III. Kilas Balik

9 2 0
                                    

Hai, maaf ya aku up nya ngaret. Maklum, aku banyak kesibukan. Anak sekolah ya ges ya😭. Huhuu sedih banget aku. Hopefully kalian gak bosen ya sama cerita Renjana. Skuy lah. Gaskeun. Jangan lupa puter musiknya,

Membasuh-Hindia ft Rara Sekar

"Konstelasi bintang di angkasa, terlihatnya sangat berdekatan sekali, kan? Nyatanya antara bintang yang satu dengan bintang yang lain itu, terpisah oleh jarak yang sangat jauh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Konstelasi bintang di angkasa, terlihatnya sangat berdekatan sekali, kan? Nyatanya antara bintang yang satu dengan bintang yang lain itu, terpisah oleh jarak yang sangat jauh. Layaknya, aku dan kamu."

________________________________________________________

"Jan.... Renjana..."

Langkah Renjana terhenti karena teriakan seseorang yang memanggil namanya.

"Hai, Nadir." Renjana berhenti melangkahkan kakinya. Dan menatap Nadir lekat.

"Dir, kenapa?" Renjana melihat serpihan luka di pelipis Nadir. Bukan luka kecil, tapi luka yang lumayan serius.

"Bukan apa-apa Renjana."

"Tapi.."

"Shut."

Ucapan Renjana terhenti tatkala Nadir menghalangi bibir mungil Renjana untuk kembali berbicara.

"By the way Jan, gue bawain sesuatu buat lo."

"Apa?"

Nadir mengeluarkan satu kotak kecil berwarna ungu, yaitu roti dengan isian selai kacang. Iya, Renjana suka sekali selai kacang. Dan, tentunya Renjana selalu membawa satu tumbler berisi minuman teh, dengan teh yang berbeda-beda di setiap harinya.

"Jan, hari ini bawa teh apa?"

Pertanyaan Nadir tadi, membuat Ingatan Renjana tentang kilas balik hubungannya dengan Abrisam muncul. Dimana, pertanyaan itu seringkali Abrisam lontarkan kala itu. Sebuah pertanyaan sederhana, tapi berefek besar bagi Renjana.

Dunia untuk RenjanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang