perkara cabe

82 14 0
                                    

Tak terasa satu Minggu berlalu dengan begitu cepat, hari ini adalah hari terakhir ujian semester dengan mata pelajaran sejarah yang lumayan menguras pikiran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak terasa satu Minggu berlalu dengan begitu cepat, hari ini adalah hari terakhir ujian semester dengan mata pelajaran sejarah yang lumayan menguras pikiran.

Setelah bel pulang berbunyi Vyona dan teman-temannya bukannya langsung pulang tapi justru langsung menuju kantin untuk mengisi perut.

"Wah gila kenapa sih dulu negara kita harus dijajah, bikin orang pusing aja. Andai negara kita nggak dijajah, mungkin aja nggak akan ada pelajaran sejarah" ucap Andi sembari memakan sotonya.

"Iya, Gedeg banget gue. Otak gue yang cuma sebesar biji kedelai sampai nggak sanggup mempelajari sejarah Indonesia" timpal Niko, dan di angguki oleh Astrid, Ghea, dan juga Riri.

"Emang dasarnya loe semua malas belajar. Pakai banyak banget alasan"

"Loe mah enak V, otak loe encer" ucap Riri sembari mencomot gorengan di atas meja.

"Loe semua itu juga pinter, nyatanya bisa masuk IPA 1. Cuma malas aja kalian itu"

"Susah emang kalau ngomong sama anak pinter" ucap Niko sembari mengelus dada.

"Cabe gue tuh" ucap Riri dengan ngegas ketika cabe yang tinggal satu biji diambil oleh Andi.

"Yaelah pelit banget, pakai saus tuh"

"Ogah. Punya gue itu, bawa sini"

"Bagilah, Ri. Satu doang"

"Kagak ada ya, itu cabe tinggal satu-satunya. Lagian loe itu makan soto, ngapain pakai cabe sih"

"Sambelnya abis"

"Loe kembaliin atau gue sumpel mulut loe pakai sepatu"

"Iya-iya nih, dasar Mak lampir " pada akhirnya Andi memberikan cabe itu kepada Riri daripada masalahnya malah berbuntut panjang.

"Ati-ati loe berdua, cinta itu bisa tumbuh secara tiba-tiba" ledek Vyona.

"Gue suka sama dia!" ucap Andi dan Riri secara bersamaan, keduanya pun saling menunjuk satu sama lain. "Ogah" lanjut keduanya.

"Dih sok kecantikan loe Mak lampir"

"Loe tuh sok ganteng"

"Lah gue emang ganteng, anjir. Nyatanya mantan gue ada dimana-mana"

"Dih, barang bekas mah emang harganya murah"

"Ente jangan ngadi-ngadi ya, beraninya ngatain gue barang bekas"

"Lah emang nyatanya gitu kan"

"Sarap loe, pantes aja nggak ada yang mau sama loe"

"Bachoot loe"

Melihat kedua temannya yang tengah adu mulut membuat Vyona pusing sendiri, hingga pada akhirnya ia memberi isyarat kepada jazz, dan juga yang lainnya untuk segera pergi meninggalkan Andi dan Riri.

Vyona ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang