6. Salah faham

4.1K 282 2
                                    

Hari itu jaemin pulang terlambat. Ia memang sengaja menunggu keadaan sekolah benar-benar sepi baru menuju parkiran untuk masuk ke mobil Jeno. Bagaimanapun juga jaemin harus menjaga rahasia tentang Jeno yg telah menjadi ayah tirinya kini.

"Kenapa lama?" Tanya yg lebih dewasa. Jujur saja, Jeno menunggu di parkiran hampir 2 jam lamanya dan itu tentu membuatnya merasa sangat bosan.

"Tadi anak-anak ada ekskul basket jadi aku ga keluar dulu." Jawab jaemin coba menjelaskan.

Namun Jeno memasang raut muka masam. Sepertinya pria itu kesal pada jaemin dan jaemin cukup menyadari itu.

"Maaf." Jaemin

Bukannya menanggapi permintaan maaf sang anak, Jeno malah melajukan mobilnya tanpa berbasa basi.

"Daddy marah?" Tanya sang anak yg merasa tak enak.

"Lain kali jangan kaya gitu, Aku bukan sopir, aku udah cape banget hari ini ,tapi kamu malah bikin aku nunggu di parkiran kaya orang bodoh!"

Dam

Untuk pertama kali nya jaemin mendengar kalimat Jeno yg cukup menusuk hatinya. Selama ini yg jaemin tau, Jeno adalah sosok lembut dan penyabar. Tak menyangka jika ternyata Jeno bisa marah terlebih itu bukan karena masalah yg besar.

"Aku kan udah minta maaf."

Jeno tak menanggapi lagi, ia tambah kecepatan mobilnya hingga membuat jaemin cukup terkejut hingga tangannya reflek memegang kuat-kuat pegangan tangan yang ada di kabin mobil.

"Pelan-pelan!!" Jaemin

Jika normalnya butuh waktu 30 menit untuk sampai ke rumah, kali ini hanya dalam waktu 13 menit mobil itu telah sampai di rumah. Sungguh jaemin merasa takut sekaligus kesal di sepanjang perjalanan. Jeno melajukan mobil itu seperti orang kesetanan.

Setelah mobil itu benar-benar berhenti di garasi rumah, Jeno lekas melepas seatbelt nya lalu keluar begitu saja dari dalam mobil tanpa mengucap sepatah katapun pada jaemin. Sedang yg mendapat perlakuan demikian hanya mencebikkan bibirnya kesal.

Merasa tak suka di perlakukan seperti itu, jaemin cepat-cepat turut turun dari mobil lalu mengejar ayah tirinya.

"Daddy marah beneran?" Jaemin berjalan memasuki rumahnya dengan langkah cepat karena coba menyamakan dengan langkah kaki Jeno yg lebar.

Karena tak ada jawaban dari Jeno, yg lebih muda pun coba meraih tangan sang ayah untuk meminta penjelasan. Namun sangat tak jaemin sangka, tangannya di tepis dengan begitu kasar oleh Jeno. Hal itu tentu saja membuat jaemin terkejut dan tak habis fikir.

"Kamu fikir aku ga tau? Kamu ciuman sama anak kelas 12C di ruang kelas pas anak-anak yg lain udah pulang kan? Terus aku harus nunggu sesi bercinta kalian itu selesai di parkiran!"

"Ciuman? Ciuman apa? Aku ga ngerti Daddy ngomong apa"

"Tidak usah membela diri, aku bahkan kenal sama murid itu, dia salah satu murid di kelasku, namanya Mark!"

"Mark? Aku bercinta dengan Mark? Daddy bercanda? Dia temen ku, Aku sama dia ga ada hubungan apapun. Kita juga ga ciuman. Tadi tuh__"

"Aku bilang tidak usah membela diri! Aku tidak butuh penjelasan apapun karena kita tak ada hubungan special. Tapi yg pasti aku gak mau jika harus nunggu di parkiran selama 2 jam seperti orang bodoh! Dasar anak berandalan!"

Jaemin terdiam cukup lama setelah mendengarkan kalimat yg Jeno ucapkan. Entah mengapa dada nya terasa begitu nyeri seketika.

"Ah iya, Kita memang gak ada hubungan special apapun, Aku lupa kalau kita cuma sebatas keluarga baru yg tak sengaja hidup bersama, harusnya aku gak ngrepotin daddy kaya gitu, Maaf udah bikin Daddy nunggu lama, Aku janji ga akan gitu lagi."

Step Father || NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang