Chapter XIV [END]

3.9K 319 32
                                    

this chapter contains mature content

"Haruuuuuuu." Ucap Doyoung tepat setelah ia membuka pintu asrama, menatap Haruto yang duduk di kursi meja belajar dengan pandangan yang sulit diartikan.

Doyoung berjalan ke arahnya dengan sempoyongan, kemudian menangkup kedua pipi Haruto dengan tangan dinginnya. "Haruto jelek!" Ucapnya, bau alkohol langsung keluar dari mulutnya.

"Kau mabuk?" Tanya Haruto dengan nada tidak suka.

"Iya! Dan ini semua karena ulahmu!"

"Aku? Kenapa?"

"Berkat kau aku harus mengulang empat mata kuliah, bisa kau bayangkan itu? empat mata kuliah, Haru! dua semester dari sekarang aku harus menghadapi puluhan sks dan aku tidak sanggup melakukannya." Kening Doyoung menempel di bahu Haruto, isakan main-main keluar dari mulutnya.

"Itu salahmu karena tidak belajar!"

"Kau tidak membantuku sama sekali, kau lihat ini? kau lihat kepalaku yang kecil ini? otakku tidak sebesar milikmu, Haru. Aku tidak mampu menghapal banyak rumus sepertimu."

Dengan jarak sedekat ini, Haruto dapat melihat wajah merah kekasihnya, pipi tembamnya jadi semakin lucu.

Tanpa sadar Haruto maju dan mengecup bibir Doyoung.

Doyoung yang sadar langsung bergerak mundur kemudian menutup mulutnya.

"Tidak! Kau tidak boleh menciumku! Ujianku gagal maka tidak ada ciuman untukmu!"

Kini Doyoung duduk di pinggir ranjangnya, memandang Haruto dengan tatapan kesal setengah mati, ia harus mengulang beberapa mata kuliah karena terlalu banyak masalah yang terjadi di semester ini.

Mulai dari perkelahiannya dengan Geon, kematian Junghwan, berkali-kali diserang oleh Hyunjun, juga masalah internalnya dengan Haruto, melelahkan sekali.

Doyoung menghembuskan napas kasar dan langsung berbaring di kasurnya, menggulung diri dalam selimut karena tubuhnya mulai terasa berat dan beberapa saat kemudian ia mulai tertidur.

Suara dengkuran halus terdengar di telinga Haruto, ia menghampiri tubuh belahan jiwanya, membuka sepatu yang masih terpasang beserta kaos kakinya, merapikan posisi tidur Doyoung agar senyaman mungkin dan tidak membuatnya kepanasan nanti.

"Selamat tidur, sayang." Ucap Haruto sebelum akhirnya mengecup lembut kening Doyoung.

***

"Kita harus ke rumah sakit sekarang juga!" Ucap Haruto sambil menarik tubuh Doyoung untuk bangun dari tidurnya, ini jam tiga pagi tapi Haruto yang baru saja ingin terlelap tiba-tiba dikagetkan dengan Doyoung yang muntah berulang kali di kamar mandi.

"Tapi aku tidak apa-apa." Bibir yang biasa berwarna merah muda itu kini terlihat pucat, matanya sayu menandakan kalau Doyoung masih butuh banyak tidur.

"Kau sakit, bahkan aku dapat merasakannya." Haruto tidak bohong, ia juga ikut mual tiap Doyoung muntah-muntah, kepalanya juga mulai terasa pusing.

"Tidak mau, aku ingin tidur." Elak Doyoung kemudian mulai memejamkan matanya kembali.

"Kim, dua hari lagi aku ada kompetisi dan aku tidak ingin semua usahaku belajar selama ini gagal hanya karena kau yang sakit." Ucap Haruto kemudian, bukannya menurut Doyoung malah berdecak sebal.

"Egois sekali." Umpatnya sambil menendang Haruto dari dalam selimut.

"Kim Doyoung, setidaknya kau bisa diberi obat di sana. Setelah itu kau bebas mau melakukan apapun."

Soulmate [Harubby]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang