"Baiklah, saya harap Nona menjaga dengan baik kesehatan Nona," ucap Frank. Dia tidak mengakui wanita di depannya sebagai istri Jansen karena masih terlalu muda. Jansen yang sudah berkepala tiga itu tidak pantas menjadikan gadis cantik ini sebagai istrinya.
Hana mendekati Aluna, terlihat jelas wajah khawatirnya. "Apa benar Nyonya baik-baik saja?" tanya Hana memastikan. Dia seolah merasa asing dengan sikap majikannya itu.
***
Malam harinya.
Hana dan maid lainnya sedang mempersiapkan makan malam, malam ini malam minggu, setiap malam minggu, Jansen Lu akan menghabiskan makan malam bersama di rumah ketiga istrinya. Jika hari lainnya, Jansen Lu akan mengajak istrinya Monica makan malam di luar, kadang dia juga menyempatkan makan bersama dengan Liera, tentu saja harus dengan Monica sebagai istri pertama yang di cintai oleh Jansen Lu.
Suara mobil sport berwarna hitam mulai memasuki pekarangan rumah, Jansen Lu keluar dari mobilnya dan menunggu sang istri keluar. Wanita itu pun tersenyum dan bergelanyut manja di lengan Jansen.
"Kau lelah?" tanya Jansen Lu, dia mengusap pucuk kepala Monica.
"Setelah makan malam, kau beristirahatlah lebih awal," ucap Jansen dengan lembut.
Keduanya pun serempak melangkah, memasuki aula utama dan menuju kamar utama, di mana menjadi kamar pribadi keduanya. Sapaan para maid sudah biasa mereka dengarkan dan tidak perlu menjawabnya.
Jansen Lu membuka kancing kerah lengannya, lalu kancing kemejanya, kemudian melemparkannya kemejanya ke sembarangan arah.
Monica menggigit bibir bawahnya, dia langsung memeluk Jansen Lu, selama bertahun-tahun, dia tidak pernah bisa menolak pesona tubuh seorang Jansen Lu yang begitu Sexy. Banyak wanita yang menggilainya dan dialah yang paling beruntung di manja oleh Jansen Lu dan menjadi istri yang di utamakan. Bahkan saat tidak ingin memiliki anak pun, Jansen Lu menurutinya dengan meminta untuk menikah lagi, tapi tidak main hati.
"Aku menginginkan mu," ucap Monica. Dia mengecup punggung kekar Jansen Lu. Sontak pria itu langsung memutar tubuhnya, kecupan hangat istrinya membangkitkan gairahnya.
"Kau yang memulainya," ucap Jansen Lu dengan api membara di tubuhnya. Dia pun langsung menyobek dress milik Monica di bagian dadanya, sehingga sesuatu itu seakan menyembul keluar. Gelora milik Jansen Lu semakin liar, dia pun mendorong tubuh Monica, menjatuhkannya ke atas kasur empuk di belakangnya dan menindih tubuhnya.
"Mari kita bermain sayang."
***
Sedangkan di lantai bawah, Aluna menggigit kesal bibirnya, dia berdecak sambil menyilangkan kedua tangannya di dadanya, dia sangat kesal sampai ke tulang-tulangnya. Bayangkan saja, dia harus menunggu kedua orang berjam-jam untuk makan malam, seandainya kedua orang itu tidak datang maka penantiannya selama beberapa jam yang lalu sia-sia.
Menurut ingatannya, Aluna sangat sering mengalami ini dan wanita di depannya Liera, istri kedua suaminya malah diam seakan tidak peduli. Hubungan Aluna dan Liera, tidak begitu akrap, ada masing-masing tembok kokoh yang di bangun bagi para istri Jansen Lu.
"Sampai kapan?" tanya Aluna dengan nada dingin. Bisa-bisa ia kekurangan gizi jika harus melakukannya tiap malam, pantas saja tubuh yang dia tempati sangat kurus.
