Bab3

269 144 68
                                    

haii gais👋🏻
jangan lupa vote dan komen yah🙌🏻☺️
kalo ada typo tandain

                    happy reading

Setelah sampai didepan rumah, Dini masuk dan mengetuk pintu, tidak lupa juga meengucapkan salam.     

"Assalamualaikum Bu," teriak Dini menggema di penjuru ruangan

Nina yang sedang berada didapur pun sangat terkejut, mendengar teriakan dari anaknya itu. 

"Walaikumsalam! Eh udah pulang kamu nak," balas Nina yang diagguki oleh dirinya.
Dengan segera dia pun langsung menyalimi tangan ibunya

Dini yang melihat Ibunya berada didapur, ikut menyusulnya kedapur.

"Lagi ngapain Bu?," tanya Dini

"Lagi jualan cendol!! Udah tau lagi masak pake ditanya lagi," kesal Nina pada anaknya

"Biasa aja dong Bu, kan cuma nanya.
Lagian yah Ibu tumben banget masak banyak," tanya Dini

"Udah udah!! Dari pada banyak cingcong mending kamu ganti baju abis itu bantuin ibu masak," titah Nina pada dini

Dini yang mendengar itu pun hanya menganggukkan kepalanya lalu berjalan ke arah kamarnya.

Setelah selesai ganti pakaian, Dini sekarang berada didapur berniat nembantu Ibunya yang sedang memasak.

Dini memang sering membantu ibunya memasak, jadi tidak heran jika dia jago dalam hal memasak.

"Bu tapi ini tumben banget masaknya banyak," tanyanya karna merasa heran tiba tiba Ibunya masak banyak," Siapa yang mau makan," pikirnya.

"Nanti sore bakal ada tamu, yang dateng kesini. Nah nanti kamu juga dandan yang rapih yah, yang pastinya cantik juga okee," balas Nina

Dini yang mulai bingung dan merasa heran pun lalu bertanya kembali pada Ibunya.

"Eumm Bu, emngnya ada acara apa ya? Terus siapa yang dateng? Tumben banget nyuruh Dini dandan yang rapih?" Tanya Dini yang mulai penasaran

"Nanti juga kamu tau, sekarang  mendingan kamu nurut aja oke," balas nina

"Issst bu tapikan Dini kepoo, masa gitu aja gaboleh tau si," kesal Dini

Setelah itu tidak ada jawaban lagi dari ibunya, dan mereka pun mulai menyelesaikan masaknya.

.
.
.

Disisi lain seorang anak laki laki sedang bergelut didalam kamarnya  dengan terus berteriak karna tidak terima dan tidak setuju dengan apa yang diucapkan oleh Papahnya tadi.

"Apa Papah gue udah gila ya!! Masa mau jodohin gue sama cewe gak jelas, yang gue pun sama sekali gatau," kesal Angga dengan terus melempar barang barang yang ada di dalam kamarnya.

"Papah udah gak sayang lagi sama gue, Papah emng gak pernah ngertiin gue," amuknya dengan terus melempar barang barang miliknya.

"Flasback"

Angga yang ingin pergi keluar berniat menemui teman temanya pun berlari kecil menuruni anak tangga, Sunjoyo yang sedang duduk diruang tamu pun, menoleh saat melihat putranya turun dari dalam kamarnya

"Mau kemana kamu Angga!! Baru pulang sekolah sudah mau keluar lagi," ucap Sunjoyo pada putranya

Angga yang sedang berlari kecil pun kemudian menoleh dan berhenti sejenak, karena mendengar ucapan dari Papahnya.

"Angga mau main sama temen temen Pah," jawab angga dengan santai

Mendengar itu pun membuat Sunjoyo sangat jengah terhadap anaknya,
yang selalu main keluyuran sampai lupa waktu

"HANYA MAIN! MAIN! MAIN DAN MAIN SAJA YANG KAMU PIKIRKAN," bentak Sunjoyo yang sudah tersulut emosi..

"Terus apalagi Pah, kan memang setiap hari juga begini," jawab Angga dengan kesal

Melihat tingkah anaknya yang seperti itu, membuat Sunjoyo yakin untuk menjodohkanya dengan anak temannya Itu, "Semoga saja dengan menjodohkan dirinya bisa merubah sikapnya saat ini

Sunjoyo meredakan emosinya, dan berkata,"Mendekat lah pada Papah Angga, Papah ingin berbicara hal yang penting," ucap Sunjoyo yang langsung dituruti oleh anaknya.

Dia akhirnya mendekat ke arah Ayahnya yang sedang duduk, dia mulai ikut duduk disebelah Ayahnya.

"Mau bicara apa?" Tanya Angga

"Kamu sudah besar, harus bisa mandiri, harus bisa merubah sikap dan kelakuan kamu. Tidak mungkin kamu harus terus seperti ini, dan tidak mungkin juga kamu harus bertergantungan sama kami, kami hanya ingin melihat kamu tumbuh dengan pikiran yang dewasa," ucap Sunjoyo

Angga yang mendengar penuturan dari Papahnya, hanya mengerutkan alisnya sambil menatap bingung pada sang Ayah.

"Maksud Ayah gimna? Aku sama sekali gak ngerti apa yang Papah naksud," ucap Angga yang masih kebingungan.

Sunjoyo yang melihat raut wajah kebingungan dari anaknya itu pun, dia mulai menceritakan tujuan awalnya.

"Jadi Papah punya teman sewaktu zaman sekolah dulu, nah kami pun  membuat perjanjian, apabila anak kami berbeda jenis kelamin maka kami akan menjodohkannya," jelas Sunjoyo.

Angga yang mendengar itu pun tentu syokk!! Dan dia pun tidak terima dengan apa yang dikatakan oleh Ayahnya. Sangat tidak masuk akal pikirnya.

"Di-dijodohin!! Eng-engga, aku gamau  di jodoh- jodohin pah. Aku bukan anak kecil yang dijodoh jodohin. Biarkan aku memilih pasangan aku sendiri Pah," bantah Angga tak terima

"TIDAK ADA ALASAN APAPUN, DAN TIDAK ADA BANTAH BANTAHAN ANGGA," balas Sunjoyo dengan tegas

"Papah kenapa sih selalu semena mena terhadap aku. Papah gak pernah ngertiin perasaan aku Pah," ucap Angga dengan berlalu pergi dan naik je atas kamarnya.

Niat ingin main pun dia urungkan, karena sudah sangat malas dengan ucapan Papahnya tadi.

Tiba tiba Dewi datang dari arah dapur dengan membawa minuman untuk suaminya.

"Ada apa sih Pah, ko teriak teriak gitu sih?" Tanya Dewi pada suaminya

"Aku hanya berbicara soal perjodohan itu sama Angga mah,
dan sepertinya Angga tidak terima dengan apa yang di katakan ileh Papah barusan," jelas Sunjoyo pada Istrinya

Dewi Mendengar itu pun hanya mengangguk mengerti dengan apa yang dikatakan ileh suaminya.

"Mungkin dia masih syok  Pah, dia masih belum bisa mengontrol emosinya. Udahh biar mamah aja banti yang bicara sama Angga Pah," relai Dewi dengan mengelus pundak suaminya.

Sunjoyo yang mendengar penuturan Istrinya itu hanya mengangguk anggukan kepalanya saja.

End:





udah gais segitu dulu
see you in the next story👋🏻

Nikah Muda [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang