X. Perkara Bintang

0 1 0
                                    

Hai, kita ketemu lagi. Maaf, ya baru up. Kalem, cerita ini konfliknya ringan kok gengs. Selamat membaca, ya

"I see you as my future."

____________________________________________________________________________________________________________

Malam hari itu, bintang-bintang menghiasi bumantara dan seisinya. Membuat nabastala bercahaya, dan memancarkan nayanika tatkala melihatnya. Dersik beserta rinai hujan yang bergemercik semakin menambah suasana teduh kala itu.

Renjana, tengah asyik memandang langit dengan tumpukkan buku biologi, bersama Nadir disampingnya.

"Jan, kamu suka apa sih?" Tanya Nadir memecah keheningan diantara mereka.

Renjana menoleh pelan, dan menatap Nadir lekat.

"Aku ... suka bintang." Jawab Renjana.

"Kenapa bintang?" Tanya Nadir.

"Karena, bintang yang kita lihat saat ini, berasal dari masa lalu. Aku selalu bermimpi, selalu berharap untuk bisa melihat masa depan. Dengan melihat bintang aku merasa menjadi bagian dari masa depan."

Nadir mengangguk. Dan Renjana memalingkan wajahnya ke arah langit.

"Masa depan, ya?" Tanya Nadir sembari diiringi anggukan pelan dari Renjana.

"Kalo kamu suka apa?" Tanya Renjana kembali menatap Nadir.

Bukannya menjawab, Nadir malah menoleh ke arah renjana, dan menatapnya lekat.  Sungguh, Renjana dibuat bingung kala itu.

"Nadir?"

"Masa depan, kan?"

Renjana geming.

"I see you as my future." Kata Nadir sembari mengelus puncak kepala Renjana dengan lembut.

"Nadir, kamu jangan kayak gini."

"Kenapa?"

"Aku gak kuat."

Demi apapun, Renjana tidak bisa menahan semu merah di pipinya kala itu. Udara yang tadinya dingin, mendadak menjadi panas. Iya, panas karena getaran hati Renjana yang dibuat semakin tak karuan oleh Nadir.

"Nadir, kamu gak pulang?" Tanya Renjana.

"Nunggu kamu selesai belajar. Toh, Mama kamu tadi gak keberatan."

"Kamu kan harus belajar juga buat besok. Kamu juga kan besok sekolah."

"Iya. Santai aja Jan. Mending, kamu dengerin aku nyanyi."

Renjana menghentikan aktivitas belajarnya, lalu mengalihkan atensinya pada Nadir yang mulai memetik gitarnya, dan menyanyikan sebuah lagu yang sangat manis untuk Renjana, yaitu lagu 'Untuk Perempuan yang Sedang dalam Pelukan' milik band indie Payung Teduh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 23, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dunia untuk RenjanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang