Ohm
|Gue dapet info, Perth lagi main.
|Ancur dah tu anak
|Rumah lo paling deket dari sana
|Cepetan bawa Perth keluar.
|Gue lagi di perjalanan sama DrakeNanon melesat cepat begitu mendapat kabar dari Ohm. Jam sudah menunjukkan 01.00 pagi. Lelaki itu terlihat gusar membayangkan tempat yang sangat ingin dia hindarkan dari Perth dan teman-temannya.
Lagi-lagi tempat itu yang menjadi pelarian Perth setelah bar. Hatinya mencelos, merasakan aura tidak enak hanya karena melangkah masuk kedalam begitu sampai ditempat itu.
Cahaya yang remang dalam ruangan menemani orang-orang yang berada di sana, menyemangati jagoan masing-masing dalam pertarungan 'bogem mentah' dua orang diatas ring. Tepat ditengah ruangan itu.
Kerongkongan Nanon terasa kering saat melihat Perth sudah terlihat sangat kelelahan diatas sana. Ini alasan Nanon menghindari tempat ini. Bahkan sebenarnya dia membenci tempat itu. Karena disana, seperti yang ia lihat. Sahabatnya yang menyiksa diri bertarung dengan nyawa sebagai taruhannya.
Tentu ini bukan ajang bela diri resmi, yang dimana terdapat wasit yang menengahi. Menurut Nanon ini adalah ajang bunuh diri, Perth benar-benar gila! Dia seharusnya tahu lawannya bukan tandingannya.
Robby, si anjing gila. Mantan atlet tinju terkenal itu tidak pernah main-main dengan tinjunya. Dia petinju kotor, tidak ingin kalah, membunuh pun tidak masalah baginya asal ia mendapat uang atas kesepakatan kedua pemain.
Yang mana keduanya bersepakat akan bertarung, sampai mati pun tidak masalah.
Di tempatnya, Nanon menatap gusar kearah salah satu laki-laki yang berada diatas ring. Yang ia ketahui, petarungan akan selesai setelah sepuluh menit, tetapi Perth sudah terlihat lemah diatas sana. Sementara Robby sebaliknya.
Hal aneh yang lain, Perth membiarkan sang lawan menghajar bebas dirinya tanpa ia melawan sedikit pun. Gila benar-benar gila yang mana penonton malah bersorak saat tubuh sahabatnya terhuyung lemah.
Nanon tidak bisa tinggal diam saja, dia berbicara pada seorang ditempat itu.
"Bang, Perth hari ini lagi kacau banget, tolong hentiin pertandingan ini" mohon Nanon pada pria disebelahnya.
"Gue gak bisa, pertandingan ini udah jadi kesepakatan antar dua pemain, dimana pertandingan bakal tetap berlanjut sampai waktu yang ditentukan abis." Tanggap romeo.
"Lo gila ya?! Temen gue bisa mati bego!"
Romeo hanya menatap lurus kedepan, mengamati dua laki-laki diatas ring. Bukannya tidak perduli dengan laki-laki yang sudah babak belur itu, tapi memang dirinya tidak bisa berbuat apa-apa selain waktu yang menghentikan pertandingan ini.
"Dia beda, Perth gak akan mati" begitu katanya. Nanon mendengus, kembali menatap khawatir.
Sedangkan diatas ring, Perth sudah tersungkur dengan posisi lawan yang hendak kembali melayangkan tinju diwajahnya. Namun kali ini Nanon tidak tinggal diam lagi, dia berlari menuju ring. Melesat cepat menangkap tangan Robby yang akan menyentuh wajah sahabatnya, membuat teriakan penonton ricuh tidak terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Autis Boy✓ | PerthChimon
Fanfiction"saya bukan gila, tapi Autis" ... bxb ⚠️ Homophobic? pergi aja