Enam

1.3K 105 48
                                    

Warn! 19+













Nishimura Riki, saat ini tengah merasa kepalanya akan pecah beberapa saat lagi. Karena bungsu lebih tua dari Sunghoon itu, terus menerus sedang merengek padanya.

"Adekkk!!! Kenapa jahat banget sama kakak? Adek gak sayang kakak lagi ya?" Ini adalah pertanyaan kesekian kalinya, yang keluar dari mulut Jake.

Perkaranya--- Karena sebentar lagi adalah ulang tahun Jake, pria itu sudah membayangkan tahun ini akan berkali-kali lipat istimewa karena kehadiran Riki. Namun apa yang terjadi? Riki justru akan pulang kerumahnya, untuk bertemu papa dan mama yang baru saja pulang dari urusan mereka.

"Kakak. Adek sayang banget sama kak Jake. Kakak rayain sama yang lain aja ya, adek nyusul. Soalnya papa mama udah kangen sama adek." Riki bingung, ia harus membujuk Jake menggunakan cara apalagi.

Sedangkan ketiga saudaranya hanya menghela nafas lelah. Jake memang paling perasa diantara mereka, itu mengapa dia gampang menangis, frustasi jika merasakan hatinya sedang dalam kondisi tidak enak.

"Udah Jake, gak usah lebay deh. Rayain kayak tahun-tahun sebelumnya aja." Tengah Sunghoon, karena demi apapun dia sudah mulai jengah dengan kakaknya tersebut. Manjanya sudah melebihi Riki, yang memang sudah menggemaskan sedari lahir.

"DIEM!" Sahut Jake garang, namun pandangannya kembali berkaca-kaca setelah memandang Riki kembali.

"Jake, nanti abang beliin apa aja deh, mau minta apapun terserah. Tapi biarin Riki pergi, dia juga kangen keluarganya lho. Gak lama, cuma dua hari aja." Kali ini peran sulung kembali diuji.

"Kakak, kak Jake. Dengerin adek-- janji cuma sebentar, habis itu adek bakal kasih hadiah apapun buat kak Jake dan kita bakal rayain berdua aja, gimana?"

Kedua telapak mungil Riki menangkup rahang tegas Jake, tak lupa memberikan usapan-usapan lembut lewat ibu jarinya, sungguh demi apapun bagaikan sihir, Jake langsung terdiam.

"Janji? Dan hanya kita berdua?" Tanya Jake sembari memajukan bibirnya.

"Hihi adek janji!" Jawab Riki, sembari mencium singkat hidung bangir sang dominan, dan diakhiri pelukan Teletubbies oleh keduanya.

"Ck! Gue juga kan pengen." Jay yang sedari tadi hanya diam memperhatikan keributan tersebut, akhirnya buka suara. Tidak bisa banyak berbicara dan bergerak, dikarenakan wajahnya masih membengkak ditambah lebam bewarna ungu masih setia menghiasi wajah tampan miliknya.

Gerutuan Jay langsung mendapat tatapan tajam dari Sunghoon dan Heeseung secara bersamaan, Jay yang mendapat tatapan itu kemudian terkekeh canggung.

Baik Sunghoon dan Heeseung jadi ingat kejadian Jay dan Riki beberapa hari yang lalu, dan tak lupa membuat Jake yang langsung pingsan ditempat saat melihatnya secara langsung.














Flashback on,-

Disinilah, sebuah sofa berukuran minimalis tempat mereka biasa menonton televisi, dua anak Adam tengah pada kegiatan terkutuk. Satu dibawah pasrah, satu diatas memegang peranan kendali.

"Nghh.. ahhh. K-kak Jayie."

"Daddy for me, baby boy."

"Hiks-- eungh daddy.."

Riki terkapar pasrah pada Jay diatasnya. Kancing kemeja yang ia kenakan sudah berserakan kemana-mana, merutuki dirinya yang bodoh, karena menuruti permintaan Jay yang menyuruh dirinya untuk memakai kemeja kebesaran dan menggunakan celana dalam saja.

Our Sweetness Riki (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang