Remaja pria itu, seseorang dengan rambut caramel yang membingkai wajah manisnya menatap Yibo. Tatapannya terlihat angkuh—malas melihat pria di hadapannya yang kini lebih suka melihat lapangan olahraga sekolah mereka dari atas atap tempat mereka berada sekarang.
Angin bertiup, menerbangkan helai rambut hitam kelam sang lelaki. Dia berbalik, kini menatap pada Xiao Zhan dengan mata menantangnya. Terlihat panas dengan senyuman meremehkan miliknya. Ini dirinya yang lain. Yang berbeda dengan di kenal oleh orang orang di sekitarnya.
"Apa rencanamu sebenarnya?" Xiao Zhan tak suka basa basi, tapi ia tak bisa bertindak kurang ajar dengan seseorang yang bisa di dudukkan sepadan dengannya. Pria ini di takdirkan untuknya—dia tahu itu. Bermodalkan garis keturunan, kekayaan, dan latar belakang keluarga. Yibo—sang lelaki melangkahkan kakinya.
Tubuhnya yang tegap tinggi. Lengannya yang berisi. Wajah tampannya dengan garis rahang yang tegas. Hidung mancungnya. Bibir tipis sexy nya. Pria itu sempurna dengan segala yang melekat pada tubuhnya. Dia berhenti tepat beberapa centi dari Xiao Zhan—jarak yang cukup intim. "Kau tidak tumbuh tinggi sejak terakhir kali kau menolakku, Xiao Zhan." dia berbicara. Dengan suara tegas dan beratnya.
Mendongak. Xiao Zhan bersedekap, mencoba mengenali pria itu. Menolak? Dia memiliki daftar orang orang yang di tolak dan jumlahnya banyak. Yibo, Wang Yibo dengan marga Wang dan latar belakang super, kenapa ia bisa menolaknya? Pria ini bahkan lebih baik dari tunangannya saat ini.
Ya, seseorang yang akan menjadikannya sebagai pria terhormat yang berada di puncak. Hanya Wang Yibo yang bisa. Dia yang dilahirkan sebagai anak kedua. Dia hanya bisa berada di puncak bersama lelaki yang memang sudah berada di puncak. Lelaki itu Wang Yibo. Seseorang yang di rumorkan sudah pasti menjadi impian puluhan wanita berkedudukan di dunia ini.
Bagaimana mungkin ia bisa menolak Wang Yibo yang agung?
"Kapan?" Xiao Zhan bahkan ragu untuk bertanya. Yibo mungkin salah orang. "Aku tidak mungkin menolak seseorang yang harusnya menjadi puncak ambisiku."
Sudah menjadi rahasia umum, Xiao Zhan adalah remaja haus ambisi dan Yibo adalah seseorang yang sangat mengerti itu. Mereka sama sama terlahir di keluarga yang mengharuskan mereka untuk memanjat naik dan memijak bahu siapapun yang mereka anggap mampu serta menyingkirkan yang menghalangi jalan mereka.
Tangan Yibo terulur, jemarinya mengelus pipi Xiao Zhan. Sangat lembut, hingga ia lupa bagaimana rasanya sakit ketika pria itu mempermalukannya beberapa tahun lalu.
Dendam ya?
Yibo harusnya memilikinya. Yibo menimbunnya sangat banyak hingga mendarah daging untuknya. Tapi ia sendiri sadar satu hal. Ketika ayahnya mengatakan dengan tegas. "Kau kenal dengan keluarga Xiao? Ayah sangat kenal dengan kepala keluarga Xiao, kuharap kau bisa bertingkah baik pada putra kedua keluarga itu. Kau akan menikah dengannya kelak."
Begitu santai. Ayahnya berkata seolah hidupnya memang sebuah boneka yang bisa di atur seenak jidatnya. Tapi itulah kenyataannya. Yibo takkan bertindak bodoh seperti cerita roman picisan bahwa ia harus kabur dari rumah dan akan menikah dengan pria atau wanita pilihannya. Atau ia akan mencoba peruntungannya dengan membuat Xiao Zhan membenci dirinya agar perjodohan itu dibatalkan. Atau dia harus jatuh cinta pada pria dengan mole di bawah bibirnya itu untuk kesekian kalinya.
Tidak tidak.
Yibo tidak memiliki pilihan yang sangat banyak dalam hidupnya.
Ia hanya perlu melakukannya. Karena suatu saat nanti dia akan berada di puncak seperti ayahnya dan memerintah apapun yang ia inginkan. Memanipulasi keadaan, menjadikan anaknya sebagai boneka, dan berbahagia dengan hidup yang ia bangun. Yibo akan merasakannya, ketika ia sanggup mewarisi tahta sang ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
IKEMEN√
FanfictionPenolakan itu tak membuat Yibo dendam, hanya saja dia mendapat motivasi menjadi lebih baik. "Bukan salahmu karena menolakku atau melupakan ku". "Kesalahanmu hanya karena tak mengenaliku" Original Story by: @ikazordick Cr: Gambar nyomot Pinterest #R...