21. Berita yang Menyebar

42 2 0
                                    

Part 21
























Berita terkait putusnya hubungan antara Pradipta dan Alula sudah menyebar di seluruh area sekolah. Semua orang membicarakan tentang itu dari pagi. Entah siapa yang membocorkan hal tersebut, padahal Alula saja belum memberi tahu Varla mengenai hubungannya.

Alula berjalan menuju kelasnya melewati beberapa siswa yang tengah bergosip tentang dirinya sambil memandangnya seperti gadis yang malang.

Alula sebenarnya tak terlalu memikirkan bagaimana orang berbicara tentangnya. Ia sudah sering dibicarakan jauh sebelum ia berpacaran dengan Dipta. Ia dibilang caper, tak punya malu, obsesi, dan masih banyak lagi. Namun ia tidak pernah menyerah dan terus mengejar-ngejar Dipta dengan berbagai cara. Bahkan kalimat-kalimat menusuk yang Dipta lontarkan padanya setiap hari tidak membuatnya menyerah untuk membuat Dipta menyukainya.

Yang ia pikirkan sekarang adalah Dipta. Ia akan melakukan hal sama seperti yang ia lakukan dulu. Tak perduli dengan perkataan orang, ia hanya meyakini bahwa akan ada suatu hari dimana Dipta akan membalas perasaannya. Alula yakin dengan hal itu.

"Alula!"

Alula menoleh ke belakang. Dewa lah yang ternyata memanggilnya. Ia berlari kearah Alula kemudian merangkul pundaknya. Benar, merangkul pundaknya. Alula yang kaget itupun langsung terdiam. Beberapa dari siswa yang melihat langsung bergosip lagi.

'Tuh lihat, baru putus langsung sama anak baru. Emang nggak ada malu ya dia.'
'Nggak sama Dipta, sama musuhnya pun jadi.'

"Hei, kok diem? Ayo ke kelas!" ucap Dewa membuyarkan lamunan Alula.

"Oh iya, ayo." Alula berjalan lebih dulu agar rangkulan Dewa terlepas dari pundaknya. Dewa pun mengikutinya. Alula dan Dewa berjalan menuju kelas mereka bersama.

Setibanya di kelas, Varla langsung menghampiri Alula dan melemparkan banyak sekali pertanyaan.

"Lo putus? Kok bisa? Siapa yang putusin? Lo nggak apa-apa kan?"

Dewa langsung menyeletuk. "Banyak amat pertanyaan lo, biarin dia duduk dulu kali."

Varla langsung menyengir lalu mengajak Alula untuk duduk.

"Gue nggak putus. Putus itu kalau disetujui dua pihak kan? Gue belum setuju," ucap Alula sambil menatap Varla.

Dewa menghampiri mereka dan berdiri di samping meja Alula. "Alasan dia mutusin lo apa? Kenapa tiba-tiba?"

Alula menggeleng, "Dia udah kasih tahu, tapi aku nggak yakin."

"Nggak yakin gimana? Dia bilang apa?" tanya Varla penasaran.

"Dia bilang... dia muak berpura-pura."

Dewa mengumpat kecil, "Bangsat, bisa-bisanya dia."

"Udah nggak apa-apa, gue udah biasa dapet kata-kata menusuk dari dia," ujar Alula membuka tasnya dan mengambil buku tulis miliknya.

"Udahlah Al, cukup nyakitin diri sendiri dengan suka sama Dipta. Dia nggak baik buat lo," ucap Varla mengelus pundak Alula perlahan.

Dewa mengangguk setuju, "Gue setuju. Dipta nggak baik buat lo, Al."

Alula tidak menjawab, ia hanya diam merenungkan perkataan mereka berdua itu.

•••

Dipta, Agam, dan Jeff sedang asik bermain playstation di dalam kamar Dipta. Sudah hampir 5 jam mereka di sana tanpa beranjak sama sekali karena keasikan bermain game.

PRADIPTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang