Jisoo tidak bisa menyangkal di depan keluarganya sendiri ketika Junghun berkata seperti tadi, memang benar jika ia berbincang dengan Jennie tapi ia tidak menyangka kalau Junghun akan menguping pembicaraan mereka.
Setelah semuanya setuju untuk pergi ke rumah Halmeoni, Jisoo pun bersiap untuk pergi tidur. "Huaaaaa!!" Jisoo kaget saat ia melihat Jennie berada di atas atap kamarnya, tidak melayang, Jennie bersandar di atap dan menatap ke arah Jisoo. Perlahan ia mengembalikan setengah wajah buruk rupanya menjadi cantik sepenuhnya.
"Aku sudah percaya kalau kau tidak akan lagi muncul dengan rupa seperti itu, kenapa kau melakukannya lagi sekarang?" Jisoo tidak peduli, ia menarik selimutnya dan berbalik menyamping.
"Aku hanya mengingatkanmu saja kalau kau ini masih berstatus mangsa untukku."
"Iya aku tau." jawab Jisoo asal.
Wushh..
Jennie turun dari atap berubah menjadi asap kemudian berbaring di sisi Jisoo, menatap ke arahnya.
"Kamjagiya!! Yakk!! Jendeukie!!"
"Jendeukie?" Jennie mendapatkan panggilan baru lagi dari Jisoo, ia sendiri tidak tau apa arti dari nama tersebut.
"Jujur saja ya, kau itu begitu cantik, pipimu menggemaskan, sungguh. Tapi bisakah kau berhenti mengejutkanku?" Lagi-lagi Jennie mendengarkan banyak pujian yang di lontarkan oleh Jisoo.
"Ternyata kau masih belum terbiasa denganku ya?"
"Aku sudah terbiasa, tapi.. Ah sudahlah. Kita tidak bisa berbincang disini, karena Junghun pernah mendengar kita berbincang, aku tidak ingin semakin di anggap gila olehnya." Jennie ingat kejadian ini, kejadian dimana obrolan mereka terputus karena ia tau kalau Junghun menguping pembicaraan mereka.
"Aku tau."
"Tau apa?"
"Aku tau kalau dia menguping pembicaraan kita." Jisoo mengubah posisi tidurnya menjadi terlentang, ia menutup seluruh wajahnya dengan selimut.
"Dan dia mengira kalau kau adalah temanku."
"Teman?" Jennie tidak pernah merasa memiliki seorang teman, ia lebih senang melakukan segala hal sendirian karena ia pikir kalau orang lain hanya membuat apa yang ia rencakan menjadi kacau bukannya berhasil.
"Iya teman, jangan bilang kalau kau tidak memiliki teman."
"Memang tidak."
"Besok aku akan pergi ke rumah Halmeoni, entah apakah kau mau mendengarkan aku atau tidak, tapi aku meminta 1 hal padamu, bisakah kau tidak menggangguku?"
"Tidak." jawab Jennie datar.
"Ayolah Jen, aku hanya memintanya sekali ini saja. Aku juga harus menghibur diriku sendiri setelah kau terus menerus mengangetkanku, membuatku ketakutan setiap malam dan aku selalu bermimpi buruk, aku juga perlu sendirian." keluh Jisoo.
"Kau tidak suka kalau aku berada di dekatmu?"
"Suka, suka, aku suka kalau berbincang seperti ini denganmu, kau baik-baik saja, tidak dengan wajah buruk rupa dan berbuat kasar, sungguh aku sangat menyukaimu.." Jisoo tiba-tiba terdiam, Jennie juga melakukan hal yang sama, keduanya terdiam.
"Bagaimana kalau aku ikut?" Jisoo menatap ke arah Jennie, ia membuka selimutnya dan menarik napas panjang.
"Aku tidak yakin kalau kau tidak akan membunuh seseorang nantinya."
"Memang tidak, kau bisa pegang omonganku."
"Lalu kau akan berubah menjadi buruk rupa di depan keluargaku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Monster [END]
Short StoryMimpi adalah refleksi diri seseorang berupa gambaran, pikiran dan emosi yang dialami saat tidur. banyak yang berasumsi jika mimpi memiliki sebuah pertanda atau bahkan tidak ada artinya sama sekali. namun bagaimana jika kita memimpikan sesuatu yang s...