blushing")

15 1 1
                                    


"Lo Rean kan? Anak nya pak saputra," ujar seorang cewek dengan lembut.

"Nama Rean banyak, ga usah sok kenal lo" ketus nya, lalu menarik tangan cewek yang ada di dekat nya pergi.

"Lo kenal cewek itu?" Tanya Shela dan melepaskan tangan Rean yang menarik nya tadi.

"Udah gua jawab kan, tadi" jawab nya datar.

"Rean tunggu!! gue mau ngejelasin, kesalah pahaman yang tempo hari," ucap seorang yang masih mengikuti Rean dan Shela.

"Gue Naya adelia anak nya pak agus, lo taukan?"

Tak di gubris dan hanya di tatap tak suka oleh Rean, Dan membuat cewek ini tak pantang menyerah. Ia kembali menjelaskan masalah yang menurut nya hanya kesalahpahaman.

"Maaf ya, yang lo liat di depan butik itu cuman sahabat gue dan gue ama dia emg kayak de..." Belum selesai, Rean langsung memotong cerita yang sangat tak jelas ini.

"Emg itu semua penting sekarang? Gua udah punya cewek dan jauh lebih cantik dari pada lo" tegas Rean dan langsung merangkul Shela dengan senyuman bangga nya.

"Hah? Gue?" Tanya Shela pelan dan mendapat balasan kedipan mata jail Rean.

"Lo pacar Rean?" Tanya Naya memastikan.

Shela melepaskan tangan Rean yang merangkul pundak nya. Namun, ia kembali memegang tangan Rean dengan erat dan bersandar di bahu nya.

"Gue kira ga perlu di jelasin lagi, ya" kata Shela tersenyum dan membalas kedipan mata Rean.

Blush..
pipi seseorang, kini seperti kepiting rebus. Ntah ia, salting atau baper sekarang. Orang itu adalah Rean, yang masih menatap seorang yang sedang menyandar di bahu nya.

Naya yang melihat pemandangan di depan nya, merasa kesal dan malu. Ia pun pergi meninggalkan pasangan yang lagi bucin ini. Lebih tepat nya, hanya berpura-pura mesrah.

"Lo nyaman banget ya, nyandar di bahu gua" goda Rean tersenyum, padahal ialah yang sangat nyaman dengan posisi Shela yang sekarang.

Shela langsung melepas tangan nya dan kembali jutek karena ulah Rean sendiri.

"Makasih ya, udah bantuin gua tadi" ucap Rean lagi tapi sekarang dengan nada serius dan tulus.

Shela hanya berdehem dan duduk di kursi yang tak jauh dari tempat nya tadi. Rean langsung ikut duduk di samping nya dan mulai merasa bersalah dengan candaan nya.

"Gua minta maaf Shela, maafin gua ya?"

Tak ada jawaban, Shela hanya tertawa, membuat Rean kebingungan. "Dih ngeri" batin nya.

"Apa lo liat-liat gue?" Memelototi Rean yang menatap nya ketakutan.

"Ampun deh Shel, engga lagi gua jailin lo, sumpah"
Ucap Rean sangat serius, sambil mengangkat ke2 jari nya membentuk huruf V.

"Gue pegang omongan lo, awas aja"

"Nih tangan gua, ga mau lo pegang juga?" Tanya Rean menyodorkan tangan nya.

"Idihh modus, bilang aja kalau tangan nya mau di pegang lagi" jawab Shela, sambil menampar pelan muka tamfan Rean.

Rean memegang wajah nya sambil menahan tawa nya, sedangkan Shela telah tertawa sedari tadi.

"Btw pipi lo kenapa tadi?"

Kali ini, kesempatan Shela menjaili Rean balik.
Ia sempat melihat wajah Rean yang blush tadi, dan karena ini lah, ia sampai ngakak begini. Melihat wajah Rean tadi, membuat mood nya membaik.

"Hah? Emg pipi gua kenapa tadi?" Tanya nya sambil memegang ke2 pipi nya. Sebenar nya, Rean sendiri tau keadaan nya tadi. Tapi cukup malu bagi nya, jika harus jujur di depan Shela.

my struggleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang