17. Apartemen (1)

2.5K 162 11
                                    

Lantas mana yg lebih menyakitkan?

Di paksa bertahan dengan keadaan yg tak memungkinkan atau mengakhiri kisah dan mengabaikan hati yg meronta karena sebuah luka?

Terhitung sudah 4 jam lamanya Jeno terus menusuk lubang jaemin tanpa jeda. Lelaki itu benar-benar di puncak nafsunya. Tak perduli dengan jaemin yg telah berkali-kali memohon agar sang ayah menghentikan keegoisannya itu.

Sekujur tubuh jaemin bahkan seperti mati rasa, Lubangnya juga lecet. Bersetubuh tanpa melakukan pemanasan benar-benar menyakitkan.

Sekarang Jeno kembali ke kamar Yuna meninggalkan tubuh jaemin yg telah puas ia nikmati.

"Tua Bangka sialan!" Umpat jaemin.

Ia berusaha berdiri dan menyangga tubuhnya dengan berpegangan erat pada dinding kamarnya. Bermaksud ke kamar mandi untuk segera membersihkan diri. Melupakan kenyataan bahwa ini sudah tengah malam.

Rasa lega sedikit jaemin rasakan ketika lubang nya tersentuh air hangat di dalam bathup. Ia pejamkan mata, merasakan air itu mengendorkan urat-uratnya yg menegang.

Sekarang jaemin merasa masalah yg sedang ia hadapi bukan hal sepele. Merasa sang ayah benar-benar tak terima dengan keputusannya dan terlihat ada obsesi dalam diri lelaki tua itu.

Maka jaemin harus menghentikan semuanya, memikirkan cara baru untuk melindungi dirinya. Sedikit banyak dia menyesal karena telah lebih dulu terobsesi pada sang ayah.

-🐶🐰-

Langkah kecil itu jaemin bawa menapaki lantai rumahnya satu persatu, bermaksud menuju dapur karena hari ini ia telah melewatkan sarapannya, jadi butuh sesuatu untuk mengisi perutnya lalu kembali tidur.

Namun sial, di dapur ada Jeno. Jaemin memutar bola matanya jengah. Coba abai saja, menganggap tak ada lelaki menyebalkan itu di sana.

Jaemin membuka kulkas, mengambil susu kotak rasa vanila dari sana.

"Anjing!" Tubuhnya terlonjak terkejut, tiba-tiba saja Jeno sudah berdiri di dekat nya kala pintu kulkas kembali di tutup.

Namun bukannya menanggapi umpatan jaemin, Jeno terlihat biasa saja. Dia geser tubuh jaemin lalu kembali membuka kulkas di sana, mengambil sekaleng minuman isotonik.

"Mamamu keluar belanja, katanya sekalian ke rumah temannya, kalau mau makan pesan saja lewat aplikasi, makanan tadi pagi habis" ucap Jeno dengan nada dingin sambil menikmati minumannya tanpa melihat wajah sang anak.

Jaemin berdecak kesal. Apa Jeno tak ingin meminta maaf soal semalam, apa lelaki tua itu amnesia?

"Ya" jaemin.

Daripada meladeni Jeno, jaemin lebih memilih untuk kembali saja kekamarnya. Mengistirahatkan kembali lubangnya yg masih terasa nyeri.

"Soal semalam_"

Langkah jaemin terhenti, menajamkan pendengarannya dan bersiap mendengar kalimat permintaan maaf dari Jeno.

"Daddy tak main-main dengan ucapan Daddy, sampai kapanpun Daddy tak akan melepaskan mu begitu saja"

Jaemin melebarkan matanya, menatap kesal pada sosok yg berdiri tak jauh darinya itu.

"Terserah! Susah emang ngomong sama batu fosil"

Pemuda manis itu benar-benar membawa langkah kaki kecilnya untuk kembali kekamar. Mengabaikan Jeno yg tengah tersenyum entah karena apa.

Step Father || NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang