Chapter XII

2.3K 283 25
                                    

Jaehyuk berulang kali mengucap terima kasih karena Doyoung sudah berhasil mengungkap tersangka di balik kematian adiknya, dan Asahi yang ada di sebelahnya juga meminta maaf karena sudah menyalahkan Doyoung kemarin.

Doyoung tersenyum sebelum akhirnya keluar dari rumah Junghwan, beban berat yang ada di dadanya seakan langsung terangkat.

Tapi tidak sepenuhnya karena masalahnya dengan Haruto masih belum selesai hingga saat ini.

Berkali-kali ia mencoba mengajak Haruto untuk bicara namun Haruto enggan menemuinya. Hampir tiap malam ia menunggu di depan kamar asrama tapi jangankan menanggapi omongannya, menatap wajahnya saja tidak pernah.

Musim liburan akhirnya dimulai, untuk mahasiswa seperti Doyoung ia lebih memilih untuk tinggal di asrama karena rumahnya juga tidak kalah sepi dibanding di sini.

Entah Haruto yang jarang bicara tapi kini Doyoung jarang mendengar suara dari belahan jiwanya itu, terakhir kali ia mendengar teriakan kesal dari Haruto karena tidak berhasil mengerjakan tugas kuliahnya.

"Haru, kita harus bicara." Sekali lagi Doyoung mencoba, tapi ia tetap tidak mendapat jawaban.

"Baiklah kalau kau tidak ingin bicara, tapi aku akan tetap memberitahumu."

"Aku merindukanmu, Haru..."

Bukannya jawaban, Doyoung malah merasa hidungnya mulai gatal dan ia mendengar suara bersin berkali-kali di telinga.

"Kau flu?" Doyoung tetap tidak mendapat jawaban, ia akhirnya memutuskan untuk pergi ke toko obat karena yakin kalau Haruto sedang sakit di kamarnya.

"Sudah malam, mau kemana?" Suara Haruto terdengar serak di telinga Doyoung.

"Bukan urusanmu." Jawab Doyoung sebal, tadi saat ia mengajak Haruto bicara, laki-laki itu tidak menghiraukannya sama sekali. Dan sekarang ia malah bertanya hal tidak penting, tsundere sekali.

Baru berjalan beberapa langkah dari pintu asrama, tiba-tiba Haruto ikut keluar dari kamarnya. Di cahaya yang remang dapat Doyoung lihat wajah pucat belahan jiwanya.

"Aku temani."

"Tidak perlu, aku hanya ingin ke toko obat di lantai satu."

"Kau sakit?" Tanya Haruto, Doyoung memutar matanya dengan malas.

"Kau yang sakit, Haru."

"Tidak perlu ke bawah, aku sudah membeli obat tadi. Kembali ke kamarmu."

"Aku mau membeli obat untukku sendiri, kau sakit aku juga sakit."

Haruto berdecak sebelum akhirnya menarik Doyoung untuk masuk ke kamarnya, membiarkan laki-laki itu duduk di pinggir ranjang yang biasa ia tiduri dan memberikan beberapa pil obat juga air putih.

"Habiskan, setelah itu kembali ke kamarmu."

Setelah menelan obat yang ada di tangan, Doyoung justru berbaring di atas ranjang dan menarik selimut untuk menutup sebagian besar tubuhnya.

"Kembali ke kamarmu, Kim." Suara Haruto terdengar makin berat, flu nya lumayan parah ternyata.

"Aku ingin tidur di sini." Ucap Doyoung sambil mencari posisi nyaman.

"Tidur di atas ranjang Junghwan karena merindukannya?"

Doyoung yang sudah memejamkan mata langsung bangun dari tidurnya, ia menatap Haruto yang sedang duduk di kursi meja belajar dengan pandangan kesal.

"Berhenti bicara soal Junghwan." Omel Doyoung sambil terus memandang belahan jiwanya.

"Kenapa? Bukankah kau masih sangat mencintainya? Itu kan yang kau bilang ke Hyunjun tempo hari?" Tangan Haruto terkepal di atas kedua pahanya, mati-matian menahan kesal atas semua ucapan Doyoung di depan matanya sendiri saat itu.

Soulmate [Harubby]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang