Sedari tadi Jazz hanya mondar-mandir seperti setrikaan. Niat awalnya pergi ke basecamp untuk membantu si kembar memodifikasi motor tapi entah kenapa perasaannya menjadi tidak tenang, sedari tadi Vyona terus berlarian di otaknya.
"Gue kenapa sih sebenarnya! Kenapa keingat sama Queen terus" gumamnya sembari terus mondar-mandir.
Sementara itu seluruh teman-teman menatap Jazz dengan heran.
"Loe kenapa sih boss?" Rafa memberanikan diri untuk bertanya kepada Jazz, karena sejujurnya dia ikut risau melihat Jazz seperti itu.
"Nggak tau, kepikiran Queen terus gue"
"Yaelah bang, gue fikir kenapa. Taunya loe kepikiran kakak ipar, baru aja pisah beberapa jam udah kangen aja loe" ledek Azam tanpa bisa membaca situasi.
Sedangkan yang lainnya hanya mampu menatap Azam dengan horor, bisa-bisanya bocah kunyuk itu bicara seperti itu.
"Kalau si boss kayak gini biasanya ada yang nggak beres sih, sama kayak waktu Aldi jatuh dari motor dulu, boss juga kayak gini" ucap Eric sembari menatap Agam dan si kembar secara bergantian.
"Bener juga loe, gue harap kakak ipar nggak kenapa-kenapa"
"Amin" ucap si kembar dan Eric secara bersamaan.
"Ini kenapa pada diem-diem bae sih!" Ucap Andi yang baru saja datang. Cowok itu menatap heran kearah teman-temannya, karena biasanya Eric, Agam, dan juga Aldo akan sangat gaduh.
"Sini loe" ucap Agam sembari sembari memberi isyarat agar Andi mendekat.
"Kenapa?"
"Si boss kepikiran terus sama kakak ipar"
"Lah kan tadi udah ketemu anjir. Si Jazz kalau udah bucin kelewatan"
"Goblok loe emang" ucap Agam sembari menoyor kepala Andi. "Loe baca situasi goblok, khawatirnya si boss kali ini beda" lanjutnya dengan setengah kesal, kenapa juga di bumi ini ada manusia seperti andi dan juga Azam.
"Duduk sini, pusing gue lihat loe mondar-mandir kayak setrikaan rusak" ucap Rafa sembari menuntun Jazz duduk di kursi.
Tak berselang lama ponsel Jazz berdering menandakan ada panggilan masuk didalamnya, dengan segera Jazz meraih ponselnya di atas meja, ternyata yang menelfon dirinya adalah Akbar.
"Halo bang"
"Loe dimana Jazz?" Tanya Akbar tanpa basa-basi
"Lagi di basecamp nih, kenapa bang?"
"Kerumah sakit kasih bunda sekarang"
"Ngapain?" Tanya Jazz dengan mengerutkan keningnya, perasaannya bertambah semakin tak karuan.
"Vyona kecelakaan" ucap Akbar langsung to the points, karena ia tau kalau anak didiknya itu memiliki perasaan yang sensitif.
Plakk....
Ponsel yang semula menempel pada telinga kini jatuh begitu saja di lantai hingga mengundang perhatian teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vyona ✓
Romance"makin kesini aku makin nggak paham sama kamu, rel" "Cukup, makin kesini aku juga makin muak sama kamu V" "Kamu muak sama aku!" "Ya aku muak sama kamu. Kamu yang selalu seenaknya, kamu yang bar-bar. Semua sikap kamu aku benci V, mulai sekarang aku...