Prolog

226 10 0
                                    

"Nunggu lama ya? Udah dari tadi di sini?" kata laki-laki itu.

Rhea mengangguk kecil. "Santai."

Laki-laki tampan dengan setelan jas ala pemimpin kantor itu duduk di kursi cafe di hadapan Rhea. "Kenapa ngajak ketemu?" kata si laki-laki.

Rhea diam, ia malah merogoh tasnya dan mengeluarkan beberapa barang dari dalam sana, lantas menyodorkan pada Gavin, laki-laki di hadapannya. "Ini kunci rumah, kunci mobil, sama kartu kredit lo," kata Rhea.

Gavin geming. "Kok dibalikin?"

Rhea hela napas gusar. "Masa iya lo lupa sih? Kita kan bakalan cerai dikit lagi."

Gavin kembali diam, mencoba mencerna segala ucapan gadis di depannya ini. "Udah pegang aja," katanya kemudian.

"Buat apaan anjir? Gue rumah ada, mobil ada, duit juga banyak."

"Ya siapa tau sesekali mau ganti mobil, atau tiba-tiba lupa bawa duit kalo lagi kemana-mana, atau..." Gavin ambil jeda. "Barangkali sewaktu-waktu lo mau pulang."

Rhea diam, menatap mata Gavin yang juga balik menatap dirinya. Mereka terkunci dalam adegan itu selama beberapa saat, sampai detik berikutnya Gavin kalah dalam sorot mata itu, ia membuang wajahnya dan berusaha tidak menatap Rhea. Ia kemudian bangkit dari duduknya, merasa bahwa pertemuan ini sudah selesai.

"Loh lo mau kemana?" kata Rhea melihat Gavin yang bangun dan merapikan jasnya. "Mau balik ke kantor?"

"Ya iya, mau kemana lagi emang?"

Rhea tertegun, ia menunduk sedikit. "Sini aja dulu sih. Emang kantor lagi hectic banget?"

"Ya enggak juga sih, biasa aja. Lagian juga ada Arya di kantor. Kenapa emang?"

"Yaudah duduk aja lagi," kata Rhea tenang. "Masih banyak yang mau gue ceritain."

Gavin lagi-lagi diam, selang berapa menit ia kemudian lanjut balik badan dan melangkah menjauh, sontak hal tersebut reflek membuat Rhea juga bangkit dari duduknya.

"Loh beneran mau pergi??" katanya sedikit merajuk.

Gavin menoleh. "Enggak, mau pesen makan sama minum dulu, masa ngobrol mau kosongan gitu aja," jawabnya. "Udah lo duduk manis situ," ia kemudian tersenyum beberapa detik. "Masih banyak juga yang mau gue ceritain."

[•]

sebentar, masih banyak yang mau ku ceritakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang