Malam ini sesuai dengan janjinya kepada teman-teman Jazz datang ke sirkuit untuk membantu teman-teman mendapatkan uang. Mungkin bagi Jazz, Rafa, maupun Andi uang itu tak seberapa, tapi bagi Agam uang itu cukup membantunya untuk menambah uang jajan ataupun membayar biaya sekolahnya dan juga Azam, begitu pula dengan Eric ataupun si kembar mereka juga akan ikut balapan untuk menambah uang jajan mereka.
"Yo Jazz, nongol juga loe akhirnya" ucap Akbar yang melihat Jazz baru saja datang.
"Kenapa loe bang! Kangen loe sama gue" seru Jazz sembari menaik turunkan kedua alisnya.
"Jijik" Akbar benar-benar merasa geli melihat Jazz yang seperti itu, kemana anak didiknya yang dulu! Cowok dingin yang cuek itu sekarang sudah mencair, aihh Akbar benar-benar tak menyangka kalau pengaruh Vyona sebesar ini untuk Jazz.
"Bang, kalau seumpama gue berhenti sampai disini gimana?" Tanya Jazz secara tiba-tiba tentu saja hal itu membuat Akbar langsung terkejut.
"Maksud loe berhenti?" Tanya Akbar masih setia dengan wajah bodohnya.
"Mungkin ini terakhir kalinya gue ikut balapan, mungkin ivent beberapa bulan yang lalu adalah terakhir kalinya yang gue ikutin" jawab Jazz sembari menatap lurus ke depan rasanya ia tak mampu menatap mata sang pelatih, mengingat selama ini bagaimana usaha Akbar dalam melatihnya hingga bisa jadi seperti ini.
"Gue gapapa, kalau loe mau berhenti sampai di sini. Gue bakal selalu dukung loe, apapun keputusan loe, gue bakal hargain" ucap Akbar sembari menepuk pundak Jazz.
"Loe nggak marah, bang?"
"Ahaha gila loe, buat apa gue marah. Loe emang anak didik gue yang paling jago, bahkan loe yang paling bersinar dari yang lainnya Jazz. Tapi dari dulu gue juga udah nyiapin diri gue kalau loe bakal mundur, apalagi loe anak tunggal harapan orang tua loe"
"Makasih, bang"
"Ngapain pakai makasih segala sih, nanti kalau loe udah nggak ngebalap jangan lupa sama gue"
"Mana mungkin gue lupa sama loe sih, bang"
"Wihh boss udah sampai aja loe!" Seru Eric yang baru saja datang bersama Rafa, Andi, Agam, Eric, dan juga sikembar.
"Loe udah ngomong sama bang Akbar, boss?' tanya Aldi yang baru saja mendaratkan pantatnya di sofa kosong disamping Jazz, kebetulan mereka sekarang sedang berada di cafe dekat sirkuit.
"Udah, sekarang tinggal giliran kalian" jawab Jazz dan langsung diangguki oleh Aldi.
"Bang, gue mau ngomong"
"Mau ngomong apa, Al? Mau ngomong kalau Jazz bakal berhenti ngebalap!"
"Bukan. Sebenarnya bukan hanya si boss aja yang bakal berhenti"
"Ya terus!" Seru Akbar sembari mengerutkan keningnya.
"Kita-kita juga bakal berhenti" ucap Agam, Rafa, andi, Eric, dan juga kembar secara bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vyona ✓
Romance"makin kesini aku makin nggak paham sama kamu, rel" "Cukup, makin kesini aku juga makin muak sama kamu V" "Kamu muak sama aku!" "Ya aku muak sama kamu. Kamu yang selalu seenaknya, kamu yang bar-bar. Semua sikap kamu aku benci V, mulai sekarang aku...