Di mata Yuna, Jeno hanyalah orang asing yg singgah di dalam hidupnya dan menjadi ayah sambung dari seorang na jaemin. Namun siapa sangka jika lelaki tua itu dengan mudahnya menyayangi anaknya selayaknya anak kandung? Di mata Yuna, Jeno adalah orang yg paling terpuruk dengan keadaan jaemin. Lelaki itu bahkan terlihat begitu kalut dan putus asa karena tak mendapati jaemin membuka matanya setelah 3 hari pasca operasi.
Yuna mengintip sedikit dari pintu kamar rawat jaemin. Jeno terlihat masih setia duduk di sana dengan tatapan nanar dan sulit di artikan. Untuk sesaat Yuna bahagia karena ia merasa mendapat lelaki yg tepat untuk keluarganya, namun di sisi lain ia merasa sangat sedih karena kebahagiaan tak sepenuh nya berpihak padanya.
Jaemin belum sadarkan diri, bahkan selang-selang masih memenuhi tubuhnya.
"Sayang." Bisik Yuna dari arah pintu, cukup pelan namun masih bisa di dengar oleh Jeno.
Yg di panggil menoleh, wajahnya nampak pucat dengan kantong mata menghitam.
"Aku mau pulang sebentar, ambil pakaian kamu juga, Nitip Nana ya" ucapnya tanpa masuk ke dalam ruangan.
Jeno mengangguk mengiyakan tanpa berniat mengucap kata lebih.
Lalu pintu itu tertutup kembali, Jeno alihkan pandangan nya lagi pada sosok manis di depannya. Ia raih telapak tangan yg terbebas dari selang infus lalu mengecupnya lembut.
"Maafkan Daddy." Hanya itu yg bisa Jeno ucapkan. Yg ia dengar dari haechan, jaemin mengalami kecelakaan tunggal. Motornya menabrak pembatas jalan lalu tubuhnya terpental hingga belasan meter.
Dan Jeno yakin, hal ini ada hubungannya bulan madunya bersama Yuna.
"Kita baru memulai semuanya, kenapa kamu ngasih hukuman ke Daddy kaya ini?"
"Jika kamu mau Daddy sama mama pisah, tolong kasih sedikit waktu"
Tangan jaemin kembali di kecup oleh yg lebih tua. Ia tak pandai mengungkapkan betapa ia takut kehilangan sosok yg berada di hadapannya.
Lalu netra Jeno tak sengaja melihat bulu mata lentik di wajah kesayangannya itu bergerak. Hanya sedikit pergerakan hingga Jeno harus beberapa saat memastikan dengan memandanginya tanpa berkedip.
"Sayang?" Lirih Jeno.
Lalu perlahan mata jaemin yg semula terpejam itu terbuka untuk beberapa detik lalu menutup kembali. Nampaknya pemuda itu masih berusaha menyesuaikan cahaya yg menyapa pupilnya.
"Sayang, kamu bangun? Sebentar daddy panggilkan dokter."
Jeno bergegas menekan tombol yg berada tak jauh dari jangkauan nya.
"Ya Tuhan terima kasih."
Chu
Kening yg lebih muda Jeno di kecup lembut sebagai ungkapan terima kasih karena jaemin telah berjuang untuk dirinya sendiri.
Mata Jeno kerkaca-kaca, sungguh ia bahagia setelah 3 hari lama nya hanya memandang mata indah jaemin terpejam.
Lalu tak lama terlihat seorang dokter dan seorang perawat memasuki ruangan. Dokter itu tersenyum simpul lalu memeriksa keadaan jaemin.
"Seperti yg saya katakan sebelumnya, dia mengalami kelumpuhan otak, beberapa sistem motorik nya tak bisa berfungsi untuk jangka waktu yg tak bisa di tentukan"
Jeno mendengar dengan seksama penjelasan sang dokter. Walau hatinya begitu sakit menerima kenyataan itu, namun di sisi lain ia akan berusaha membantu jaemin melewati semuanya.
"Sebaiknya pasien banyak di ajak berinteraksi ringan, seperti membacakan buku atau menceritakan hal-hal yg menarik. Karena dari hasil pemeriksaan, telinga pasien masih mampu mendengar dengan baik, dengan mengajaknya berinteraksi akan merangsang kerja otak nya. Dengan kata lain, ini bisa di sebut terapi alami"
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Father || Nomin
FanficミKisah cinta terlarang antara Jeno dengan anak tirinyaミ ⚠️BxB, BL, YAOI⚠️ ☞LAPAK NOMIN☜ Affair Non baku Charadeath 📌Cerita ini 100% imajinasi author. Readers di harap bijak untuk tidak membawa cerita ini ke real life para idol.