"Maaf Nyonya, sebelum Tuan dan Nyonya datang, Nyonya Muda harus menunggu," ucap kepala pelayan Ana. Wanita setengah baya itu telah menjabat sebagai kepala pelayan bertahun-tahun di rumah Jansen Lu.
"Begitu Ya,"
Aluna langsung berdiri, dia tidak tahan dengan perlakuan Jansen Lu dan Monica yang seenaknya saja, mereka yang membawanya dan memaksanya, mereka juga yang menyiksanya.
"Aku akan kesana,"
Hana menganga dengan lebar, dia memanggil Aluna agar tidak mengganggu sang tuan, dia takut Nyonya mudanya akan menyulitkan dirinya sendiri.
"Nyonya jangan, Nyonya bisa di hukum," ucap Hana menghentikan langkah Aluna.
"Hah,"
Aluna tidak percaya dengan perkataan Hana, di hukum? Perutnya lapar sejak tadi pun menurutnya sudah hukuman.
"Minggir,"
Aluna mendorong tubuh Hana kesamping dan wanita itu kembali lagi mengejar Aluna.
"Sebaiknya Nyonya menjaga sikap Nyonya,"
Aluna mengepalkan kedua tangannya, selama dia menjadi Jenderal di kehidupan dulu, tidak ada yang berani melawannya dan berkata dingin.
"Kau pikir aku takut, anggap saja Aluna yang dulu telah mati dan aku menjemput kematian kedua ku," ucapnya tersenyum sinis. Dia mempercepat langkahnya dan beberapa menit, dia telah sampai di depan kamar utama milik Jansen Lu dan Monica Young.
"Aduh, Nyonya jangan. Mari kita turun, jangan sampai Tuan memarahi Nyonya," ucap Hana. Tubuhnya mulai berkeringat dingin, dia sangat takut dengan hukuman Jansen Lu.
Aluna mengetuk beberapa kali pintu itu, namun tidak ada sapaan. Dia tidak sanggup lagi menahan kekesalannya yang di perlakukan tidak adil.
Brak
Dia menendang pintu di depannya dan kembali lagi menendang pintu itu, hingga membuat sepasang insan yang tengah tertidur pulas itu merasa terganggu.
"Shit!! siapa yang mengganggu tidur ku?"
"Honey, siapa?"
"Sayang tidurlah, biar aku yang membereskan lalat itu," ucap Jansen Lu. Dia memungut boxernya dan memakai celana hitamnya kembali, lalu kemejanya.
Dengan langkah kesal dan amarah yang siap meledak, dia membuka kasar pintu kamarnya.
Jansen Lu menatap tajam wanita di depannya. Siapa pun yang mengganggu waktunya dengan istrinya pasti akan di hukum tanpa ampun olehnya dan ia tidak segan pada siapa pun termasuk istrinya.
Aluna tak gentar dengan tatapan yang mematikan di depannya, yang seakan mengulitinya, ia sudah biasa berhadapan dengan musuhnya di medan perang, jadi ia tidak akan takut pada siapa pun, termasuk Jansen Lu.
"Sudah selesai melototi ku? sudah selesai bercinta? anda tidak ingin makan malam, kalau makan malam sendiri," ucap Aluna langsung memutar tubuhnya.
Jansen semakin melebarkan kedua matanya, bisa-bisanya dia di remehkan oleh gadis ingusan di depannya, bahkan tidak takut padanya.
"Tunggu, berani sekali kau menggangu ku dan istri ku," ucap Jansen dengan geram. Dia menarik tangan Aluna dan mencengkramnya dengan kuat. Dia pun menjauhkan Aluna dari kamarnya agar tidak mengganggu tidur pulas istrinya dan menyeretnya ke ruang utama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reinkarnasi Selir Ketiga Sang Presdir (Fizzo)
FantasyPindah Ke Fizzo dengan Judul yang sama Seorang Jenderal zaman kuno melintasi waktu menjadi Aluna Young si cupu, seorang wanita yang menjadi Selir ketiga Presdir Jansen Lu, hanya karena ayah Aluna Young memiliki hutang yang sangat banyak pada Jansen...