CH 02 || STRANGE FEELINGS

1.1K 70 4
                                    

↚❈◈◊◈❈↣

Disclaimer :
Boboiboy & kawan-kawan adalah milik Monsta

↚❈◈◊◈❈↣

Caution :
Cerita ini mengandung unsur gender switch
Hargai penulis dengan tidak menghujat
Mohon memberikan kritik dan saran yang membangun
Nggak suka mending minggat okhey...

↚❈◈◊◈❈↣

High School
Chapter 02 - Strange Feelings

↚❈◈◊◈❈↣

"Ini bu Zila. Saya baru buat beberapa sketsa mentahnya. Kalau memang ada yang tertarik... saya usahakan dalam seminggu ini saya selesaikan" ujar Taufan pada guru berhijab dengan paras ayu di depannya.

Dengan serius wanita itu menatap satu per-satu sketsa yang barusan diberikan oleh siswi favorite-nya. Senyum puas nampak menghiasi wajah wanita itu.

"Whaah... cantik sekali gambaran mu Taufan" dua perempuan itu terkejut sebab kemunculuan seorang pria yang tiba-tiba ikut nimbrung.

"E...? Ehehe... terima kasih pak Zola" pria itu menampilkan cengirannya.

"Ish... jangan mengganggu! Pergi sana!" desis ibu Zila dengan wajah garangnya membuat pak Zola pergi dengan wajah pundung dan raut lesunya.

Perhatian wanita itu kembali teralih pada sang siswi. Senyum bersahabat ditampilkannya.

"Baiklah nak Taufan. Semua sketsa mu bagus. Ibu akan minta pendapat kepala sekolah mengenai sketsa mana yang akan dipilih untuk lomba melukis nanti. Maaf ibu sudah ganggu yah?" dengan gelagapan Taufan mengibaskan kedua tanganna.

"N-nggak ganggu ko ibu. Saya hanya kaget saja. Bisanya orang dengan kemampuan biasa seperti saya diikutkan lomba melukis juga" wanita itu terkekeh.

"Apanya yang biasa nak. Bakat melukis mu itu luar biasa. Kalau kau mengasahnya terus menerus... bisa-bisa kau menjadi pelukis terkenal nanti" Taufan terkekeh malu sembari menggaruk pipinya yang tak gatal.

"Ehehe... terima kasih bu".

"Ya sudah, nak Taufan boleh pergi. Untuk informasi selanjutnya, nanti ibu kabari lagi yah" Taufan mengangguk sebelum pergi setelah berpamitan.

Taufan hendak kembali ke kelasnya, namun maniknya tidak sengaja mendapati sahabat imutnya sedang sibuk berkutat di rumah kaca milik club bercocok tanam. Gadis bermata sapphire itu tersenyum kecil melihat sang sahabat.

"Thorn benar-benar menyayangi tanaman yah? Meski hanya sendiri... rela sekali dia merawat semua tanaman di rumah kaca itu" satu pikiran tiba-tiba terlintas di kepala Taufan. "Hmm... haruskah aku membantunya?".

Tanpa berpikir lagi, akhirnya Taufan berlari kecil menuju rumah kaca dimana Thorn berada.

"Thorn" gadis itu memanggil dengan nada lembutnya. Si netra emerald menoleh.

"Eh? Taufan! Selamat pagi" sapa gadis lugu itu dengan ceria.

"Hehe... selamat pagi. Kau hanya sendiri?" Thorn melihat sekelilingnya. Gadis itu menggeleng pelan.

"Aku bersama teman-teman ku" Taufan mengernyit. Sadar Taufan tidak paham maksudnya, gadis pecinta tumbuhan itu terkekeh. "Maksud ku... tumbuhan-tumbuhan ini adalah teman-teman ku. Jadi aku tidak sendiri" Taufan merotasikan maniknya.

"Maksud ku teman manusia lah Thorn. Anggota club yang lain mana?".

"Belum datang. Mungkin sebentar lagi" Taufan mengangguk menanggapi ucapan Taufan.

HIGH SCHOOL || HALITAU [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang