Chapter 2

4K 264 10
                                    

Matanya tak bisa terpejam

Detik demi detik

Menit demi menit

Dan jam demi jam

Pikirannya terus tertuju pada Alex

Bagaimana keadaannya?

Apa baik-baik saja?

Apa keputusannya itu sudah benar?

Mengingat kemarin membuatnya ragu


Yap sudah 4 hari sejak kejadian itu dan selama itulah ia sama sekali tak bisa tidur

Ia benar-benar merasa bersalah

Tangannya terkepal kuat

Sepertinya besok ia akan melihat bagaimana keadaan Alex

Dengan sembunyi tentunya

Tapi masalah... Apa urusannya?!

Bahkan mereka baru bertemu sangat cepat, belum ada setengah hari



Tapi.....



"Hah... Apa yang gua lakuin sebenarnya?" Gumamnya pelan sambil memijat pangkal hidungnya

Oke keputusannya sudah bulat









"Sekarang bagaimana?" Axel mendongak menatap bangunan

Ia mulai menyelusuri bangunan itu hingga ia melihat sebuah pohon yang dekat dengan jendela

Matanya menelisik hingga melihat Alex yang sedang menunduk dengan tubuh yang bergetar tapi bukan itu yang membuatnya kaget

Tubuh Alex tubuh dengan luka lebam

Axel menggertakkan gigi menahan amarah, tangannya terkepal



Tok tok tok tok tok


Axel mencoba membuka jendela ternyata tak terkunci, ia langsung membukanya dan masuk

"Alex" panggilnya pelan

Alex mendongak dan menangis, berlari menuju ke Axel sementara Axel berlutut dan melentangkan kedua tangan

"Hiks huaa hua hikss hiks Axel Axel hiks Axel hikk"

Axel tersenyum sambil mengelus kepala dan punggung kecil itu "Shuut tenanglah kalo tidak ingin ketahuan. Aku akan menyelamatkanmu"

Lihatlah keadaan Alex sekarang

Lebih kurus daripada kemarin, dan banyak luka memar di sekujur tubuhnya

"Hiks hikk Axel hikss Axel" Axel menggendong Alex sambil memiringkan kepala, membiarkan Alex leluasa mendusel di ceruknya

"Kita pergi" Axel memanjat dipohon sambil menggendong Alex

Setelah itu ia langsung lompat dan turun dari pohon dengan ketinggian 7-8 meter

Itu mudah untuk Axel mengingat ia itu sering berolahraga di gym 

Setelah itu ia langsung berlari meninggalkan kediaman Alex









Axel menghentikan sebuah taksi "Pergi ke rumah sakit terdekat"

Sang sopir mengangguk dan menjalankan mobilnya, sementara itu Axel nampak terus mengelus kepala dan punggung anak kecil didekapannya sambil terus memberikan kata-kata penenang karena Alex masih terus menangis sambil menyebut namanya

"Shut tenanglah, sekarang Alex aman... Alex sekarang bersamaku"

Alex berusaha menghentikan tangisannya walau masih sesenggukan

CHILDISH BOY (Ketergantungan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang