[02] Basah Kuyup

1.9K 218 3
                                    


"LO GILA YA? KALAU MAU BUNUH DIRI JANGAN DIKOLAM SEKOLAH ANJING!" seseorang berteriak marah.

Sangat marah sampai urat-urat dilehernya pun kentara.

Perth menatap dengan penuh sorot tajam pada cowok yang menjadi sumber kemarahan-nya barusan.

Muka chimon memerah karena takut, panik, dan sesak. Dia lupa apa yang terjadi setelah dia berhasil mengambil kalung liontin itu. Tadi kakinya terasa keram saat didalam air dan pandangan sempat menggelap.

Chimon yang sekarang sedang duduk dipinggir kolam, kini menangis. Dia tidak sanggup menahan rasa takutnya karena bentakan Perth.

Dengan tubuh yang masih didalam air, Perth masih menatapnya tajam. Chimon tidak berani membalas tatapan itu, sungguh!

"Hapus air mata lo, jangan jadi manusia lemah. Dunia gak sebaik itu ngeliat tangisan lo!" Ketus Perth. Lelaki itu berjalan naik menuju pinggir, chimon tidak lepas memperhatikan gerakan-nya.

Mendengar ucapan Perth barusan, spontan chimon menggigit bibir untuk menahan isakan-nya. Lalu menghapus air matanya.

Tiba-tiba Perth berucap lagi "mati pun, dunia juga bakal tetap berjalan. Gue gak perduli lo mau mati kek, bunuh diri kek, asal jangan ditempat ini. Jangan bikin nama tempat ini tercemar karena kematian lo." Jelasnya begitu kembali menoleh kearah chimon.

"Ditempat ini gue yang bertanggung jawab, karena gue ketua ekskul disini." Lanjutnya. Dan kemudian berbalik berjalan pergi.

Perth salah, dia salah paham jika mengira bahwa chimon ingin melaksanakan aksi bunuh diri. Padahal tidak.

"Perth!" Panggil chimon yang kini berlari menghampiri Perth.

Spontan Perth menghentikan langkahnya, ketika chimon berhenti tepat didepan-nya. Seperti sedang menghadang—nya.

"Saya tidak gila Perth, tentu saya tau bunuh diri itu perbuatan yang buruk.. dan saya tidak sedang ingin melakukan hal itu" alis Perth terangkat bingung. Dia masih diam, menunggu chimon kembali berbicara.

Chimon melirik baju seragam Perth yang sama-sama basah seperti dirinya, dia merasa bersalah.

"Terimakasih sudah.. menolong saya. Maaf.. gara-gara saya, baju kamu basah.. saya hanya ingin mengambil barang yang kamu titipkan semalam" chimon memberikan kalung liontin yang sejak tadi ia genggam pada Perth.

Sesaat tubuh perth membeku karena terkejut, namun keterkejutan-nya sama sekali tidak bisa disadari. Dalam benak Perth ia bertanya-tanya, kenapa liontin pemberian ibunya bisa ada ditangan seseorang yang tidak ia kenali itu?

Perth menerima kalung itu, ia juga memegang lehernya, baru menyadari jika benda itu tidak terpasang melingkar disana.

"Kenapa kalung ini bisa ada di lo?!"

Kening chimon merenggut, apakah Perth lupa tentang kejadian semalam?

"Tunggu, sebelum ini lo pernah ketemu gue?" Tanya Perth begitu sadar jika tadi pagi ia juga merasa tidak asing dengan suara chimon.

Dan ternyata benar, chimon mengangguk.

"Semalam, dihalte bus, saya juga ada disana.. kamu mabuk malam itu.. dan kamu menitipkan kalung ini saat kamu sedang mengeluarkan isi perutmu.. Perth" jelasnya.

"Tadi malam kamu lupa mengambilnya.."

Perth tidak berkata lagi. Hanyut dengan pikirannya yang mencoba mengingat kejadian semalam. Tadi malam dia sangat mabuk, maka dari itu dia tidak bisa mengingat dengan jelas.

"Perth.. terimakasih sudah menyelamatkan nyawa saya.." tubuh Perth bergeming.

Perasaanya aneh saat mendengar itu, pandangan-nya lurus menatap bibir tipis yang sedang tersenyum padanya.

Autis Boy✓ | PerthChimonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang