Sepanjang jalan Jisoo terus berpikir, Jennie itu sosok monster seperti apa? Karena tiba-tiba saja ia bisa menghilang seperti kepulan asap, kemudian wajahnya bisa setengah berubah, dia juga bisa menghisap jiwa manusia, tapi dia juga takut terhadap bulan purnama seperti manusia serigala. Jisoo kembali meragukan ucapan dan semua kejadian yang baru saja terjadi, bagaimana cantiknya Jennie, bagaimana lembut bibirnya ketika ia tidak sengaja mencium wanita itu, bagaimana Jennie bisa terlihat sangat manis dan menggemaskan, begitu juga dengan waktu yang mereka habiskan sambil melihat matahari terbenam kemarin. Rasanya aneh kalau Jennie memang benar sesosok monster tapi setelah kejadian yang baru saja terjadi Jisoo yakin kalau Jennie memanglah monster. Mau secantik dan sebaik apa perbuatannya di hadapan keluarga Kim, kalau sampai desa ini gaduh dan banyak warga yang tewas karenanya, Jisoo juga tidak akan mau lagi percaya pada Jennie.
Ia berjalan masuk ke dalam desa, lebih dalam lagi sampai hanya ada beberapa rumah kecil milik warga dan sudah mulai banyak pohon-pohon besar yang menghalangi jarak rumah mereka. Sepertinya ini adalah jalan setapak ke arah bukit dan Jisoo belum juga menemukan dimana Jennie berada, ia hanya mengajak Jennie ke daerah persawahan jadi tidak mungkin kalau Jennie kabur ke arah bukit, Jisoo saja tidak berani untuk pergi sendirian kemari.
"Hahhh.. aku lelah sekali, kakiku serasa mau lepas." Jisoo duduk di sebuah batu yang cukup besar, pergi berlibur sejenak ke daerah pinggiran kota memang tidak pernah mengecewakan, meskipun hanya melihat pemandangan alam seperti ini saja dirinya sudah merasa sedikit lebih tenang. "Jennie-ya, kau pergi kemana hah?" ucap Jisoo lirih sambil terus menoleh ke kanan dan kiri berharap ia melihat orang lain disana yang tidak sengaja bertemu dengan Jennie tapi sepertinya hanya ada dirinya sendiri. "Jennie-ya!!"
"Berhentilah meneriakan namaku Kim Jisoo." kepulan asap kemudian muncul, berubah wujud menjadi sosok wanita yang sedang ia cari. Tidak ada yang berubah dari Jennie, pakaiannya tetap sama, wajah cantiknya masih tetap sama ia tidak sedang berubah wujud menjadi buruk rupa.
"Kau kemana saja hah?! Aku sudah mencarimu, semuanya mengkhawatirkanmu!! Apa kau tidak berpikir demikian?! Kau tidak berpikir kalau kami mencarimu kemana-mana dan takut kalau kau menjadi salah satu korban monster itu?!" Jisoo sudah lelah dengan perjalanannya dari bawah dan sekarang Jennie muncul seolah tidak melakukan apa-apa dan tidak ada yang terjadi.
"Maafkan aku Jichu-ya, aku membuat desa ini.."
"Oh jadi kau? Kau yang menewaskan banyak warga disini?"
"Aku minta maaf Kim Jisoo, aku sudah bilang kan ikat aku dengan kuat dan tutup kepalaku, kenapa kau tidak melakukannya?" Jisoo ingat kalau tadi malam ia mengendurkan ikatan pada tubuh Jennie, takut kalau wanita itu merasa sesak dan tidak nyaman tapi Jennie malah balik bertanya kepadanya.
"Aku tidak bisa!! Kenapa kau selalu memaksakan sesuatu saat aku bilang aku tidak mau? Bagaimana kalau kau merasa sesak napas, kau tidak nyaman, bagaimana?"
"Memang sudah seharusnya seperti itu."
"Tidak!!" Jisoo tetap mengelak, ia masih memiliki perasaan kasihan jika harus memperlakukan seseorang seperti itu apalagi itu adalah Jennie.
"Aku seorang monster!! Dan kau harus memperlakukan aku seperti monster!!" teriak Jennie, ia menyadarkan Jisoo siapa dirinya sebenarnya kalau-kalau Jisoo lupa.
"Meskipun kau monster, kau berhak di perlakukan dengan baik dan manusiawi ketika kau menjadi manusia. Aku bukan masa lalumu Jennie-ya, keluargaku bukan seperti keluargamu." Jisoo kesal karena ia sudah berusaha untuk memperhatikan dan melakukan yang terbaik menurutnya, rasa nyaman ini selalu saja berakhir menyakitkan. Di pikirannya Jennie mungkin tidak mengerti apa yang dia lakukan karena Jennie tidak pernah di perlakukan seperti ini, seperti keluarga, atau orang spesial.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monster [END]
Short StoryMimpi adalah refleksi diri seseorang berupa gambaran, pikiran dan emosi yang dialami saat tidur. banyak yang berasumsi jika mimpi memiliki sebuah pertanda atau bahkan tidak ada artinya sama sekali. namun bagaimana jika kita memimpikan sesuatu yang s...