'Lagi?'[Name] menatap layar handphonenya dengan kening dikerutkan, akhir-akhir ini dirinya selalu menemui berita tentang pria yang berselingkuh di dalam TV ataupun handphone.
Hal itu membuatnya menjadi ketakutan juga, apalagi di berita itu dikatakan jikalau banyak nya pria berselingkuh itu di tempat ia tinggal sekarang, saat ini, detik ini juga.
Ditambah, akhir-akhir ini Halilintar sering pulang larut malam, sekitar jam sebelas atau setengah sebelas malam. Kan [Name] takut suaminya itu ada apa atau kenapa.
Gimana kalo ternyata Halilintar juga seringkuh seperti pria yang ada di berita-berita?
———— mungkin, inilah rasanya...
Jam menunjukkan pukul sebelas malam, seorang wanita dengan raut khawatir itu tengah membereskan piring kotor itu bekas makan malam ia dan suaminya malam ini.
Suaminya ini, lagi-lagi pulang malam sehingga makan malam bersama mereka tertunda. Biasanya jam delapan malam [Name] sudah duduk rapi di ruang tengah dengan piring-piring yang sudah tersusun rapi ditempatnya.
Setelah selesai membereskan dapur, [Name] ikut duduk di sofa yang sama dengan suaminya itu, ia sedikit melirik kearah handphone sang suami—lalu melirik suaminya.
"Hali, aku boleh pinjem handphone mu?" dengan berani, [Name] bertanya.
Halilintar yang tengah menonton acara bola itu hanya menganggukkan kepalanya, dia menyerahkan handphonenya kepada sang istri tanpa rasa takut sedikitpun.
"Sandinya apa, Hali?"
"Aku ga ada pasang sandi,"
"Ada looh! Nih!"
[Name] menunjukkan layar handphone Halilintar, yang langsung direspon oleh Halilintar dengan raut bingung.
Sebelum akhirnya ia ingat dan membulatkan mulutnya,
"... Oh."
Dirinya baru ingat, beberapa hari yang lalu ponakannya yang merupakan anak dari Thorn, dan anak dari Taufan itu datang merusuh ke kantornya. Ketiganya ingin meminjam handphone Halilintar, dengan embel-embel,
"Di handphonenya Om Lintar ada game, gak?"
Nyeh.
Halilintar pikir ia akan tenang tidak diganggu oleh TTM lagi seperti masa SMA, namun nyatanya ... TTM malah ada penerus. :')
"Sandinya halilintaranaktunggal. Huruf kecil semua, dan gak pake spasi."
"... Wah, kayaknya kalo kukasih tau Gempa atau Thorn bakal seru, nih."
"[Name]...."
Sang empunya nama terkikik geli, ia menggeleng lalu kembali melihat isi handphone suaminya.
Dia membuka galeri foto yang ada di handphone suaminya. Matanya tertarik dengan sebuah album bertuliskan,
Sweetheart.
Album itu berisi lebih dari 500 foto, membuat [Name] mengerutkan keningnya lalu membukanya.
Semuanya berisi ... Foto [Name].
[Name] menatap layar handphone suaminya dengan pandangan tak percaya, tak lama, tangannya beralih dan membuka aplikasi yang biasa Halilintar pakai untuk mengirimkan pesan kepadanya.
Tak ada apa-apa.
Hanya nomor dirinya, saudaranya, rekan kerja, grup keluarga dengan nama 'ICE GEMPA KAPAN NIKAH?', teman, dan juga grup kerja.
Tapi, yang membuat [Name] tertarik itu, nama kontak dirinya di handphone Hali. Tak hanya itu, kontaknya disematkan oleh Halilintar, juga diberi nama 'Luv ❤'.
Astaga, [Name] tak pernah menyangka jika Halilintar bisa sebucin ini.
[Name] kembali membuka aplikasi lainnya, ia sedikit melirik Halilintar yang masih fokus menonton pertandingan bola lalu lanjut melakukan aktivitasnya.
