#3 Prank

191 36 0
                                    

Jisoo memberanikan diri untuk menceritakan apa yang ia alami kepada Lisa. "Aku selalu bermimpi tentang wanita dengan dress merah dan topi putih itu, semenjak aku melihat rumah tua di dekat taman dia selalu ada di dalam pikiranku. Belakangan ini, sekitar 1 mingguan." Lisa berusaha memahami setiap kata yang Jisoo ucapkan meskipun sulit menerima kenyataan kalau di zaman sekarang masih ada hal seperti itu.

"Kau memimpikannya berapa lama?"

"Hampir setiap malam, sampai suatu malam selama 3 hari aku tidak lagi memimpikan dia. Aku tidak lagi membayangkan bagaimana bentuk dia dan dia tidak ada."

"Oh ya berarti cuma mimpi." tebak Lisa sambil menyesap sisa kopinya.

"Belum selesai, justru saat aku tidak memimpikannya dia sudah berada di hadapanku seperti ini." ucap Jisoo sambil memperagakannya, "Dia benar-benar ada di hadapanku sampai-sampai aku harus berlari ke kamar Jiyoon Eonnie saking ketakutannya."

"Lalu apa kata Jiyoon Eonnie?"

"Ya dia tidak percaya dengan ucapanku menurutnya aku terlalu banyak menonton film horror, film monster dan film-film seperti itu." Jisoo tau jika Lisa tidak akan langsung percaya atau bisa saja Lisa hanya mendengarkannya selewat. "Aku sendiri tidak mengerti dengan apa yang terjadi, aku bingung dan cukup dosen pembimbingku saja yang membuat aku bingung jangan lagi di tambah dengan halusinasi ini." Bisa Lisa dengar jika Jisoo benar-benar muak dengan semua yang terjadi.

"Eonnie, apa kau Indigo?"

"Tidak, sejak kapan aku Indigo?" elak Jisoo.

"Bisa saja kau Indigo, dan si wanita dress merah itu memang dari dunia lain. Dia bertemu denganmu karena ingin menitipkan pesan atau apapun itulah."

"Tidak mungkin, kalau pun iya kenapa dia sampai menggangguku?"

"Ya karena dia mau di bantu."

"Aku tidak Indigo Lisa-ya, itu semua mungkin benar cuma halusinasi."

"Kau tidak boleh stres Eonnie, kau tidak boleh banyak beban pikiran, kau harus tenang dan bahagia. Masalah skripsi ini kita selesaikan bersama-sama dan masalah wanita dress merah itu, aku yakin dia akan pergi setelah dia selesai denganmu. Dia hanya mimpi atau benar tebakanku kalau kau itu Indigo." Tidak ada solusi yang bisa Lisa berikan kepada Jisoo karena menurutnya itu adalah hal aneh dan tidak mungkin terjadi. "Kapan-kapan kalau aku ada waktu, aku akan mengajak Rose menginap di rumahmu Eonnie, siapa tau dengan adanya kami berdua kau merasa nyaman dan tidak lagi mimpi buruk." Jisoo mengangguk, mungkin itu adalah solusi sementara yang bisa ia lakukan karena saat dirinya tidur bersama Jiyoon pun ia tidak lagi bermimpi buruk.

***

Rumah besar dan sangat luas bergaya klasik berdiri kokoh di lahan yang luas dengan di kelilingi pepohonan dan jalan panjang yang mengarah ke arah jalan raya, rumah itu menjadi rumah satu-satunya yang paling besar dan mewah disana.

Tak jauh dari sana terdapat sebuah desa kecil yang dipenuhi oleh orang-orang tidak mampu, untuk makan sehari-hari saja mereka harus bekerja mencari ikan di laut ataupun mencari kayu bakar di hutan kemudian menjualnya ke kota.

Jiyoung, pemilik rumah paling besar itu serta orang yang paling kaya disana merupakan orang yang memiliki kepribadian dingin namun dia memiliki hati yang sangat hangat, dia mulai membantu warga-warga miskin dengan memberikan sembako ataupun sekedar memberikan tumpangan transportasi bagi mereka yang ingin menjual hasil jerih payah mereka ke kota. Beberapa orang yang mempunyai fisik dan tenaga yang masih kuat juga di pekerjakan di perusahaan tambang miliknya.

Jiyoung begitu disegani sekaligus di hormati oleh para warga, banyak yang mengatakan bahwa Jiyoung merupakan malaikat yang di kirimkan Tuhan untuk membantu mereka, berkat bantuan dari Jiyoung, para warga miskin sudah tidak pernah kelaparan lagi, mereka begitu kecukupan untuk makan.

Monster [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang