Butuh waktu satu malam untuk Jennie meyakinkan dirinya sendiri, menerima undangan untuk datang ke rumah Jisoo atau melupakan manusia itu selamanya. Mengesampingkan perasaannya akan Jisoo, Jennie terdiam sejenak di depan sebuah lemari besar yang berisikan berbagai macam pakaian, tapi pakaian yang ia punya hanyalah gaun-gaun mewah dan elegan, tidak seperti yang biasa Jisoo pakai atau yang biasanya ia lihat di luaran sana.
"Apa yang harus aku pakai agar aku bisa terlihat seperti manusia biasa?" tanyanya pada diri sendiri sambil terus memperhatikan gaun-gaunnya.
Tengah malam, ketika semua pertokoan mulai tutup bahkan ada beberapa yang memang sudah gelap sekali, Jennie menyelinap menjadi kepulan asap dan masuk ke dalam beberapa toko baju untuk melihat pakaian apa yang cocok dengan dirinya selain gaun merahnya.
Jennie mencoba pakaian formal seperti orang kantoran dan dirinya sendiri merasa geli saat mengenakannya, ini bukanlah gayanya sama sekali. Kemudian ia beralih ke sektor pakaian seragam remaja, Jennie terlihat menggemaskan apalagi ia sendiri yang mengikat rambutnya dengan model pigtail.
"Tidak tidak, ini seperti bukan diriku, ini seperti anak kecil." Jennie kemudian mengganti kembali model rambutnya menjadi seperti biasa, terurai dengan warna coklat gelap membuatnya lebih natural.
Jennie pun akhirnya mengunjungi sektor terakhir yaitu di bagian pakaian-pakaian kasual yang biasa ia lihat saat dirinya tidak sengaja melewati pusat perbelanjaan atau ketika ia memangsa para wanita yang berparas cantik. Kebanyakan dari mereka mengenakan kaos hitam biasa dengan jaket denim serta celana jeans panjang. Terlihat biasa saja namun tetap cantik untuk sebagian orang. Jennie ingat kalau ia juga pernah memakai jenis pakaian yang sama saat dirinya ikut pergi mengunjungi rumah halmeoni bersama Jisoo.
Dan jenis pakaian kasual yang Jennie pilih ini berhasil membuat ketiga orang di depannya menatapnya dengan takjub karena Jennie memang terlihat sangat cantik dan ini adalah kali pertama Rose melihat sosok yang selalu di bicarakan oleh Jisoo secara langsung.
"Jennie-ya, kau suka makan chickin? Katanya ini adalah chickin terenak yang di jual saat ini." jelas Jiyoon sambil membuka alumunium foil yang membungkus ayam goreng berbalut saus gochujang kesukaan mereka semua kecuali Jennie.
"Apakah ini pedas?" tanya Jennie polos, warna saus gochujang yang merah pekat membuatnya khawatir kalau ayam goreng yang terlihat enak ini terasa sangat pedas.
"Ini? Oh sepertinya tidak ya.." Lisa kembali mengingat apakah ia lupa membedakan mana bagian ayam yang pedas dan mana yang tidak. Ia pun mengambil sepotong bagian sayap kemudian memakannya, diikuti oleh Rose dan Jisoo yang memang sangat suka sekali dengan makanan ini. Air liur Jennie seakan sudah terkumpul di dalam mulutnya namun ia masih ragu kalau-kalau ayamnya memang pedas.
"Jennie-ya, cobalah.." Jiyoon menyodorkan semangkuk ayam dengan warna saus yang pekat, tapi Jennie hanya terdiam memperhatikan ayamnya, "kenapa? Kau tidak biasa makan pedas?" Jennie mengangguk mengiyakan, "tidak, ini tidak pedas, kau tenang saja." Jiyoon meyakinkan Jennie saat tangan gadis itu mulai mengambil ayam dari dalam mangkuk.
"Yang benar saja, apa selama ini ia hanya memakan jiwa manusia bukan makan daging manusia?" Jisoo yang duduk di depan kursi Jennie memperhatikan bagaimana pipi mandu itu mulai bergerak saat Jennie mengunyah daging ayam. "Gembil sekali pipinya itu.." gemas Jisoo sambil tidak memalingkan wajahnya.
"Bagaimana rasanya Jen?" Jiyoon kembali meyakinkan kalau Jennie baik-baik saja dan tidak kepedasan. "Enak?" Jennie menjawabnya dengan anggukan dan ia menikmati setiap potongan daging yang ia makan.
"Heol, memangnya Jennie bukan orang Korea?" tanya Lisa penasaran, Rose dan Jiyoon pun kompak menatap ke arah Jennie dan Jisoo bergantian, Jisoo sendiri tidak tau kalau Jennie tidak pernah mencoba ayam gochujang sebelumnya. "Eonnie, kau mengenal Jennie dimana?" kembali Lisa mempertanyakan hal ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monster [END]
Short StoryMimpi adalah refleksi diri seseorang berupa gambaran, pikiran dan emosi yang dialami saat tidur. banyak yang berasumsi jika mimpi memiliki sebuah pertanda atau bahkan tidak ada artinya sama sekali. namun bagaimana jika kita memimpikan sesuatu yang s...