Setelah merasa cukup, [Name] kembali menaruh handphone suaminya di atas meja, dia terkikik geli, membuat Halilintar sedikit bingungan.
"Kenapa, [Name]?"
"Kamu itu ternyata lucu juga, ya!"
"... Hah?"
"Astaga, aku masih gak nyangka ada nama sweetheart, luv ❤, punya Hali, si gemes, sayang disitu."
Halilintar loading sebentar, sebelum akhirnya ia paham dan langsung menatap [Name] dengan rona merah.
"[N-name]!"
"Ululu, aku sudah fotoin satu-satu, nanti aku tunjukkin deh ke Blaze sama yang lainnya! Biar mereka tau kalo Kakak mereka itu gini."
[Name] langsung tancap gas melarikan diri ke kamar—yang langsung di kejar oleh Halilintar.
Untung saja Halilintar berhasil menahan pintu kamar sebelum [Name] menutup dan menguncinya.
"Hapus, [Name]."
"Gak mau wlee"
Halilintar mendengus, ia mendorong pintu kamar agar dirinya bisa masuk, lalu, dirinya melihat sang istri yang masih kesenangan dengan pandangan mengejek.
Pria itu mendekat, mencoba meraih handphone sang istri yang saat ini sedang menyimpan moment alay-nya.
"[Name]...."
"Hali ga bakal bisa nangkep!"
Halilintar melipat kedua tangannya di depan dada, ia nampak berpikir sebelum akhirnya menyeringai,
"Aku ga bisa nangkep handphonemu, tapi aku bisa nangkep pemiliknya—kamu."
"... HEH!"
Malam itu, [Name] menyesal karena telah menjahili Halilintar, dan sekarang, [Name] paham kenapa TTM terkadang takut mengerjai Halilintar.
Itu karena Halilintar selalu tak tanggung-tanggung dalam hal memberi hukuman.
———— ... Rasa suka pada dirinya.
[Name] mengucek matanya pelan, saat ini pergerakannya masih terbatas karena badannya yang masih terasa sakit akibat hukuman yang ia rasakan setelah sedikit menjahili suaminya.
"Pagi,"
Suara berat itu memasuki telinga [Name], namun, dirinya tak menjawab, malah semakin menaikkan selimut sampai diatas kepala.
"Masih sakit?"
Aduh, malah makin diperjelas sama Mas Suami.
"Hali berisik, masih pagi tau!"
Halilintar tau, istrinya ini pasti sedang merajuk karena ia yang menyerang tiba-tiba tadi malam.
"Haish... Maaf-maaf,"
Dia mendekat kearah sang istri, menatap muka istrinya yang kesal dengan pipi masih memerah.
"Nyebelin. Gak ada morning kiss pagi ini!"
Pagi ini pula, Halilintar jadi menyesal karena telah menyerang [Name] secara tiba-tiba tadi malam.
'Ya habis tadi malem [Name] gemesin. Siapa yang tahan? Gapapa Hali, gapapa... Cuma morning kiss... Palingan besok pagi dapet.'
Batin dan ekspetasi Halilintar sih begitu, sebelum akhirnya itu semua dihancurkan oleh [Name].
"... Maksudku, gak ada morning kiss, gak ada jatah sebulan."
Jiakh, mampus.
___________________
Susurupriss! /j
Sebenarnya gabut aja si ini, harusnya di up hari sabtu tapi karena udah mau tamat jadi yaa shdudido gitu.
Makasii ya kalian, tetep see u di hari sabtu!
KAMU SEDANG MEMBACA
beautiful eyes; b. halilintar [√]
Overig❛❛BoBoiBoy Halilintar x Reader❜❜ 𝘐𝘯𝘪 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘏𝘢𝘭𝘪𝘭𝘪𝘯𝘵𝘢𝘳, 𝘥𝘪𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘫𝘢𝘵𝘶𝘩 𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘱𝘢𝘥𝘢 '𝘥𝘪𝘢' 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘢𝘬 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘪𝘯𝘥𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢. "... [Name], kamu itu pemilik mata terindah yan...