidurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam menjelang, Jeno risau dalam tidurnya. Ia bergerak acak lalu bangun dengan nafas terengah-engah kembali memimpikan jika tubuhnya berubah menjadi tua seperti kakeknya.

Jeno panik dan ketakutan, mimpi itu terasa nyata. Saat ia sadar dimana tempatnya sekarang, Jeno langsung berlari keluar dari kamar kakeknya lalu menuju kamarnya yang ternyata ditempati sang kakek.

Semua ini terasa diluar nalar, Jeno mundur perlahan menjauhi kamarnya dan menutup pintu, membiarkan si kakek Lee tertidur pulas.

Seberapa kuat Jeno berpikir positif tetap saja ini terlalu ganjil untuk dipahami, kenapa bisa ia tidur ditempat kakeknya dan si kakek tidur ditempatnya padahal jelas-jelas ia tidur di kamarnya.

Pemuda Lee berjalan gelisah mondar-mandir di ruang tamu, pikirannya kembali mengingat perkataan dokter yang menyarankan agar kakeknya dititipkan di panti jompo.

Meski masih ada keraguan, Jeno akhirnya mengambil ponselnya dan mencari rumah jompo yang dimaksud di maps.

Jeno tak tahan dihantui dengan kegelisahan, lagian ia harus mengurus pekerjaannya juga tak mungin terus menerus berada di sini menjaga si kakek.

- The Grandfather -


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

19-10-2022

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

19-10-2022

Up selanjutnya jika vote sudah mencapai 25. Biar ada alasan aku gak up cepat kalau belum tercapai targetnya. Hehe.

Maklumin ya kalau ada typo atau bahasanya terbelit-belit.

Samoyed_J

[End] The Grandfather || JaemjenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang