Part 18
"Dipta nggak gituuu."
Alula menghentikan tangan Dipta yang sedang mengerjakan soal matematika yang ia beri beberapa menit yang lalu itu. Dipta yang frustasi karena sudah mengulang beberapa kali itupun langsung menutup bukunya dengan kesal. "Udah, gue capek."
"Loh baru satu jam kita belajar, udahan nih?" tanya Alula terkekeh kecil.
"Pusing gue liat angka terus, takut gila."
Mendengar penuturan Dipta yang menurutnya lucu itupun membuat Alula tertawa. Ternyata pacarku lucu juga, batinnya.
"Nggak lucu, gue serius ini."
"Iya, iya maaf. Habisnya kamu lucu banget sih." Alula menghentikan tawanya lalu mengusap air mata yang berada di pelupuknya.
Tiba-tiba Aliya keluar dari dapur dengan membawa bolu coklat yang masih mengepul asapnya itu ke hadapan mereka. "Ini cobain dulu, Bunda baru aja selesai bikin."
"Terimakasih Tante," ucap Dipta sopan.
"Iya sama-sama. Yaudah kalian lanjut lagi, Bunda masih ada urusan di dapur." Baru ingin berbalik, Dipta memanggil kembali.
"Tante, Dipta boleh minta izin?" tanya Dipta sambil berdiri.
"Izin apa Dipta?" tanya Aliya penasaran. Begitu juga dengan Alula yang tak kalah penasaran.
"Dipta izin ajak Alula pergi sampai malem boleh?" tanya Dipta membuat Alula yang mendengar itupun melotot tak percaya.
"Oalah nggak perlu izin juga, Bunda pasti izinin kok. Asal sama kamu, Bunda percaya," jawab Aliya tertawa kecil.
"Siap, terima kasih Tante."
"Bunda, panggil Bunda aja Dipta," ucap Aliya meralat ucapan Dipta. Dipta tersenyum manis lalu mengangguk. "Iya, Bunda."
"Yasudah, Bunda tinggal dulu ya." Aliya langsung kembali ke dapur meninggalkan mereka berdua.
Alula yang masih tidak percaya dengan apa yang Dipta katakan barusan itupun hanya terdiam sambil menatap Dipta. Dipta yang menoleh dan mendapati Alula yang tengah menatapnya seperti tidak percaya itupun kemudian bertanya. "Kenapa bengong?"
"Kamu kerasukan apa?" tanya Alula tanpa sadar. Kata-kata itu tiba-tiba saja keluar dari mulutnya.
"Kerasukan buku matematika," balas Dipta asal. Alula yang tersadar karena jawaban Dipta barusan pun langsung memasang wajah bingung. "Hah? Emangnya ada?"
"Alula, sekarang mending lo ganti baju."
Alula masih duduk ditempatnya tidak bergerak sama sekali. "Ini kamu serius?" tanya Alula tidak percaya.
Pradipta mengusap wajahnya sambil menghela napas. "Alula, lo mau ganti baju sekarang atau ajakan gue tadi nggak jadi?"
Alula langsung cepat-cepat berdiri. "Oke aku ganti baju dulu, kamu makan dulu bolu nya. Aku nggak akan lama." Alula langsung berlari menuju kamarnya untuk berganti baju. Dipta yang melihat tingkahnya pun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.
Ia duduk kembali sambil memakan bolu yang telah disiapkan tadi sambil menunggu Alula mengganti bajunya. Ia makan dalam diam sambil memandangi pekarangan rumah Alula yang penuh dengan mawar itu.
Sementara disisi lain, Alula nampak sangat kebingungan ingin memakai baju apa agar terlihat sangat cantik di kencan pertamanya bersama Dipta. Tatapannya jatuh pada dress selutut berwarna pink dengan motif bunga tulip kecil yang tergantung pada lemari bajunya. Akhirnya ia mengenakannya dan dengan cepat memakai makeup tipis agar tidak terlihat pucat.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRADIPTA
Teen Fiction"Dekat tapi tak tergapai. Ada tapi tak dianggap." ・・・・・・・・・・・ Pradipta Ananda. Kasar, sering berkelahi, hobi balapan, dan suka minum. BK sudah bukan tempat asing lagi baginya. Tidak ada satupun yang berani dengan dirinya. Ia disegani banyak orang k...