Minta Maaf!

544 119 7
                                    

Ciera langsung membuka matanya dengan lebar, dia menganga, mulutnya hanya mampu ia gerakkan, namun tidak bisa mengeluarkan suara. Dia pun menoleh pada Aluna, bibirnya gemetar.

Semua Mahasiswa pun membentuk lingkaran dengan jauh, mereka baru pertama kalinya melihat ke marahan Aluna, wanita culun dan penakut. Kini seperti singa betina yang ingin memakan mangsanya.

"Apa dia Aluna?"

"Tidak mungkin, aku pasti salah lihat. Tapi wajahnya memang benar Aluna."

"Dia kuat sekali, bukankah dia sering di kerjai oleh genk Ciera."

"Sangat sering,"

"Apa ini Aluna yang kita kenal? Mungkin Tuhan membukakan pintu pikirannya."

"Apa yang akan terjadi selanjutnya karena Ciera anak pemegang Donatur di sini."

"Dasar perempuan sialan!" Hardik Ciera.

Aluna langsung menendang salah satu teman Ciera di sampingnya tanpa menatap wajahnya. Kedua matanya lurus menatap Ciera, begitu enggannya kedua matanya melihat ke arah lain, sedangkan mangsa utama, musuh bebuyutannya berada di depannya.

"A-al ...." Kenzo panik, dia memegang lengan Aluna. "Al su-sudah," Kenzo menyela. Dia ingin menenangkan Aluna dan tidak ingin sahabatnya terkena masalah.

"Aku tidak puas sebelum aku menghancurkan wajah jijiknya ini." Aluna tak kalah tegas menggeram wanita di depannya.

Dia pun mencekik Ciera seperti binatang yang kelaparan. Tanpa berpikir panjang, tanpa memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya.

***

"Saya tidak terima pak, saya ingin anak sialan ini keluar dari kampus ini," berang seorang wanita berambut pendek. Dia menggunakan baju kantoran berwarna hijau dan sepatu heels hitam. Dia mengelus Ciera, putri semata wayangnya itu.

"Ini adalah kampus ternama, kenapa harus ada penganiayaan."

"Maaf Nyonya Lauren, saya akan menghukum Aluna, tapi untuk mengeluarkannya ..." Pria bertubuh gemuk dan berkacamata serta botak separuh itu menatap Aluna. Sangat di sayangkan, Siswa yang cerdas seperti Aluna harua di keluarkan.

"Ma-maaf pak, tapi bukan salah Aluna."

"Heh, bocah cupu, kau tau apa?" Wanita bernama Lauren itu menatap pria di depannya. "Kalau perlu culun dan cupu ini di keluarkan."

Aluna yang tadinya diam saja mendengarkan ocehan Nyonya Lauren pun maju. Dia menatap tajam kedua manik Nyonya Lauren dan membuatnya mundur beberapa langkah.

"He-hentikan, kau tidak bisa melakukan apa pun pada ku. Di sini kampus, semua orang akan menjadi saksi kalau kau mencelakai ku." Sentak Nyonya Lauren, walaupun hatinya menjerit ketakutan.

"Oh, and takut!" Ejek Aluna.

Dia mencoba menggerakkan tangannya mendekati leher Nyonya Lauren, hingga terdengar suara pintu yang terbuka dengan kasar.

Munculah sosok bertubuh kekar, berwajah tegas dan kedua alis tebal serta kedua manik yang tajam.

"Tu-tuan," pria bertubuh gempal itu menyambut baik kehadiran pria yang ia tau tidak boleh ada yang menyinggungnya.

"Aluna!"

Aluna memutar bola matanya dengan jengah, baru saja ingin ia bermain-main tapi musnah karena kedatangan pria yang tidak ia harapkan.

"Oh jadi Anda walinya." Nyonya Lauren buka suara, ia ingin Aluna bertanggung jawab pada putrinya.

"Lihat apa yang di lakukan adik Anda, dia bahkan membuat anak saya celaka dan lihat mereka juga, bahkan harus di larikan kerumah sakit."

"Anda bisa melihat kan? Dia baik-baik saja." Aluna menunjuk kedua orang teman Ciera yang menunduk ketakutan, sejak tadi mereka hanya menggeram kesal di hatinya.

"Kau harus bertanggung jawab pada kami."

"Aluna! Minta maaf pada mereka." Titah Jansen Lu. Dia merasa kesal pada Aluna karena telah mengganggu rapatnya. Bahkan ia harus menunda rapatnya karena Aluna terkena masalah dengan tuduhan pengeroyokan. Sebagai walinya, ia merasa malu atas perbuatan Aluna.

"Aku tidak akan meminta maaf pada perbuatan yang bukan salah ku."

"Kau bodoh!" Berang Ciera. Ia Ingin Aluna berlutut dan memohon padanya.

Reinkarnasi Selir Ketiga Sang Presdir (Fizzo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang