Allo, kita bertemu lagiiiii. Ikuti alurnya twerrus, ya. Maaaaf aku up nya ngaret. Ayo kita mulai
Music: Hadapi berdua-Tiara Andini"Aku tidak pernah bisa mengatakan betapa aku sangat menyukaimu dan betapa istimewanya kamu untuk aku. Tapi, aku bisa mengatakan bahwa duniaku tersenyum saat bersama kamu."
_____________________________________________________________________________
Senin saat itu, di sekolah tidak ada kegiatan belajar mengajar. Sebab, ada acara pensi. Nadir, selaku ketua pelaksana karena dia anggota OSIS, terlihat sangat sibuk. Sampai-sampai, wajahnya terlihat pucat pasi. Nadir merasakan bahwa dirinya memang tidak baik-baik saja. Seolah tau, dan ada ikatan batin, Renjana datang menemui Nadir yang duduk termenung di kursi depan lapangan basket.
"NADIIIIRRR..." Renjana berlari ke arah Nadir.
"Kenapa Jan?" Tanya Nadir, berusaha memaksimalkan kondisi mukanya.
"Are you okay?" Renjana panik.
"Baik kok. Baik banget."
"Jangan bohong."
"Nggak. Gue gak papa."
Renjana membungkam mulut Nadir dengan tangan mungilnya.
"Nadir, lo jangan bahaya-in diri sendiri. Gue tau lo lagi gak baik-baik aja. Lo itu baru sembuh Nadir, ini lagi, OSIS nya kok gak ngerti, kenapa lo yang harus sibuk sendiri. Kan anggotanya banyak Dir."
"Renjana, kan yang lainnya udah kebaikan tugas sendiri."
"Nadir tapi.."
"Jan? Lo kok jadi over ke gue?"
"Gue khawatir sama lo Nadir."
Nadir tersenyum manis. Dia, menahan sekuat tenaga agar dia tidak terlihat salah tingkah di depan Renjana. Seolah, Nadir merasakan kupu-kupu di perutnya semakin bergerak-gerak tak karuan, dan siap membludak kapan saja.
"Makasih loh udah khawatirin gue. Tapi gue serius gak papa."
"Kalo ada apa-apa awas loh ya? Gue gak terima lo sakit lagi."