[06] Rasa yang belum selesai

422 39 16
                                    

"Chi"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Chi"

Sebuah jemari terbuka dihadapan anak laki-laki delapan tahun seusianya. Dua insan itu duduk saling berhadapan diatas jalan aspal yang terhias cahaya matahari sore.

Pupil hitam pemilik mata sipit itu menatap penuh jemari seorang anak yang memanggil namanya tadi.

"Hayo ini berapa? coba chi hitung"

"5!" Bibir itu menjawab penuh percaya diri. Manik mata kecilnya berkilau menatap sesosok seusianya yang menahan jari telunjuknya di dagu. Seolah sedang menimang jawaban yang baru saja di lontarkan.

Tidak sabar menunggu, chimon—Anak itu menggoyang-goyangkan lengan sebayanya. Merengek kecil karena tidak sabar.

"Benar... jawabanku benar kan! Ayo! Jangan terus berpikir! Benar kan, benar kan?!" ucapnya.

Anak itu tertawa, menampikkan senyum kelewat lebar dari bibir pucatnya.

"Iyaaa anak ganteng, pinter banget sih kamu" Anak itu mengusak surai rambut chimon, membuat perasaan chimon yang bahagia semakin memuncak saat mendengar pujian itu. Chimon melompat-lompat dan berbutar. Sangat manis.

"Nah, kalau ini?"

"7!" Chimon menjawab cepat setelah fokus pada pertanyaan yang di lontarkan kembali.

"Jadi kalau 5+7 berapa?" Tangan kecil itu menulis diatas aspal dengan kapur.

Chimon menghitung jemari kecilnya. Mencari jawaban atas pertanyaan yang ditujukan.

"12!" Teriak chimon lantang. Walaupun agak lambat, tapi nyatanya dia bisa menyelesaikan itu. Dia tersenyum lebar kala sebuah tangan mengusak rambutnya kesekian kalinya atas rasa bangga terhadap dirinya.

Saat itu, langit sangat cerah. Secerah senyuman di bibir tipis itu. Walaupun pucat, tapi senyuman itu sangat manis menghiasi wajahnya. Netra Chimon memandang teduh senyuman itu.

"Senyum kamu... manis, Chira. Pantas ibu menyukaimu.." tangan kecil itu bergerak ikut mengusak rambut Chira.

"Apa.. aku juga manis seperti kamu?"

"Kamu juga manis tau! Kita ga beda, bahkan kita gak butuh kaca buat bercermin lho. Cukup saling liat satu sama lain, kita jadi tau" jawabnya memberi pengertian seraya menepuk-nepuk rambut mangkok chimon.

"Tapi.. ibu.. hanya menyukaimu, chira"




.
.
.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Autis Boy✓ | PerthChimonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang