05: ♡.

776 114 83
                                    

Mencibir sesekali memajukan mulutnya.

Jingyu tidak bisa tak tersenyum mesum melihat wajah Xiao Zhan. Dia harus memasukkan sebanyak banyaknya di dalam memorinya—tentang si antagonis Xiao Zhan yang kini penasaran, setengah merajuk, dan cemburu tak sengaja. Masih dengan seragam olahraga Yibo yang membalut tubuhnya, Xiao Zhan masih terlihat Indah dan glamour.

Intinya, memang pria itu tidak memilih memiliki gaya khas orang kaya. Memang auranya dari sana saja seperti itu.

"Hei Zhan, bukankah kau akan pulang? Kenapa malah mengajakku berbelanja." Jingyu pura-pura polos saja. Ia jelas-jelas mendengar Xiao Zhan memerintah supirnya untuk mengikuti mobil mewah yang mengangkut Yibo dan gadis luar biasa sexy itu. Jingyu tadi pura-pura mendengarkan lagu dari ipodnya dan berakhir mendengar suara berbisik Xiao Zhan memerintah sang supir.

Jadi di sinilah mereka sekarang, dengan Xiao Zhan yang mengekori Yibo sambil bersembunyi di balik dinding dinding atau toko di salah satu pusat perbelanjaan. "Yibo itu tidak elit sekali mengajak kekasihnya berkencan di mall." sungutnya. Tapi matanya bersinar ketika melihat beberapa set pakaian keluaran terbaru dari merk merk terkemuka di mall itu saat melintas.

"Mungkin mereka akan menyewa hotel setelah ini." sesekali menggoda Xiao Zhan tidak apa apa kan. Jingyu bahkan mencoba menahan tawa gelinya saat melihat Xiao Zhan membuka matanya lebar lebar untuk mengawasi pergerakan Yibo dan gadis berkulit coklat yang bergelendotan tak tahu malu—menurut Xiao Zhan di lengan sang kekasih. Yibo itu kekasihnya, mereka akan bertunangan. Garis bawahi itu.

Keduanya memasuki salah satu toko dengan brand, toko pakaian. Sekitar sepuluh menit, Xiao Zhan mencoba mengintip ke dalam toko tersebut. Xiao Zhan rasanya ingin naik ke pundak Jingyu—karena Jingyu lebih tinggi darinya. "Kenapa kau tidak menghampiri mereka saja?" Jingyu memberikan ide. Kenapa Xiao Zhan harus sembunyi sembunyi. Jingyu lebih suka dengan cara Xiao Zhan yang melabrak orang secara langsung. Berbicara sesuka hatinya, atau mungkin ia akan mengabadikan moment Xiao Zhan yang menjambak rambut wanita yang menggandeng Yibo itu. Bukankah usul Jingyu itu sama sekali jauh dari kata elit? Seperti pertarungan antar gadis saja.

Xiao Zhan itu gegabah. Dia juga ceroboh. Itulah kekurangan sekaligus kelemahan Xiao Zhan, yang membuat Jingyu harus berpikir ulang untuk meninggalkan pria angkuh itu seorang diri di dalam mall. Dia bisa bisa di culik oleh orang tak di kenal kemudian di jadikan pelacur. Wajahnya sangat cantik.

Dan mata Xiao Zhan melotot takjub. Yibo keluar dari toko pakaian itu masih bersama gadisnya, dengan setelan yang baru. Xiao Zhan bersumpah, Yibo tidak pernah setampan itu di sekolah. Dia masih berkata ingin menunjukkan jiwa sosial atau sejenisnya. Sekarang lihatlah, pria itu terlihat tampan dengan segala benda mahal yang melekat di tubuhnya. Xiao Zhan merasa itu Yibo. Itu sungguh cocok dengannya dibanding sepeda jelek, sepatu brand tidak terkenal, dan tanpa aksesoris satupun di tubuhnya ketika di sekolah.

Ini lebih pantas bersanding dengannya.

Pria yang kini dengan style casual dan trendy. "Mau ke mana si brengsek itu?" Xiao Zhan mengumpat. Ini keturunan dari ibunya. Dia melakukannya di luar kesadarannya, karena pria terhormat tidak mengumpat.

"Kenapa kau tidak menyuruh orang orangmu untuk mengetahuinya?" Tanya Jingyu membungkukkan tubuhnya, melihat ke arah Xiao Zhan melihat.

"Kau benar juga." Sahut Xiao Zhan. Tapi baru saja ia ingin merogoh ponselnya, ia baru teringat. Dia orang kaya yang tidak punya orang orang suruhan sejenis itu. "Jingyu, bisa pinjam orang suruhanmu. Jika Yang Yang mengetahui aku memakai orang suruhannya, aku akan terdeteksi sedang mengikuti Yibo"

Jingyu melongos tak percaya. Dia sungguh sungguh polos dengan caranya sendiri. Xiao Zhan itu anak manja yang bahkan tak pernah mengotori tangannya. Dia menjalani hidupnya tanpa peduli sekitarnya. Baginya, ia punya uang, ia bisa beli apapun yang ia inginkan dan keluarganya menyayanginya. Jadi dia tak butuh sesuatu yang menjadikannya benar benar seperti seorang antagonis sungguhan—orang orang suruhan yang membuatnya menjadi lebih bersih.

IKEMEN√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang