14. Mama

3K 231 11
                                    

Pemuda manis itu berdiri di balkon kamarnya, memandangi langit gelap tanpa bintang. Ia merasa banyak yg berubah di hidupnya walaupun tak sepenuhnya begitu.

Lalu seorang lelaki yg jauh lebih tua darinya mendekat dan memeluk tubuh ramping itu dari belakang.

"Lagi ngapain?" Jeno.

Jaemin terkekeh, sedikit terkejut dengan kehadiran Jeno yg secara tiba-tiba.

Jaemin tak menjawab, ia masih setia memandang langit.

"Masuk, ini udah malam."

Lalu yg lebih muda menoleh, memandang teduh sosok yg begitu ia cintai.

"Kenapa kita pindah ke sini? Aku pengen pulang ke rumah, ketemu mama." Ucapnya sedih.

"Nanti kita ke sana kalau semua udah membaik."

"Memang nya kenapa? Apa ada sesuatu yg ga aku ketahui?"

"Ayo masuk, ini udah malam, sebaiknya kamu tidur."

"Daddy selalu ngehindarin pertanyaan soal mama Daddy ga ngizinin aku ke rumah lama, Daddy juga ga ngizinin aku ke kantor. Bahkan aku udah sebulan keluar dari rumah sakit dan aku ngerasa udah sangat sehat untuk ketemu mama."

"Sayang, banyak hal yg terjadi saat kamu di rumah sakit."

"Apa?"

"Emmm."

"Bilang padaku apa daddy?"

"Mamamu sudah tau soal kita."

Jaemin mendelik, buru-buru ia melepaskan diri dari pelukan Jeno. Ia berjalan mundur seolah tak percaya dengan yg Jeno katakan.

Jaemin masih menggeleng, debar jantungnya mendadak tak beraturan. Ia gelisah.

"Kenapa mama bisa tau?"

Jeno mendekat, coba meraih tangan sang anak.

"Waktu itu mama mengecheck cctv dan dia menemukan banyak sekali bukti tentang kita. Daddy ga bisa ngelak karena memang begitu adanya."

"Mama marah besar, dia membanting apapun di rumah, Dia memaki Daddy, dan____"

"Mengusir Daddy."

"Lalu mamamu berniat ke rumah sakit untuk menuntut penjelasan dari mu, tapi Daddy sebisa mungkin mencegahnya. Kita cekcok besar dan akhirnya mamamu berbicara dengan sangat keras untuk kamu ga muncul lagi di hadapannya atau sesuatu yg buruk akan menimpamu."

Tubuh jaemin bergetar, air mata nya mulai merembes dari sudut mata. Ia tak menyangka secepat ini rahasia nya terbongkar. Jaemin memang mencintai Jeno, tapi kehilangan sang mama adalah hal yg tak pernah ia inginkan.

Lalu perlahan Jeno bawa tubuh ramping itu ke pelukan nya, coba menenangkan nya setelah beberapa kali terdengar suara isak tangis di sana.

"Mama membenciku?" Tanya jaemin pelan, suaranya begitu susah keluar karena dadanya yg begitu sesak.

"Tidak, Daddy akan tetap bertanggung jawab. Daddy akan berusaha agar mama memaafkanmu. Daddy janji."

"Tapi Mama membenciku. Dia membenciku hiks"

"Percaya sama Daddy, semua akan kembali baik-baik saja."

Jaemin diam, ia bawa tubuhnya agar terlepas dari pelukan Jeno.

"Lalu grand ma sama grand pa?"

"Mereka juga sudah tau, Awalnya mereka marah sama Daddy, tapi nasi sudah menjadi bubur, Mereka cuma bisa menerima semuanya."

"D-daddy?"

"Iya."

"A-aku malu, Aku menjijik kan."

"Tidak."

Step Father || NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang