18. Cemburu

2.4K 143 3
                                    

Hari itu jaemin pulang sekolah paling akhir. Ia menikmati sore di roof top sekolah terlebih dahulu sambil menghisap rokoknya sebelum kembali pulang kerumah. Hal seperti ini memang dulu sering jaemin lakukan jauh sebelum mendapati hubungan rumitnya bersama Jeno.

Hubungannya dengan Jeno membaik, mereka tak lagi perang dingin seperti sebelumnya, namun jaemin belum memberi keputusan berarti pada sang ayah. Sekalipun berulang kali Jeno meyakinkan jaemin bahwa semua akan baik-baik saja namun jaemin menganggap semua kalimat Jeno hanya sebatas kalimat penenang saja, tak lebih.

Pemuda itu hisap rokoknya lalu melempar putungnya ke sembarang arah. Ia berjalan menuju tepi roof top lalu melihat pemandangan di bawah sana dari atas gedung.

Namun tak sengaja pandangannya tertuju pada sebuah obyek yg nampak tak asing. Jaemin melihat Jeno berdiri di samping mobilnya yg terparkir tak jauh dari pintu gerbang sekolahan.

Namun bukan itu yg menarik atensi jaemin.

Jeno terlihat berinteraksi dengan 2 orang yg berpakaian hitam rapi. Satu laki-laki dan satu perempuan. Mereka terlihat tengah mengobrol. Dari gestur yg Jeno tunjukkan, lelaki itu terlihat seperti sedang marah pada dua orang tersebut.

Jaemin mengeryitkan dahinya bingung. Karena penasaran, pemuda itu pun segera membawa langkah kakinya turun ke bawah.

Memang sebelumnya jeno tak tahu jika jaemin masih berada di sekolah. Mengira jika pemuda itu pulang lebih dulu naik kendaraan umum seperti yg jaemin ucap ketika sarapan tadi pagi.

Langkah jaemin terhenti tepat di depan gerbang sekolahan, melihat 2 orang tadi sudah tak ada dan hanya menyisakan Jeno saja di sana.

"Dadd?" Jeno menoleh, mendapati jaemin sudah berdiri di belakangnya.

"Loh kamu belum pulang?"

Jaemin menggelengkan kepala, membawa langkahnya lebih dekat pada sang ayah.

"Tadi siapa?" Tanya jaemin penasaran sambil mengedarkan pandangannya.

"Apanya yg siapa?"

"Aku liat Daddy tadi ngobrol sama orang"

"Oh tadi? Em mereka pegawai grand pa, ngabarin kalau grand pa pengen ketemu Daddy di kantor nya"

Jaemin mengangguk paham. Pantas saja pakaian nya sangat rapi seperti pegawai kantoran.

-🐶🐰-

Dua lelaki tampan itu memasuki rumah. Jeno mengajak jaemin untuk pulang bersama, untung saja tak ada penolakan. Jaemin merasa tubuhnya kurang sehat, mungkin karena semalam ia kehujanan saat pulang dari rumah renjun.

"Loh ma, kok tumben udah pulang?" Tanya jaemin bingung saat melihat mamanya sedang duduk di ruang keluarga.

Yuna masih saja sibuk seperti sebelumnya, maka terlihat sangat aneh jika perempuan itu berada di rumah ketika sore hari seperti sekarang.

Alih-alih menjawab pertanyaan anaknya, Yuna hanya menanggapinya dengan senyum yg seolah di paksakan.

Jeno mendekat lalu duduk persis di samping Yuna, merasa sang istri sedang tak baik-baik saja.

"Kamu kenapa hm? Sakit?" Tanya Jeno.

"Aku lagi pusing banget, akhir-akhir ini banyak banget masalah di perusahaan" jawabnya dengan wajah yg terlihat sangat lelah.

Jeno tersenyum lembut lalu meraih kedua bahu Yuna, memijatnya dengan lembut untuk sekedar membuat tubuh sang istri rilex.

"Jangan terlalu di fikirin, semua ada jalan keluar, aku yakin kamu cukup cerdas buat ngehandle semua masalah di perusahaan"

Step Father || NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang