Naresh bilang, tolong jaga Rhea dan tolong jaga Sadewa
tapi yang justru gue lakukan,
melepas keduanya
— Gavin —
[•]
Tok...
Baru satu ketukan, tetapi bising suara lain membuat Rhea diam sejenak.
Brum...
Ini jam delapan pagi, dan Rhea baru pulang sejak malam hari itu ia ngeluyur naik ojol. Dan pagi ini, tepat ketika ia mau mengetuk pintu, mobil Gavin datang di waktu yang sama dan laki-laki itu langsung keluar dan menghampiri Rhea.
Keduanya diam, sama-sama memasang ekspresi bingung.
"Lo kok pulang kantor jam segini?"
"Lah lo abis dari mana berantakan gini?"
Dua hari pergi. Dua hari juga tak saling kabar.
Rhea sejak dari malam itu pergi menyewa hotel untuk dirinya sendiri menggalau.
Sementara Gavin, sejak hari itu, ia tidur di kantor dan bahkan sampai saat ini masih pakai kemeja dan jas kantor.
"Gue abis nginep di rumah temen gue," kata Rhea.
"Oh. Gue abis lemburan di kantor."
Rhea mengangguk-angguk, lalu kemudian membuka pintu dan mempersilahkan Gavin masuk.
Rhea sejujurnya sedikit sedih, ia pikir dua hari pergi, Gavin ada di rumah dan akan merasa kehilangan dirinya. Ternyata tidak, ia nyaman-nyaman saja dengan dunia kerjanya.
Dan Gavin, ia pun prihatin pada dirinya sendiri, ia pikir sewaktu ia pulang setelah dua hari tidak ada kabar, Rhea akan menyambutnya dan merasa bahagia akan kehadirannya. Ternyata tidak, ia nyaman-nyaman saja dengan dunia bermainnya.
Gimana mau dikhawatirin, dia tau gue pergi aja nggak.
Ya begitu sekiranya isi hati masing-masing.
Padahal satu hal yang keduanya sama-sama tidak tau, mereka pergi sama-sama untuk menyembuhkan diri mereka sendiri.
"Mbak Sri masak nggak?" kata Gavin mencoba memecah suasana yang mulai dingin.
"Nggak tau, gue nggak kabar-kabaran sama mbak Sri," jawab Rhea.
Keduanya melongo kesana kemari. "Kok rumah sepi amat ya?" kata Gavin lagi.
"Mbak Sri lagi ke pasar kali."
Gavin kemudian memanggil-manggil mbak Sri, dan tak lama wanita itu datang.
"Eh ya Allah udah pada pulang, maaf atuh saya lagi sikatin kamar mandi, nggak denger suara pintu," kata mbak Sri.
KAMU SEDANG MEMBACA
sebentar, masih banyak yang mau ku ceritakan
Romanceini tentang Gaviano dan Andrhea. dua sosok manusia sempurna, sukses usia muda, dan serba ada. yang orang lain kira mereka bahagia. yang tidak pernah orang lain tanya, "apa kalian baik-baik saja?"